Side Story 01: Sleepy Riku

704 50 0
                                    

Riku melenguh dalam tidurnya kala deringan ponselnya terdengar begitu keras. Samar-samar ia melihat sinar mentari yang menyilaukan menerobos tirai kamar Hayato, menandakan hari sudah siang saat ini.

Dengan malas, ia menjulurkan tangannya, merogoh-rogoh atas nakas tempat ia meletakkan ponselnya kemarin. Deringan yang tidak kunjung berhenti itu menunggu pemiliknya untuk segera menjawab panggilan telepon tersebut.

"Hmm ...?" gumam Riku lemas setelah menempelkan ponsel ke telinganya. Selama sebulan menjadi kekasih Hayato, tidak pernah sehari pun kekasihnya itu melewatkan panggilan telepon untuk membangunkannya, kecuali jika Hayato tidak ke Aiolos.

Di ujung sana, Hayato terkekeh pelan mendengar suara malas kekasihnya. Senyum terukir di bibirnya yang kemudian bersuara, "Ayo, bangun. Sudah jam 11. Jangan lupa menjemput Kazu dari sekolahnya jam 12 nanti."

"Hmm," gumam Riku masih dengan mata yang terpejam. Pemuda itu mengganti posisi tidurnya, mencari spot dingin untuk membuat dirinya sendiri nyaman.

"Hei, kau mendengarku?"

"Hmm."

"Ck! Kamu perlu tidur yang lebih awal, jangan bergadang terus meskipun sedang hari libur. Kau akan kewalahan mengatur jam tidurmu nantinya saat kuliahmu dimulai," nasihat Hayato, meski Riku tidak pernah benar-benar mendengarkannya.

"Hei, bangun!" seru Hayato saat tidak mendengar respon Riku, yang ia yakini sudah kembali tertidur.

"Apakah aku perlu memberimu hukuman lagi?" Meski menggunakan nada jenaka, Riku tahu Hayato tidak main-main dengan ucapannya. Entah sudah berapa kali ia dihukum di ruang bermain Hayato ketika ia tidak sedikit bertindak di luar kehendak kekasihnya. Riku menghela nafas gusar, memutuskan untuk bangkit dari ranjang empuk itu.

"Memangnya kapan kamu tidak pernah mesum semenjak kita berpacaran, hah?" omel Riku seraya membuka lemari yang kini juga berisikan baju-bajunya. Tangannya mengeluarkan sebuah kaos coklat muda berlengan pendek dan celana kain selutut berwarna putih. Tidak lupa dengan handuk besar yang tebal, handuk Hayato yang telah berganti pemilik menjadi miliknya.

Riku dapat mendengar jelas suara tawa Hayato di seberang sana, hingga suara seorang perempuan menginterupsi.

"Tuan Hayato, aku membuatkan kopi untukmu."

"Ya, terima kasih."

Didengar dari nadanya yang centil, Riku yakin Cecilia-lah yang baru saja menginterupsi obrolan mereka. Hal itu berhasil membuat Riku berdecak tidak suka, "Hei, dia masih sering menggodamu? Kenapa kamu menerima kopinya?"

Mendengar nada cemburu dari kekasihnya, kedua ujung bibir Hayato tertarik ke atas. "Cemburu, ya?"

"Tidak, tuh!"

Hayato menahan tawanya. "Aku tahu yang mana pacarku dan yang mana bukan pacarku, jadi kamu tidak perlu khawatir. Lagipula aku hanya menerima kopi buatannya tanpa berniat meminumnya karena kalau aku menolak, ia hanya akan semakin mengganggu waktuku denganmu. Aku akan memberikan kopinya ke Maya saja nanti."

"Hmm."

Seperti dapat membaca pikirannya, Hayato telah mengucapkan apa yang kekasihnya ingin dengarkan. Riku menyalakan mode speaker dan meletakkan ponselnya di tempat yang tidak basah, sebelum menutup pintu kamar mandi dan menyalakan shower.  Suara gemericik air menarik perhatian Hayato yang tadinya menatap berkas-berkas di hadapannya, "Mandi?"

"Yep."

"Video call yuk, Babe!"

"No."

[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang