☘️ Triánta eptá

911 154 38
                                    

🍂🍂🍂

"Jantung Leandre mungkin nggak akan mampu menahan pertumbuhan tubuhnya. Dengan sangat menyesal gue harus menyampaikan semua ini supaya kalian berdua mengerti." Carlo lantas menghela napas panjang. Menatap Arsen dan Raena yang duduk di hadapannya.

"Jadi maksud lo kondisi jantung Leandre bisa terus memburuk seiring pertumbuhan tubuh dan usianya?" Arsen menatap lekat netra Carlo di hadapannya.

Carlo mengangguk pelan. "Pertumbuhan Leandre mungkin akan membuat jantungnya semakin melemah. Jantungnya akan jauh lebih bekerja keras." jelasnya.

"Kenapa? Leandre bahkan sudah melakukan pembedahan. Bukankah seharusnya semuanya baik-baik saja, Carl?" Arsen masih menatap lekat sahabatnya itu.

Raena yang duduk di sisi Arsen segera menyentuh tangan pria tersebut dan menggenggamnya erat. Membayangkan garis lurus cukup kentara di sekitar dada Lysander. Ya, putranya itu pernah melakukan pembedahan jantung saat usianya masih delapan tahun. Saat itu menjadi kenangan paling buruk bagi Raena maupun Arsen. Pembedahan tersebut dilakukan untuk memperbaiki struktur jantung Lysander. Tidak menyembuhkan, hanya untuk mengurangi sedikit rasa tak nyaman yang terus mendera.

"Arsen, gue sudah pernah mengatakannya, bukan? Kondisi jantung Leandre cukup berbeda dengan kasus kebanyakan. Dan nggak ada yang bisa menjamin kesembuhan total untuk itu." Carlo sungguh dengan berat hati harus mengatakan fakta tersebut lagi pada kedua sahabatnya itu.

Arsen menghela napas frustrasi. Ia balas genggaman tangan hangat Raena. Wanita di sisinya terlihat cukup tenang. Namun ia tahu betapa ucapan Carlo barusan cukup membuatnya sedikit menegang karena terkejut.

"Lantas apa yang harus gue lakukan, Carlo?" kali ini Raena yang bertanya. "Leandre terlihat baik-baik saja selama ini. Leandre cukup bersemangat melakukan semua aktivitasnya." celotehnya.

Carlo mengangguk mengerti. "Kita hanya perlu mendukung apapun yang ingin Leandre lakukan selagi itu semua tidak melewati batas kemampuannya, Ra." katanya.

"Anak gue bahkan sudah berhasil membatasi dirinya sendiri sejak kecil. Sampai sejauh mana Leandre harus terus membatasi dirinya?" Raena cukup frustrasi. Wajah Lysander terus berkelebat dalam benaknya. Ia tidak akan pernah bersedia kehilangan siapapun dalam hidupnya.

Carlo tak memberi jawaban untuk pertanyaan Raena yang memang tak memerlukan jawaban apapun tersebut. Ia sendiri sebetulnya tak dengan senang hati menyampaikan perihal kondisi Lysander. Namun sebagai seorang dokter, ia harus melakukannya.

"Leandre akan jauh lebih kuat karena sekarang dia memiliki kalian berdua di sisinya," Carlo memberi komentarnya. "Kalian hanya perlu terus berada di sisi Leandre apapun yang terjadi. Keberadaan kalian, setidaknya akan mampu mengurangi segala kekhawatiran Leandre." katanya.

Arsen menunduk sesaat sebelum akhirnya kembali menatap Carlo. "Beritahu gue apa yang harus gue lakukan untuk menyembuhkan Leandre?" tanyanya dengan kedua mata berkaca.

"Arsenio..."

"Carl, nggak mungkin sebuah penyakit nggak ada obatnya, kan?" Arsen bersikeras. Ia ingin egois sekali ini saja. Demi Lysander, putranya.

"Transplantasi adalah hal yang paling memungkinkan. Tapi gue nggak bisa menjamin kapan Leandre akan bisa mendapatkannya. Tidak bisa sesegera mungkin, Arsen." Carlo memberi penjelasannya setenang mungkin.

SADAJIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang