Ch. 13: Pervert

1.4K 98 2
                                    

"Kami persembahkan, video yang akhir-akhir ini viral di internet: Pemuda di jalanan yang viral."

Deg.

Jantung Riku berdetak semakin kencang ketika laptop tersebut sudah berhasil disambungkan ke proyektor. Kaito dan Yui menatap ke satu sama lain, tidak tahu harus melakukan apa, sebelum menatap ke arah Riku dengan pandangan cemas.

Video mulai diputar, menampilkan suasana malam. Lampu lalu lintas berubah dari merah menjadi kuning lalu berhenti di warna hijau. Kamera terus berjalan, merekam situasi di sana.

Tempat-tempat itu, jalanan itu, Riku tahu itu. Video berbeda, namun ia tahu video itu akan segera menayangkan dirinya yang telanjang.

Tepat ketika video menunjukkan sekelompok orang yang sedang berkumpul, mengelilingi sesuatu di bawahnya, Riku langsung berlari keluar kelasnya.

"Hei! Kau mau ke mana?!" teriak si Sensei yang tidak mengerti apa yang terjadi.

"Riku!" Tanpa memedulikan tatapan tajam sang guru, Kaito segera mengejar Riku. Sedangkan Yui, gadis itu berjalan ke arah depan—lebih tepatnya ke arah laptop Ichiro, sebelum menutup benda itu keras dan memukulnya dengan botol minuman yang penuh dengan air bersih.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA LAPTOP-KU?!" bentak Ichiro tidak senang setelah berhasil merebut botol minuman seukuran satu liter itu.

"Hentikan videomu!" balas Yui membentak, membuat guru pembimbing tersebut terpaksa melerai pertikaian keduanya.

"Bisakah kalian menjelaskan apa yang terjadi di sini?" tanya si guru menatap Yui dan Ichiro dengan tatapan mengintimidasi.

"Kami hanya ingin menayangkan video edukasi, Sensei," sahut Raiden dengan nada sopannya, membuat Yui ingin mencekiknya saat itu juga.

"Apa alasanmu berbuat seperti tadi, Yui?" tanya guru itu dengan tatapan kecewa kepada salah satu murid kesayangannya yang teladan itu.

"Aku tidak bisa menjelaskan alasannya, Sensei. Yang pastinya, hal ini akan merugikan orang tak bersalah," ucap Yui dengan kepala menunduk.

"Merugikan bagaimana? Kau bahkan belum menonton video presentasinya hingga selesai!" seru Kobe kesal.

Sedangkan si ketua geng, Tatsuo, terkekeh pelan mendengar perdebatan mereka. Ia bersedekap dada sebelum bersuara, "Bagaimana kalau kita menontonnya dulu? Setelah itu, kalian boleh menilainya sebagai video yang merugikan atau tidak."

"Tidak, kita tidak akan memutarnya!" ucap Yui menatap Tatsuo dengan tatapan tidak suka.

"Baiklah, kami tidak akan memutarnya jika kau bersedia menjadi kekasihku, Yui. Maukah kau menjadi kekasihku?"

***

Riku segera masuk ke dalam mobil Beni, membuat si supir yang sedang menonton film di ponselnya terkejut mendengar suara pintu penumpang yang tertutup.

"To-tolong antar aku pulang," kata Riku dengan suara bergetar sebelum melepaskan sepatunya dan duduk meringkuk. Tangannya memeluk erat kakinya, benar-benar erat.

Beni mengangguk paham. Tanpa bertanya lebih lanjut, sang supir segera melajukan mobilnya ke tujuannya.

Sedangkan Kaito, pemuda itu gagal mengejar Riku karena mobil tersebut sudah melaju terlebih dahulu.

"Benar, pulanglah," gumam Kaito dengan nafas yang tersengal-sengal. Setidaknya, jika Riku pulang, ia tidak akan merasakan malu secara langsung saat ini.

Menyadari bahwa ia tidak bisa mengejar Riku, Kaito memutuskan untuk kembali ke kelasnya. Ia mengelap keringatnya yang mengucur akibat berlarian tadi.

[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang