Riku meletakkan pensil yang baru saja ia gunakan ke sebelah kertas putih di hadapannya. Bibirnya tersenyum puas melihat deretan jawaban yang telah ia isi dengan semua yang ia pelajari. Tidak sia-sia dirinya bergadang selama beberapa malam belakangan ini. Hari terakhir ujian adalah hari yang sudah lama ia nantikan dan hal itu terjadi hari ini.
Ngomong-ngomong, sejak pemuda itu dipulangkan dari rumah Hayato, belum sekalipun Riku bertemu kembali dengan mantan walinya. Bayangan yang ia lihat di sekolah sebelum insiden terkunci, kini tampak meragukan bagi Riku. Pemuda itu tidak yakin lagi bahwa Hayato benar-benar mengunjungi sekolahnya hari itu. Lagipula, Hayato tidak ada hubungannya dengan sekolah Riku, setidaknya itu yang pemuda itu kira.
Apa yang sedang dilakukan Hayato? batin Riku bertanya-tanya. Ia benar-benar merindukan pemuda tinggi itu, namun tidak menemukan ide yang bagus untuk mengajak pemuda itu bertemu.
Lagipula, setiap kali ia mengunjungi Aiolos untuk bertemu pemuda itu, Maya—asisten Hayato—selalu memberitahunya bahwa atasannya sedang tidak berada di dalam kantornya. Pekerjaan Hayato sepertinya sudah terlalu menumpuk, sampai-sampai pemuda itu terasa seperti sudah menghilang sepenuhnya dari kehidupan Riku.
Riku juga pernah beberapa kali mencoba untuk mengirim pesan-pesan sapaan kepada Hayato, namun pemuda tinggi itu tidak pernah membalasnya. Riku tidak bisa menyalahkan Hayato sepenuhnya, karena ia jarang sekali melihat Hayato berkutat dengan ponselnya, apalagi dengan kondisi rumahnya yang jarang memiliki signal yang bagus.
Riku berani menjamin, Hayato pasti tidak tahu bahwa Riku sempat keracunan asap putih hingga harus menginap dua malam di rumah sakit. Riku mendengus pelan. Mengapa Hayato begitu cuek?
Tidak hanya Hayato, Tatsuo dan teman-temannya juga seperti ditelan bumi. Mereka tidak pernah lagi tampak di lingkungan sekolah. Menurut penuturan Yoshi sih, Tatsuo dan teman-temannya itu sudah tidak bersekolah lagi di sana. Riku tidak mengetahui alasan pastinya karena Yoshi enggan memberitahunya.
Bel berbunyi menandakan jam pelajaran berakhir. Semua siswa diminta untuk segera mengumpulkan kertas yang telah mereka isi. Yui dan Kaito langsung mendatangi Riku begitu selesai menyerahkan kertas ujian mereka.
"Akhirnya hal yang kita tunggu telah tiba! Liburaaaaan!" seru Yui bersemangat. Kaito ikut berseru senang, "Akhirnya aku tidak perlu bergadang lagi!"
"Aku jugaaa!" seru Riku tidak mau ketinggalan, sebelum ketiganya tertawa bersama.
"Jadi, apa yang Hayato berikan padamu untuk merayakan hari terakhir ujianmu?" tanya Yui dengan tatapan menggoda, namun disambut Riku dengan senyuman miris.
"Kami sudah tidak berhubungan lagi."
Yui terkejut, begitu juga dengan Kaito. Sejak Riku keluar dari rumah sakit, mereka belum sering berkumpul untuk bercerita karena pada saat itu masing-masing sibuk belajar demi hasil ujian yang memuaskan.
"Bukankah kalian janjian untuk tetap menghubungi satu sama lain?" tanya Kaito.
Riku tersenyum masam. "Kukira itu yang akan terjadi, tetapi apa? Pada nyatanya, tidak pernah sekalipun Hayato membalas pesan-pesanku."
"Langsung datangi saja kantornya," usul Yui. Riku menggeleng pelan, "Sudah beberapa kali kulakukan, namun Hayato selalu tidak pernah berada di dalam kantor. Ia seperti sedang menghindariku hingga menghilang dari bumi, meskipun itu hanyalah pernyataan konyol karena ia tidak memiliki alasan apapun untuk menghindariku."
"Kau tidak mencoba menghubunginya?" Kaito kembali bertanya, yang kembali disahut gelengan kepala Riku. "Aku tidak menemukan alasan yang tepat untuk menghubunginya."
Yui ikut menghela nafas kecewa. Gadis itu merasa miris dengan hubungan Riku dengan sahabat kakaknya itu, namun tiba-tiba saja gadis itu tersenyum cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]
RomanceCerita ini dipindahkan dari akun @im_eryn , jadi ini BUKAN MERUPAKAN PLAGIAT. *** MATURE CONTENT 🔞 READ AT YOUR OWN RISK. GAY CONTENT. VULGAR WORDS. [COMPLETED] *** "Tolong ... lepaskan aku," Riku berujar lirih. Hayato sama sekali tidak memedulikan...