🍂🍂🍂
"Lysander, loe harus dengerin gue baik-baik dulu. Jangan gegabah. Ok?" Haris menatap Lysander serius pagi itu. Napasnya tersengal sepertinya anak itu baru saja berlari sekuat tenaga. Bahkan ransel pun masih melekat di punggungnya.
"Apaan?" Lysander yang sedang mengerjakan PR Fisika di mejanya menatap sengit sahabatnya itu.
Haris melepaskan ranselnya. Mengatur napasnya sebelum kembali bicara. Sungguh rasanya sangat melelahkan berlari dari area parkiran sampai ke kelasnya. "Anjing pokoknya, San!" katanya.
"Loe yang anjing. Nggak jelas banget!" Lysander kembali melanjutkan kegiatannya. Semalam ia tak sempat mengerjakan tugasnya itu akibat efek obat yang diberikan Lionel. Ia jadi tertidur seperti orang mati.
"Udah diem kalau nggak penting. Fisika gue belum selesai. Loe kalau cuma mau ganggu mending loe enyah!" omelnya.
"Ersya sama Farrel." celetuk Haris.
Lysander menghentikan kegiatannya. Lantas menatap Haris serius. "Maksud loe?" tanyanya.
"Ersya sama Farrel yang udah menyebarkan foto Alis lagi merokok di mading beberapa hari lalu," suara Haris di setel serendah mungkin karena suasana kelas yang sudah cukup ramai.
Dahi Lysander berkerut. "Info darimana loe?" tanyanya.
"Gue denger sendiri tadi di toilet." Haris menatap netra Lysander. Menghitung dalam hati kalau saja anak itu murka ia bisa langsung mencegahnya.
"Tunggu, bukannya mereka emang deket sama Alis? Gue sering lihat mereka makan bareng di kantin." komentar Lysander.
"Lebih tepatnya mereka adalah orang yang sudah membuat Alistaire berani mencoba rokok." sahut Haris dengan suara berbisik.
"Mereka mendekati Alistaire hanya untuk merusak nama baiknya." Haris berpendapat.
"Alistaire nggak punya nama baik. Nama baik apaan? Setiap hari kerjanya cari ribut melulu. Pak Slamet bahkan udah muak selalu nama Alistaire yang beliau tulis di daftar siswa bermasalah." Lysander berdecih.
"Lantas apa bedanya sama loe, Brengsek!" sungut Haris.
Lysander hanya merotasikan bola matanya tak peduli.
"Selain Alistaire, pemilik nama terbanyak di daftar siswa bermasalah ya elo, Nyet. Siapa lagi?" tambah Haris semakin sengit. Sahabatnya itu terkadang harus berkaca sebelum membicarakan orang lain.
"Jadi?"
"Jadi intinya Ersya sama Farrel nggak sepenuhnya tulus berteman sama Alistaire." tutup Haris.
Lysander manggut-manggut. "Terus maksud loe tadi apa? Gue jangan gegabah?" tanyanya.
"Oh itu," Haris menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia sendiri tak menyangka kalau reaksi Lysander ternyata tak sesuai prediksinya.
"Loe pikir gue bakal langsung nonjok Ersya sama Farrel gitu setelah gue tahu mereka yang udah bikin Alis di skors?" Lysander tertawa penuh seringaian.
Haris mengangguk seraya melontarkan cengiran konyolnya.
"Ogah gue mengotori tangan gue buat nonjok Ersya sama Farrel. Biar aja jadi urusan Alistaire. Lagian sejak kapan gue peduli sama Alistaire?" decih Lysander.
![](https://img.wattpad.com/cover/281156159-288-k541302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SADAJIWA
FanfictionMereka yang satu namun tak dipersatukan oleh takdir. Mereka yang seharusnya bersama namun tak dibiarkan bersama oleh waktu. Dan mereka yang berbahagia namun tak dibahagiakan oleh semesta dan segala isinya. Tentang ia dan ia yang tergores luka tanpa...