Ch. 20: Good Night

1K 84 1
                                    

Ch. 20: Good Night

"A-aku pakai celanaku yang tadi saja," ucap Riku, mencoba merogoh kembali celananya yang basah tadi, namun tangannya segera ditepis oleh Hayato.

"Kursi mobilku bersifat kain, tahu! Aku tidak mau kursiku basah dan berbau garam serta amis nantinya," ucap Hayato. Pemuda yang lebih tinggi itu membalikkan tubuh Riku, menyodorkan kaos T-shirt di tangannya.

"Ganti bajumu dengan yang ini. Ini akan menutupimu hingga ke lulut," ucap Hayato. Riku segera mengambilnya, kembali membelakangi Hayato untuk mengganti baju berlengan panjang ke kaos yang lebih longgar dibandingkan yang sebelumnya, tampak dari pakaian itu yang menutup hingga ke atas paha nyaris selutut, membuatnya terlihat seperti sedang mengenakan dress versi laki-laki.

Yah, setidaknya baju itu lebih menutupi kemaluannya, meskipun masih tampak tonjolan dari balik kain di sana.

Hayato membalikkan tubuh Riku, berjongkok di hadapannya, membuat pemuda itu berteriak pelan dengan semburat merah yang kembali menghajar wajahnya, "A-apa yang kau lakukan?"

Hayato tidak menjawab. Pemuda itu menyingkap sedikit pakaian Riku, menampilkan sesuatu yang panjang dan bergelantungan di sana, tetapi bukan hantu.

"Ha-Hayato!" seru Riku yang hendak bergerak menjauh, namun segera ditarik oleh Hayato. "Diamlah."

Wajah Riku benar-benar seperti kepiting rebus saat ini, apalagi ketika Hayato menutupi pipanya dengan bagian tubuh kaos berlengan panjang itu. Jantungnya berdetak begitu kencang. Gesekan-gesekan kecil antara baju dengan miliknya itu juga membuatnya sedikit terangsang, dan mungkin sudah mendesah jika tidak mengigat keberadaan Kazu di sana.

Hayato meliliti lengan bajunya ke masing-masing kaki dari paha hingga ke lutut Riku, membuatnya tampak seperti ada mengenakan celana pendek selutut yang hanya saja tertutupi baju yang panjang itu. Ujung bawah dari kaos berlengan panjang itu ia ikatkan ke pinggang Riku agar tidak terjatuh.

"Sempurna," ucap Hayato seraya menutup kembali baju Riku dengan benar. Wajah Riku benar-benar merah, namun sepertinya Hayato tidak menyadarinya karena pemuda itu bahkan tidak menatap ke wajahnya. Pemuda itu mengambil tasnya, "Ayo, keluar."

Hayato keluar dari bilik dengan menggandeng Kazu di kanannya. Tangan kirinya ia gunakan untuk menenteng tas yang semakin berat karena berisi pakaian mereka yang basah. Riku berjalan mengekori mereka dari arah belakang, sedikit menghela nafas kecewa karena Hayato tidak lagi menggandeng ataupun merangkulnya lagi.

Namun di sisi lain, Riku benar-benar bersyukur dengan ide brilian Hayato. Ia tampak seperti mengenakan celana, padahal tidak. Juga, seandainya tadi ia bersikeras untuk mengganti pakaiannya sendiri, mungkin ia tidak akan selamat dari situasi ini.

"Kenapa muka mommy merah sekali?" celetuk Kazu dengan polosnya, membuat Riku ingin sekali menempel bibir bocah itu dengan alat perekat.

"Ma-mana ada!"

"Kenapa wajah daddy juga merah?" Pertanyaan yang baru saja dilontarkan Kazu kecil berhasil menarik perhatian Riku. Ia tidak bisa melihat wajah Hayato dengan jelas karena pemuda dengan tubuh lebih tinggi itu berjalan di depannya.

Apakah Hayato juga malu dengan kejadian barusan, sama sepertinya?

"Udaranya panas sekali, Kazu."

Helaan nafas kecewa kembali lolos dari bibir Riku. Entahlah, hanya saja ia sungguh merasa kecewa dengan hal-hal yang berjalan tidak sesuai dengan ekspetasinya.

"Hal yang paling tepat untuk menghilangkan rasa panas adalah dengan memakan makanan dingin dan manis. Daddy, apakah kita akan membeli es krim sekarang?" tanya Kazu kecil dengan tatapan berharapnya. Hayato yang menyadari hal itu tertawa pelan, "Baiklah. Ayo, kita beli es krim sekarang."

[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang