"Berarti, mulai malam ini kamu sudah kembali ke rumahmu, dong?" tanya Yui dengan nada kecewa usai mendengar cerita Riku. Saat ini mereka jalan berempat ke arah gerbang, mencakup Kaito dan Yoshi. Seperti biasa, Yoshi jarang mengeluarkan kata-kata, atau bahkan bisa dibilang hampir tidak pernah.
Aktivitas sekolah hari ini sudah selesai, diakhiri dengan pengumuman dari guru yang menyatakan ujian semester akan segera dilaksanakan dalam waktu satu bulan.
Riku mengangguk membalas pertanyaan yang Yui lontarkan. "Ya, begitulah."
"Duuuuh! Padahal, aku sudah sangat mengharapkan kalian untuk jadian," rengek Yui kecewa. Mendengar itu, semburat merah menghiasi wajah pemuda itu hingga membuatnya salah tingkah, "A-apa maksudmu!?"
"Kenapa suaramu meninggi?" tanya Yui dengan tawa mengejek di akhirnya. Riku hanya tersenyum masam menyadari nasib malangnya yang terus diledek.
"Riku, kau tahu, aku akan mendukungmu meskipun kau gay dan menyukai si Hayato, asal kau bukan menyukaiku saja karena aku menyukai Yui," kata Kaito ikut-ikutan meledeknya, membuat Riku memicingkan matanya, menatap mereka kesal.
"Apaan, sih!" serunya salah tingkah, lalu berjalan cepat dengan sedikit menghentak-hentakkan kakinya menuju gerbang. Yui dan Kaito tertawa terbahak-bahak melihatnya, sedangkan Yoshi, hanya seulas senyum simpul tercetak di bibirnya—bahkan hampir seperti tidak tersenyum sama sekali.
Kaito dan Yui berlari untuk mengejar Riku, berbeda dengan Yoshi yang hanya sekedar mempercepat langkahnya.
"Pangeran bermobil merahmu sudah menunggu di depan gerbang seperti biasa, tuh!" ledek Yui ketika gadis itu menyadari keberadaan Hayato yang tengah bersender di tembok dengan ponsel di tangannya, seperti tengah menunggu kedatangan seseorang. Mobil merah milik Hayato juga sudah terparkir rapi di tempat yang biasanya terparkir mobil putih dengan Beni di dalamnya.
"Kenapa bengong? Pergilah!" seru Yui yang kelewat bersemangat, malahan Riku yang terbengong-bengong dibuatnya.
"Aku pamit," pamit Riku, yang langsung diusir Yui, "Tidak usah pamit-pamit. Pergi ke pangeranmu, sana!"
Riku sempat tersenyum masam sebelum menghampiri Hayato. Pemuda tinggi itu yang menyadari keberadaannya pun segera menyimpan kembali ponselnya.
Setelah berbasa basi sejenak, keduanya masuk ke dalam mobil Hayato dan kendaraan beroda empat itu pun melaju pergi.
"Uwu, mereka menggemaskan sekali! Aku berani bertaruh jika pada akhirnya Riku tidak akan pernah lepas dari pesona Hayato!" seru Yui tertawa misterius, membuat Kaito bergidig ngeri.
Kedua orang itu terlalu fokus dengan dunia mereka sendiri, berbeda dari seseorang yang berada di belakang mereka. Ia merasa ada sesuatu yang ganjal.
Ceklek!
Samar-samar ia mendengar suara kamera dari arah belakang. Ia mengadah ke atas, menemukan sebuah CCTV yang merekam mereka yang di sana.
Perfect.
***
"Mau ke mana kita?" tanya Hayato yang masih sibuk dengan kemudinya.
"Aku tidak tahu."
Dahi Hayato berkerut tatkala mendengar pernyataan yang dilontarkan pemuda di sebelahnya. "Kau belum merencanakan apapun?"
"Belum," jawab Riku dengan cengiran menghiasi wajahnya, membuat Hayato menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Baiklah. Bagaimana kalau kita makan dulu, sembari mencari-cari tempat yang akan kita kunjungi?" usul Hayato yang langsung disetujui oleh Riku.
Mobil merah itu akhirnya terhenti di sebuah cafe yang mereka temui. Keduanya turun dari mobil lalu masuk ke cafe, menempatkan diri mereka di sebuah meja untuk dua orang. Riku menyebutkan makanan yang ia inginkan, disusul oleh Hayato yang juga melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]
RomansaCerita ini dipindahkan dari akun @im_eryn , jadi ini BUKAN MERUPAKAN PLAGIAT. *** MATURE CONTENT 🔞 READ AT YOUR OWN RISK. GAY CONTENT. VULGAR WORDS. [COMPLETED] *** "Tolong ... lepaskan aku," Riku berujar lirih. Hayato sama sekali tidak memedulikan...