Setelah mengobati luka di jari manis dan kelingking Riku, sang perawat memberikan perban untuk melindungi kedua jari kanannya itu.
"Lukanya tidak parah, seharusnya akan segera sembuh dalam waktu seminggu," ucap sang perawat. Hayato dan Riku mengangguk paham, disertai si kecil yang terlebih dahulu membungkuk dan berceletuk, "Terima kasih."
Ketiganya keluar dari klinik yang dekat dengan keberadaan kebun binatang tersebut lalu masuk ke dalam mobil. Hayato di kursi pengemudi, Riku di sebelahnya, dan Kazu tetap di belakang seperti biasa.
"Sekarang kita mau ke mana?" tanya Hayato, menoleh ke arah pemuda di sebelahnya sebelum beralih ke lelaki mungil di belakang. Sudah tiga jam lamanya mereka berkeliling di kebun binatang hingga kecelakaan kecil itu terjadi.
"Kazu lapar," ucap Kazu seraya memegang perutnya, mengelus-ngeluskan telapak tangannya dengan arah melingkar.
"Apakah Kazu ingin memakan sesuatu?" tanya Hayato meminta ide. Si kecil tampak berpikir sejenak sebelum mengacungkan jarinya ke atas, "Kazu ingin memakan es krim."
"Tidak, Kazu. Tidak bagus jika memakan es krim dalam kondisi perut kosong," tolak Riku. Kazu bersedekap dada dengan wajah cemberutnya, "Tapi Kazu ingin es krim."
Hayato mengelus kepala si kecil lembut, "Benar kata mommy. Nanti daddy belikan es krim setelah kita makan makanan berat, ya."
Wajah Kazu kecil menunjukkan bahwa dirinya kurang puas dengan ide sang daddy, namun si kecil tetap menganggukkan kepalanya pelan. Ia menyodorkan kelingking mininya, "Janji, ya?"
Hayato mengangguk dan mengaitkan kelingkingnya ke jari si kecil, "Iya, daddy janji. Jadi, sekarang Kazu ingin makan apa?"
Kazu tampak berpikir sejenak sebelum menoleh ke arah sang mommy, "Mommy ingin makan apa?"
"E-eh? Terserah Kazu saja," sahut Riku yang tidak menyangka akan ditanya oleh si kecil. Ia ingin sekali memakan makanan seafood, tetapi ia merasa tidak enak hati mengungkapkannya.
"Kazu tidak tahu," ucap Kazu. Di pikirannya tidak ada hal lain lagi selain es krim. Rasanya yang manis bercampur dingin, benar-benar membuatnya menelan air liur.
"Pilihlah, Riku," ujar Hayato yang kini menatapnya, menunggu jawabannya. Riku berpura-pura berpikir sejenak, meskipun ia sudah memikirkannya sedaritadi, sebelum akhirnya ia kembali bersuara, "Seafood, mungkin? Aku tiba-tiba teringat saja."
Hayato mengangguk paham sebelum kembali melajukan mobilnya ke tempat yang dituju. "Kalau begitu, kita makannya di pantai saja, ya. Area ini sudah dekat dengan pantai."
Mendengar kata pantai, Kazu yang tadinya mengambek dalam diamnya kembali bersemangat, "Yeay, pantai! Nanti Kazu ingin bermain pasir dan air laut!"
"Tapi Kazu tidak membawa baju ganti, lho?" ucap Riku. Ia tidak terbiasa bepergian bersama anak kecil, sehingga ia tidak terpikir untuk membawa baju ganti.
Riku menatap Hayato dengan pandangan bingung tatkala pemuda itu tertawa kecil, "Tenang saja, aku membawanya. Aku memang dari awal sudah berencana membawa kalian ke pantai."
"A-ah ... oke."
Matahari masih tampak bersinar saat mobil Hayato mulai mendekati area pantai. Angin bertiup sepoi-sepoi, tampak dari daun-daun kecil yang menari-nari. Pemandangan air laut yang lebar mulai mengintip dari balik pepohonan yang menghiasi pandangan melalui jendela, membuat Kazu semakin kagum dengan apa yang dilihatnya.
"Pantai!" soraknya senang. Riku juga mengikuti arah pandang si kecil, menatap hamparan air laut yang tampak berwarna biru keabuan. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia dibawa ke pantai. Saat itu ia datang bersama kedua orang tuanya, bersama dengan seorang nenek yang selalu menjaganya saat kecil. Ah, memikirkan hal itu membuatnya teringat sudah berapa lama ia tidak mengunjungi sang nenek. Apakah nenek baik-baik saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]
RomanceCerita ini dipindahkan dari akun @im_eryn , jadi ini BUKAN MERUPAKAN PLAGIAT. *** MATURE CONTENT 🔞 READ AT YOUR OWN RISK. GAY CONTENT. VULGAR WORDS. [COMPLETED] *** "Tolong ... lepaskan aku," Riku berujar lirih. Hayato sama sekali tidak memedulikan...