☘️ Íkosi éna

979 144 41
                                    

🍂🍂🍂

"Ayah tuh nyebelin banget kenapa sih, Kak?" Alistaire sejak tadi terus menggerutu kalimat yang sama pada Mikolas yang sejak tadi masih setia menemani anak itu sesuai dengan perintah Tuan-nya.

"Habisin dulu makanannya, nanti kita bahas kenapa Ayah menyebalkan," komentar Mikolas yang duduk di hadapan Alistaire. Pasalnya, sejak diperintahkan masuk ke kamarnya sampai akhirnya berakhir di meja makan, anak itu hanya terus menggerutu kalau sang ayah menyebalkan tanpa memberinya penjelasan apapun.

Alistaire menghela napas berat lantas meletakkan sendok dan garpunya. Ia memutuskan menyudahi makan malamnya. Padahal ia baru menyantapnya beberapa suap saja. Namun selera makannya sudah musnah entah kemana.

"Finish?" tanya Mikolas ketika Alistaire hendak mengangkat gelasnya.

Alistaire mengangguk lantas menenggak air mineral di gelasnya sampai tandas.

"Kak, memangnya salah kalau Keandre tanya soal motor punya Keandre sendiri?" Alistaire bertanya serius pada Mikolas usai meletakkan kembali gelasnya di meja.

Mikolas mengerutkan dahinya. Ia tak habis pikir dengan remaja di hadapannya itu. Anak itu benar-benar tak mengerti atau memang hanya berpura-pura tidak mengerti? Benar-benar menyebalkan.

"Harusnya Keandre mengerti kenapa Ayah menyebalkan." Mikolas memberi pendapatnya.

"Keandre cuma tanya di mana kunci motornya, Kak. Ya ampun tapi Ayah sensitif banget dan mengira Keandre mau ambil motornya!" Alistaire mendengus sebal.

"Ya memang itu tujuan Keandre, bukan?" Mikolas menyeringai.

"Keandre nggak salah dong kalau mau mengambil milik Keandre yang diambil sama Ayah?" anak itu bersikeras.

"Nggak salah. Yang salah adalah Keandre nggak mengerti juga apa kesalahan yang sudah Keandre lakukan sampai membuat Ayah berbuat seperti ini." Mikolas menaikkan salah satu alisnya menatap Alistaire. Mencoba menuding anak itu.

"Kak Mikolas juga menyalahkan Keandre?" Alistaire menunjuk dadanya sendiri.

"Keandre memang salah. Tuan Arsen memberikan motor itu kepada Kean bukan untuk melibatkan diri dalam bahaya. Bukankah seperti itu perjanjiannya?" Mikolas tersenyum tipis.

"Kean cuma main-main aja. Ayah tuh nggak pernah muda atau gimana?" dengus Alistaire.

"Tidak dengan mempermainkan nyawa Keandre," sergah Mikolas cepat. Ia kesal sendiri setiap kali bicara pada remaja di depannya itu. "Orangtua mana yang nggak takut kalau anaknya melibatkan diri dalam bahaya?" tandasnya.

Alistaire berdecih. "Kak Mikolas benar-benar memihak Ayah?" tanyanya.

"Saya hanya berusaha bersikap realistis. Saya juga kesal kenapa Keandre memiliki keberanian luar biasa seperti itu." sahut Mikolas tenang.

Alistaire frustrasi sendiri dengan obrolan yang telah di mulainya bersama Mikolas. Ia lantas meletakkan kepalanya di meja dan menghela napas panjang. Lelah sendiri berdebat dengan Mikolas.

"Ayah dimana?" Alistaire kembali mengangkat kepalanya dan menatap Mikolas. "Kean mau bicara sama Ayah." katanya.

Mikolas sedikit terkejut dengan pertanyaan Alistaire. Ia jelas tahu apa yang tengah terjadi, sejak tadi tugasnya adalah membuat perhatian Alistaire teralihkan dan tak akan menyadari ketidakberadaan ayahnya dirumah. Dan seharusnya ia memang mengerti kalau Alistaire tak semudah yang ia pikirkan.

SADAJIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang