Riku baru saja selesai menyimpan semua alat tulisnya ketika Kaito sudah lebih dulu menghampirinya.
"Ada sebuah cafe baru tidak jauh dari sini. Mau pergi bersama?" ajak Kaito
Bukannya Riku tidak mau. Pemuda itu malah sangat ingin menemani Kaito ke sana, namun ia sudah berjanji pada Hayato bahwa ia akan segera pulang setelah sekolah selesai.
"Maaf, aku tidak bisa, Kaito. Aku sudah berjanji pada Hayato bahwa aku akan langsung pulang setelah sekolah usai," kata Riku dengan wajah yang tidak enak. Kaito hanya mengangguk menanggapi pernyataan Riku.
"Sebenarnya, aku tidak mengerti. Kenapa ia melarangmu bertemu orang tuamu sebagai imbalan kontrak itu? Lalu, kenapa ia mau ribet-ribet mengurus hidupmu? Mengapa ia menyelamatkanmu setelah menyakitimu? Aku benar-benar tidak mengerti," kata Kaito. Ya, Riku sudah menceritakan semuanya ke Kaito, kecuali untuk bagian ketika Hayato melecehkannya di club, juga cara Hayato memaksanya makan kemarin.
"Aku juga tidak tahu," sahut Riku sambil mengendikkan bahunya acuh tak acuh. Pemuda itu menyampirkan tasnya ke bahunya, lalu mengambil botol minum dari atas meja.
"Mengapa ia berbuat begitu? Jangan-jangan, ia menyukaimu!" seru Kaito heboh sendiri seraya berjalan keluar kelas bersama Riku.
"Tidak mungkin. Ada-ada saja," kata Riku sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap datar sahabat satu-satunya itu. Pemuda itu menutup pintu kelasnya, karena merekalah orang terakhir yang keluar dari kelas. Teman-teman mereka yang lain sudah hilang entah ke mana.
"Bisa saja, 'kan? Kalau bukan karena ia menyukaimu, apa lagi? Fix, ia pasti menyukaimu, makanya ia melakukan ini!" seru Kaito seraya menepuk-nepuk dadanya bangga.
Riku hanya mencibir pelan, sebelum sebuah suara bass menginterupsi dari arah depan, "Oh, tentu saja tidak. Yui tentu tidak boleh menyukaimu, karena ia hanya milikku!"
Suara yang lantang nan menggelegar itu berhasil membuat Riku dan Kaito menoleh ke arah yang sama secara bersamaan. Kedua pasang mata itu membulat sempurna tatkala mereka menemukan lima orang pemuda tadi sedang berdiri di ujung lorong; menunggu mereka.
"Bukan seperti itu! Kalian salah paham!" seru Riku panik ketika mereka berjalan mendekat. Derap langkah kaki yang awalnya terdengar secara samar-samar, kini semakin terdengar jelas ke indera pendengaran mereka.
"Kita belum menyelesaikan urusan tadi, Bocah," kata si pemuda dengan tubuh paling normal, lebih tepatnya dialah si bos di antara kelima orang itu; Tatsuo namanya.
Riku tersenyum paksa. "Aku tidak ingin mencari gara-gara denganmu lagi, oke? Aku minta maaf. Hehe."
Setelah berkata demikian, Riku segera berlari, menarik Kaito bersamanya. Sayangnya, hasil usaha mereka untuk melarikan diri tidak seindah hasil awal. Kali ini kelima orang itu sudah mengepung mereka terlebih dahulu, membuat mereka gagal mendapatkan jalan kabur lainnya.
"Mau apa kalian, hah?" seru Riku, memberanikan diri menatap kedua mata Tatsuo dengan garang. Bukannya berhasil menakuti pemuda itu, Riku malah mendapat bogeman mentah dari si yang paling kurus, Reiji, membuat Riku langsung jatuh tersungkur. Wajah pemuda itu bahkan menjadi sedikit berwarna biru di sekitar bibirnya.
Tak mau kalah, Riku segera berdiri dan membalas mereka, namun si paling pendek—Kobe—sudah terlebih dahulu menendang kakinya hingga terjatuh.
"Aduh!" ringis Riku kesakitan. Kaito segera menghampirinya, "Sudah, Riku. Jangan membalas mereka lagi."
Riku mendecih tidak senang. "Cih! Kalian kira, aku tidak berani melawan, gitu? Rasakan ini!"
Riku mencoba melayangkan tonjokan lainnya, namun tepat saat itu, seseorang yang usianya lebih tua dari mereka menahan pergelangan tangan Riku.
![](https://img.wattpad.com/cover/246081088-288-k22872.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]
RomantizmCerita ini dipindahkan dari akun @im_eryn , jadi ini BUKAN MERUPAKAN PLAGIAT. *** MATURE CONTENT 🔞 READ AT YOUR OWN RISK. GAY CONTENT. VULGAR WORDS. [COMPLETED] *** "Tolong ... lepaskan aku," Riku berujar lirih. Hayato sama sekali tidak memedulikan...