"Jadi ... Riku, bagaimana pendapatmu?" Ayumi tiba-tiba bertanya, membuat Riku menatap sang ibu bingung.
"Kau tidak memberitahunya, Hayato?" tanya Azumi yang sedang mengambil sesuap nasi untuk menyuapi buah hatinya.
"Belum. Kukira aku akan memberitahunya nanti saja," ucap Hayato yang masih sibuk mengunyah seraya mengupas kulit udang di tangannya.
"Kalau begitu, ibu saja yang beritahu. Mulai hari ini, Kazu akan tinggal bersama kalian karena kami mempunyai beberapa urusan," jelas Ayumi secara singkat, padat, dan jelas, namun meninggalkan tanda tanya di kepala Riku. Sungguh, semua ini benar-benar mendadak. Juga, kenapa mereka memberitahunya hal itu? Ia bahkan bukan siapa-siapa di keluarga itu.
"Riku, apakah kamu mendengarkan?" tegur Ayumi karena Riku tidak kunjung menjawab, membuat si pemuda yang masih berseragam sekolah itu tersentak kaget. "Dengar, Tante."
"Berarti nanti Kazu akan pulang bersama daddy?!" seru Kazu bersemangat sambil mengunyah makanannya.
"That's right, Kazu."
"YEAAAAAAAY!" seru Kazu bersemangat, turun dari duduknya dan melompat-lompat kegirangan, membuat ibunya menggerutu kesal, "Kazuuuuuu! Jangan melompat-lompat kalau kamu sedang makan."
Si kecil tentu tidak mendengarkan perkataan ibunya. Ia menghampiri Hayato, menarik sang daddy untuk mendekat ke arahnya, dan membisikkan sesuatu di sana.
"Kazu, berhenti membujuk daddy untuk membelikanmu permen. Mama tahu semuanya," ucap Azumi masih memantau kelakuan anaknya, namun Kazu tetaplah Kazu. Ia tidak peduli.
Yang penting, ia mendapatkan yang ia mau.
***
"Kami pulang dulu ya, Ayah, Ibu," pamit Hayato. Tangan kirinya menenteng tas besar yang berisikan pakaian Kazu yang telah disiapkan Azumi sebelumnya.
"Saya juga pulang dulu ya, Om, Tante," kata Riku ikut pamit. Melihat mommy dan daddy-nya pamit, Kazu kecil ikut menyuarakan pamitannya, "Mama, Papa, Kakek, Nenek, Kazu pamit."
"Hati-hati ya, Kesayangannya Nenek," ucap Ayumi memeluk cucunya erat. Ia akan merindukan si kecil selama ia melakukan pemotretan di luar negri, mengingat ia sudah sering menghabiskan waktu bersama cucu satu-satunya itu.
"Jaga anakku baik-baik, Hayato. Kalau terjadi apa-apa, pisau dapur siap melayang," ucap Azumi dengan santainya, membuat Hayato meliriknya horor.
"Inilah kerugiannya mempunyai kakak yang menyeramkan," ucap Hayato bergidig ngeri, membuat semua orang di sana tertawa kecil, termasuk Kazu yang tidak begitu mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.
"Riku, tolong awasi agar anakku tidak diberi terlalu banyak makanan yang manis-manis, oke?"
"Baik, Kak."
Suasana mobil selama perjalanan pulang sungguh terasa ceria dengan lelucon-lelucon kecil yang dilontarkan Kazu. Riku sesekali ikut menimbrung apa yang dikatakan Kazu agar si kecil tidak bosan berceloteh.
"Kazu suka sekali memakan permen. Apakah mommy juga suka?" tanya Kazu, menanti jawaban sang mommy.
Riku sudah mulai terbiasa mendengar Kazu yang memanggilnya dengan sebutan mommy, sedangkan Hayato, pemuda itu masih tampak menahan tawanya. Bedanya, Hayato sudah dapat lebih mengontrol tawanya agar tidak meledak secara mendadak-
"Mommy juga suka, tetapi hanya dalam jumlah sedikit. Soalnya kalau makan terlalu banyak, gigi kita akan menjadi berlubang. Kalau berlubang, hiiiiy, menyeramkan!" ucap Riku
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]
RomanceCerita ini dipindahkan dari akun @im_eryn , jadi ini BUKAN MERUPAKAN PLAGIAT. *** MATURE CONTENT 🔞 READ AT YOUR OWN RISK. GAY CONTENT. VULGAR WORDS. [COMPLETED] *** "Tolong ... lepaskan aku," Riku berujar lirih. Hayato sama sekali tidak memedulikan...