Side Story 04: Back to You

420 39 1
                                    

"Ed, aku ambil sosismu, ya?"

Belum sempat Edward menyahut, Carol sudah terlebih dahulu mengambil sosis goreng terakhir kekasihnya. Edward hanya bisa tersenyum memaklumi, sebelum mendekatkan dirinya dengan bergumam pelan, "Ingin sosis yang bawah juga boleh."

"Sialan!"

"Hey, hey, hey! Kami masih bisa mendengar kalian!" seru Kaito dengan wajah yang cemberut, memperlihatkan dirinya yang jijik mendengar gombalan Edward. Berbeda dengan ekspresi yang ditampilkan Kaito, Yui yang duduk di sebelahnya berusaha mati-matian menahan jeritan histeris dari dalam dirinya. Jiwa fujo-nya terlalu mengebu-ngebu, apalagi menyaksikan serta mendengar gombalan itu secara live.

"Siapa suruh kalian mengikuti date kami?" ledek Edward seraya merangkul pundak kekasihnya, membuat Carol buru-buru berusaha melepaskan rangkulan itu. "Hey, aku sudah bilang bahwa aku tidak mau sampai orang tuaku mengetahui bahwa anaknya sudah menjadi gay! Aku akan merasa kalah nanti!"

"Iya-iya, maaf," ucap Edward kembali menarik dirinya. Kaito tertawa meledeknya, mengundang Edward mencibir dirinya. "Jadi, kenapa tiba-tiba kalian mengajukan untuk double-date?"

"Kakakku tidak akan membiarkanku pergi berdua dengan Kaito tanpa ada yang mengawasi. Kebetulan hari ini dia sibuk, jadi aku harus mencari orang lain untuk menggantikan perannya," jelas Yui.

"Wah, padahal sudah satu tahun kalian berpacaran. Jadi, apa rencana kalian setelah ini?" tanya Carol seraya mengelap bibir dengan tissue. Kaito menunjukkan dua tiket nonton berwarna coklat, "Menonton. Apakah kalian mau ikut?"

Carol mendecih. "Geez, film-nya akan segera ditayangkan dalam waktu setengah jam. Kami hanya akan mendapat bangku terdepan jika membeli sekarang."

Sontak Kaito dan Yui tertawa. "Sengaja, agar kalian tidak mengawasi kami 24 jam. Kami tahu batas yang tidak boleh dilampaui, kok."

Setelahnya, berhubung tayangan akan segera dimulai, Kaito dan Yui meninggalkan pasangan Inggris itu berdua. Edward menyenderkan kepala dengan tangan di atas mejanya, menatap Carol seraya merapikan rambut sang kekasih dengan tangan lainnya, "Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Bagaimana jika—" Ucapan Carol terhenti. Mata pemuda itu mengikuti pergerakan seorang pemuda lainnya yang melintas melewati belakang Edward, membuat kekasihnya juga turut melihat ke arah yang sama.

"Bukankah itu Hayato?" ucap keduanya kompak, sebelum mereka melihat ke satu sama lain.

"Sedang apa dia di sini? Bukankah seharusnya ia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah di jam begini?" tanya Carol seraya melirik jam tangannya. Waktu menunjukkan pukul enam sore, waktu yang kebanyakan orang habiskan di jalanan sepulang kerja.

"Ikuti saja, yuk."

Keduanya memutuskan untuk mengikuti Hayato. Pemuda itu tampak jalan mengendap-endap tanpa alasan yang jelas menuju arah bioskop.

"Sial," umpat Hayato melihat ke segerombolan orang yang masuk ke dalam ruang bioskop.

"Hoi," panggil Edward membuat Hayato tersentak. Pemuda itu tampak terkejut melihat kedua sahabatnya berada di tempat yang sama, "Kalian datang untuk menonton?"

"Tidak. Kami hanya mengikutimu dari tadi," sahut Edward. "Katakanlah. Siapa yang kamu pantau?"

Hayato menghela nafasnya berat. "Kekasihku."

Edward dan Carol saling memandang satu sama lain, sebelum akhirnya Carol bersuara terlebih dahulu, "Riku?"

Hayato menatap Carol dengan tatapan tidak percayanya. "Memangnya siapa kekasihku kalau bukan Riku?"

[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang