Side Story 05: Our New Path

821 52 3
                                    

Lima tahun kemudian ....

"Kazu, tolong jagakan Aiko dan Keiko untukku," seru Azumi yang mulai kewalahan. Ia dan Suni harus merangkai bunga dan menyelesaikannya secepat mungkin, namun Aiko dan Keiko tidak berhenti berlari mengelilinginya.

Ngomong-ngomong tentang Suni, ia belum sembuh total namun ia mempunyai tekad hidup yang begitu besar. Ia menerima banyak energi positif, apalagi sejak Hayato mengenalkannya kepada Azumi agar mereka dapat bercerita ke satu sama lain mengenai hal parenting. Berkat itu, hubungan keduanya kini begitu baik dan sudah seperti sahabat karib.

Kazu yang kini berusia sepuluh tahun segera melaksakan perintah ibunya. Ia menggandeng Aiko di tangan kanan serta Keiko—adik perempuannya yang kini berusia empat tahun—di tangan kiri, menarik mereka agar menjauh dari ibunya.

"Kakak, gendong∼" pinta Keiko. Aiko, bocah yang kini berusia lima tahun, tampak tidak suka dengan permintaan Keiko. Ia menggandeng lengan Kazu untuk menjauh dari Keiko serta berseru, "Tidak! Ia kakakku, bukan kakakmu!"

Kazu menggaruk-garuk kepalanya gusar. Ia menarik Aiko untuk kembali ke Keiko ketika sang adik tampak ingin menangis. Kazu berjongkok, membawa sang adik ke gendongannya. Alhasil, kini giliran Aiko yang ingin menangis, membuat kepala Kazu semakin pusing.

"Tapi kakak sudah berjanji akan menjaga Aiko," rengek Aiko yang sudah siap meluncurkan air matanya. Suni dan Azumi yang menyadari itu hanya terkekeh kecil.

"Maaf, malah merepotkan anakmu," ucap Suni tidak enak hati. Azumi hanya tertawa kecil. "Tidak usah sungkan  begitu. Ia sudah seperti anakku juga."

"Anak-anak, lihat apa yang kakek bawa!" seru Taro, membuat tiga anak kecil yang sudah seperti cucunya itu tersenyum senang. Azumi tersenyum dan sedikit membungkuk menyapa ayah dari kekasih adiknya itu, yang juga dibalas dengan senyuman pria paruh baya tersebut.

"Aku mau snack itu!"

"Tidak! Itu milikku!"

Dahi Kazu berkerut. Ia tidak suka makanan favoritnya direbut oleh dua adiknya itu, namun apa daya ia memilih untuk mengalah.

Hanami yang melihat aksi rebut-rebutan itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia menghampiri dua perempuan yang sedang sibuk merangkai bunga, "Apakah kalian butuh bantuan?"

Suni menggeleng. "Tidak, Bu. Kami hampir selesai."

"Azumi, apakah Hayato dan Riku masih belum tiba?" tanya Ayumi yang baru saja keluar dari dalam rumah, sebelum menyadari kehadiran calon besannya, "Eh, Nyonya Hanami."

Hanami tersenyum dan membungkukkan badan untuk menyapa, yang dibalas demikian juga dengan Ayumi. Tak lama kemudian, Akihito menyusul istrinya ke taman belakang rumah Hayato, "Ah, Hayato dan Riku sudah datang, ya?"

"Belum, mungkin sebentar lagi," sahut sang istri. Bertepatan dengan itu, terdengar suara mesin mobil yang mendekat kemudian mati. Semuanya buru-buru berjalan ke depan, menantikan tamu yang paling ditunggu untuk disambut. Namun, harapan mereka pupus ketika menyadari bahwa Zinan-lah yang baru saja pulang dari membeli grocery.

"Apa? Kenapa kalian semua malah menungguku di luar sini?" tanyanya bingung seiring dari desahan kecewa semua orang. Bahkan nenek yang sedang duduk di atas kursi roda tertawa paling keras.

Semua orang baru saja hendak masuk ketika ada mobil lain yang menghampiri. Itu mobil Hayato!

Namun, lagi-lagi harapan mereka sirna ketika orang yang turun dari mobil tersebut adalah sahabat Hayato dan Riku: Edward, Carol, Yui, Kaito, Yamada. Oh, kali ini Yoshi juga turut serta.

"Kenapa kalian membawa mobil Hayato?" tanya Zinan.

"Mobilku sedang dipinjam oleh ayahku, sedangkan mobil Yamada sedang di bengkel, jadi begitulah," jelas Carol.

[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang