Cerita ini dipindahkan dari akun @im_eryn , jadi ini BUKAN MERUPAKAN PLAGIAT.
***
MATURE CONTENT 🔞
READ AT YOUR OWN RISK.
GAY CONTENT.
VULGAR WORDS.
[COMPLETED]
***
"Tolong ... lepaskan aku," Riku berujar lirih.
Hayato sama sekali tidak memedulikan...
Seperti beberapa hari sebelumnya, Hayato bangun dua jam sebelum kelas Riku dimulai. Ia menghela nafas lega tatkala membaca pesan yang dikirimkan Yoshi kemarin. Isinya hanya berupa pesan singkat yang memperbolehkan Riku untuk kembali beraktivitas di sekolah karena pemuda IT itu sudah mengurus semuanya.
Jika Hayato hanya menemukan Chef Ida di dapur saat malam pertama Kazu menginap, maka tidak dengan beberapa hari ini. Nona Seo juga sudah di sini. Sepertinya wanita itu sudah menerka kedatangan Hayato selama Kazu masih menginap di sini.
"Anda sudah bangun, Tuan," sapa Nona Seo dengan senyum di bibirnya. Hayato hanya balas tersenyum sebelum mengalihkan pandangannya ke makanan yang sedang dimasak Chef Ida.
"Apa yang kalian masak hari ini?"
"Spicy Chicken Teriyaki Bowls," ucap Chef Ida bangga memamerkan hasil karyanya. Ia juga menghias makanan itu hingga tampak rapi dan melaparkan mata, tidak lupa menambahkan sedikit wijen sebagai sentuhan akhirnya. "Khusus milik Kazu, rasanya tidak akan begitu pedas."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Chef Ida, kau yang terbaik," puji Hayato mengacungkan jempol, dibumbui sedikit kekehan khasnya. "Mulai hari ini, Riku akan kembali ke sekolah. Saat ia pulang nanti, aku yang akan menjemputnya."
Setelah berkata demikian, pemuda itu memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk membangunkan dua manusia yang masih tertidur lelap itu.
Pertama-tama ia menghampiri Riku, menepuk-nepuk pipinya pelan, "Bangun, Riku. Kau sudah boleh ke sekolah hari ini."
Riku tidak menjawabnya. Pemuda itu hanya menggeliat pelan, merubah posisi tidurnya menjadi terlentang sebelum kembali ke alam mimpinya.
Hayato juga mencoba membangunkan si kecil dengan cara yang sama, namun hasilnya juga tidak jauh berbeda. Ia mengecup pipi si kecil gemas, menyedotnya dengan mulutnya lalu menggetar-getarkan bibirnya, membuat Kazu kecil menggeliat geli. "Stop it, Daddy!" serunya kesal.
"Bangun, Kazu," ucap Hayato menghentikan aksinya, "Kazu mau gangguin Mommy, tidak? Ayo, kita usilin Mommy sampai dia bangun."
Kazu mengucek matanya pelan ketika ia dipaksa bangun oleh daddy-nya. Hayato kembali mengecup pipi gembulnya, membuat Kazu menatapnya kesal karena ia merasa sangat terganggu.
"Daddyyyyy!" serunya kesal, membuat Hayato tertawa terbahak-bahak. Ia mengusap kepala si kecil pelan, "Bangun, bangun. Sekarang kita bangunin Mommy, yuk?"
Kazu kecil mengangguk pelan. Ia menghampiri sang mommy yang masih tertidur, menoel-noel pipinya, menarik pipi sang mommy hingga membentuk sebuah senyuman. Kazu tertawa melihat hasil karyanya. Mengganggu sang Mommy yang sedang tertidur mungkin akan segera menjadi hobi barunya karena memberi kesenangan tersendiri baginya.
"Lima menit lagi, Hayato," gumam Riku, berusaha menepis tangan yang mencubit-cubit pipinya, masih dengan mata yang terpejam. Kazu kecil mendekatkan bibirnya ke telinga Riku, berkata dengan nada yang sedikit tinggi, "Banguuuuun, Mommy!"