Side Story 02: What If

533 39 2
                                    

Pernahkah kalian menonton sebuah anime tentang seorang pemuda ninja berambut pirang asal Jepang? Pernahkah kalian menyaksikan jurus seribu bayangannya yang cukup terkenal di kalangan penonton?

"Ck! Narasi seperti apa, itu?" gerutu Riku si Dingin seraya memutar bola matanya malas. Ia duduk di sofa besar di ruang tamu seraya menatap satu per satu pelayan yang sedang bersih-bersih. Tatapan matanya berhenti pada sosok lainnya yang tengah keukeuh mengajak para pelayan untuk istirahat sejenak.

"Bagaimana kalau kalian kelelahan? Aku tidak ingin kalian sampai jatuh sakit. Kalian orang-orang yang berharga bagiku!" Itu suara Riku si Pencemas yang kerjaannya hanyalah mencemaskan hal-hal penting maupun tidak penting selama 24 jam seminggu.

"Aku pulang."

Suara Hayato terdengar oleh semua orang di dapur itu, membuat semua orang di sana buru-buru keluar untuk menyambut kepulangan sang pemilik rumah. Riku si Dingin menatap tidak suka dengan seseorang yang sudah terlebih dahulu bergelayut manja di lengan kekar Hayato, sedangkan Riku si Pencemas mulai mengkhawatirkan hal-hal yang tidak penting. "Apakah kamu kelelahan, Hayato? Apakah kamu ingin minum? Apakah kamu masih mencintaiku?"

Hayato belum sempat menjawab ketika Riku si Horny sudah tidak lagi sekedar bergelayut manja di lengannya, namun sudah mulai meraba-raba tubuh Hayato di hadapan semua orang. Para pelayan langsung menyingkir, membiarkan mereka menikmati waktu mereka sendiri. Bahkan Nona Seo yang biasanya turut antusias menyambut kepulangan Hayato juga memilih untuk meninggalkan mereka.

Di ruangan itu hanya tersisa Hayato dan tiga sosok Riku yang berbeda kepribadian. Riku si Horny tidak berhenti menggoda tubuhnya, disertai desahan-desahan kecil yang sungguh menaikkan libido Hayato.

Riku si Dingin menggeram kesal. Sosok itu berjalan menjauhi posisi berdiri mereka, membuat Hayato sedikit panik melihatnya. Belum sempat ia menyusul, ia sudah dihadang oleh Riku si Cemas yang mulai menghujamnya dengan berbagai pertanyaan yang cukup mengganggu. "Ada apa? Apakah kamu merasa tidak enak badan? Apakah kamu marah? Marah pada siapa? Aku? Kenapa?"

Hayato baru saja hendak menenangkan Riku si Pencemas, namun tiba-tiba saja alih-alih kata-kata, ia malah melontarkan lenguhan akibat perbuatan Riku si Horny yang terus bermain dengan adik kecilnya.

Hayato baru saja hendak mencapai klimaksnya ketika Riku si Dingin kembali dengan sebilah pisau di tangannya, "Mau kupotong?"

"AH!" teriak Hayato terbangun dari tidurnya. Keringat dingin bercucuran dari pelipisnya. Celananya basah akan sperma miliknya berkat mimpi itu. Entah haruskah ia menyebutnya sebagai mimpi indah ataukah mimpi buruk. Ia tidak bisa membayangkan apabila benar-benar ada tiga sosok Riku dengan kepribadian beragam seperti itu.

Hayato membangunkan Riku ketika ia menyadari hari sudah pagi. Ia bahkan mencuri kecupan singkat bibir kekasihnya itu, "Babe, ayo bangun. Ini hari pertamamu orientasi di kampus baru, bukan?"

Setelahnya, Hayato membersihkan dirinya, mencoba melupakan mimpi aneh tersebut.

***

Seluruh mahasiswa baru tampak berbaris rapi mengikuti instruksi senior yang telah diberikan. Beruntung Hayato sudah menjejalnya dengan makanan yang banyak pagi tadi, alhasil Riku masih belum merasa lapar di saat yang lainnya mulai terserang maag. Sinar mentari yang terik membuat banyak dari mereka yang jatuh pingsan.

"Intinya, kalian harus mengumpulkan tanda tangan kami sebanyak-banyaknya, minimal lima puluh senior. Deadline-nya adalah tiga hari kedepan. Jika kalian gagal, otomatis kalian gagal menyelesaikan orientasi ini dan diwajibkan untuk mengulang tahun depan. Kalian juga tidak akan bisa wisuda apabila belum mendapat sertifikat lulusnya orientasi mahasiswa baru ini, paham? Adakah yang ingin bertanya?" jelas salah satu senior laki-laki di sana.

[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang