Ponsel Hayato berdering tanpa henti ketika ia baru saja masuk kembali ke kamarnya setelah menghabiskan makan malam.
Bukan, itu bukan panggilan masuk, melainkan notifikasi chat yang sudah sangat membludak.
Ia mengambil ponselnya dari atas nakas dan mencari posisi duduk yang nyaman di ranjangnya. Jari jempolnya terus-menerus melakukan scoll pada layar ponsel, sementara matanya terus bergerak, membaca semua yang dituliskan teman-temannya.
Carol: Aku kaya, eyhey!
Edward: Ada apa?
Edward: Menang undian?
Yamada: ?
Carol: Aku menang taruhan!
Carol: Besok aku bakal traktir kalian apapun, gimana?
Edward: Let's go!
Carol: Mau makan apa?
Yamada: Pizza?
Edward: Good idea!
Carol: Deal.
Carol: Kau ikut, Hayato?
Hayato: Ikut
Pizza, ya?, batin Hayato pelan.
***
"Nona Seo, lihat! Aku dibeliin ponsel keluaran terbaru!" kata Riku memamerkan ponsel barunya itu kepada Nona Seo yang sedang mengawasi kerja para pelayan. Para pelayan itu sedang mempersiapkan makanan untuk makan malam mereka saat itu.
Nona Seo menoleh dengan pandangan tanya, "Tuan muda Hayato yang membelinya?"
Riku mengangguk senang. "Benar sekali! Kau tahu apa bagian paling menyenangkannya? Tidak semua orang bisa membeli ini! Hahaha!"
"Apa ini ada hubungannya dengan lebam di bibirmu?" tanya Nona Seo pelan, mengingat sore tadi Hayato menyuruhnya untuk mengobati lebam itu.
Riku berpikir sejenak, sebelum mengendikkan bahunya acuh tak acuh. "Tidak, mungkin. Hari itu ia merusak ponselku, jadi hari ini ia menggantikan yang baru untukku."
Nona Seo tersenyum simpul. "Bagus untukmu. Istirahatlah, sudah malam."
"Ay-ay, Captain!"
***
Paginya, Riku terus-menerus memamerkan ponsel barunya ke Kaito, sampai-sampai sahabatnya itu menatapnya jengah.
"Kaito, lihat! Kamera ponselnya benar-benar jelas sekali!" pekik Riku girang seraya melihat beberapa foto yang baru saja diambilnya, foto catatannya—hanya sebagai uji coba kamera.
"Iya, kau sudah mengatakannya untuk yang ke-26 kalinya," kata Kaito seraya mendengus, membuat Riku terkekeh.
"Hehe. Maafkan aku hehehe."
Tak lama berselang, seseorang datang menghampiri mereka. "Kau sudah merasa baikan, Riku?"
Riku menoleh. Di saat itulah kedua pasang matanya bertemu dengan mata lentik milik Yui, membuatnya sedikit gugup, "Ah, iya, sudah."
Yui memutuskan kontak mata mereka terlebih dahulu. Tatapan gadis itu tanpa sengaja terhenti di benda persegi di genggaman tangan pemuda itu. Dengan nada kagumnya ia bertanya, "Wah! Apakah itu ponsel keluaran terbaru?"
"Ya! Aku baru saja dibelikan kemarin. Lihat, Yui. Kameranya benar-benar bagus," kata Riku pamer, membuat Kaito kembali mendengus.
"Sudah ke-27 kalinya kau berkata seperti itu," komentar pemuda itu, membuat Riku dan Yui tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]
RomanceCerita ini dipindahkan dari akun @im_eryn , jadi ini BUKAN MERUPAKAN PLAGIAT. *** MATURE CONTENT 🔞 READ AT YOUR OWN RISK. GAY CONTENT. VULGAR WORDS. [COMPLETED] *** "Tolong ... lepaskan aku," Riku berujar lirih. Hayato sama sekali tidak memedulikan...