☘️ Eptá

1.5K 146 21
                                    

🍂🍂🍂

"Mereka sehat dan menggemaskan, Arsen." Raena yang pucat dengan nassal canula itu menarik sudut bibirnya membentuk senyum ketika menatap dua bayi merah di dalam sebuah baby box tepat di sebelah ranjangnya. Dua bayi kembar yang baru saja berhasil ia bawa ke dunia berkat perjuangannya malam itu bersama rintik-rintik hujan.

Arsen yang duduk di ranjang Raena ikut tersenyum menatap kedua bayi laki-laki yang begitu ia tunggu kelahirannya itu. Jangan tanyakan bagaimana bersyukurnya ia saat ini. Rasanya seperti berhasil menggenggam dunia dan segala isinya.

"Thank you, Raena. Thank you so much. Really thank you." Arsen lantas menatap wanita yang amat ia cintai itu. Betapa ia sangat bersyukur atas Raena. Atas anugerah Tuhan yang tak pernah putus untuknya.

Raena lantas mengalihkan atensinya. Ia tatap netra karamel milik pria di hadapannya. Pria yang tampak lelah dengan kedua mata sendunya. Pria yang rela tak tidur semalaman karena menemaninya yang tengah kontraksi hebat menjelang persalinan. Ia sungguh bersyukur Arsen ada di sisinya sepanjang proses kelahiran kedua bayi kembarnya.

"Terima kasih kembali, Sayang." Raena tersenyum seraya meraih tangan hangat pria itu.

"Aku sudah memberi mereka nama dan akan segera mengurus berkas-berkas kelahirannya. Sekali lagi terima kasih, Raena. Terima kasih atas segala hal hebat yang kamu berikan padaku." Arsen lantas mengecup kening wanita di hadapannya.

"Rasanya benar-benar menakjubkan ketika mendengar tangis mereka secara bersamaan. Rasanya seperti berhasil menggenggam dunia dan segala isinya." kedua mata Arsen berkaca saking bahagianya.

"Kalau begitu kamu harus menjadi seorang ayah yang baik untuk mereka. Kamu harus menjadi seorang ayah yang luar biasa untuk mereka. Apapun yang terjadi." Raena tersenyum.

Arsen mengangguk cepat. Itu memang janjinya. Bahkan dimulai sejak Raena mengatakan kalau ia mengandung dua bayi kembar. Ia berjanji pada dirinya dan semesta untuk senantiasa menjadi sosok ayah yang luar biasa untuk kedua keturunannya itu.

"I'm promise," ujar Arsen.

"Terima kasih juga karena sudah membantuku berjuang. Kamu hebat Arsen." Raena kembali memuji suaminya itu sembari tersenyum.

"No, kamu yang hebat. Aku enggak sama sekali. Kamu yang hebat karena berhasil menghadirkan mereka dengan selamat ke dunia ini. Should I said thank you again?" Arsen mengusap lembut kepala Raena.

Raena mengangguk sembari tersenyum. Pertanda ia mengalah untuk perdebatan kecil ini. Ia akan selalu bersyukur atas kehadiran Arsen dalam hidupnya. Akan selalu ia lakukan apapun yang terjadi nanti.

"Raena, untuk nama belakang mereka, aku akan membiarkan kamu memilihnya." Arsen tersenyum.

"Sadajiwa. Berikan mereka nama itu, Arsen. Seperti kamu." Raena menggenggam salah satu tangan Arsen sembari mengukir senyum.

"Tunggu, ini nggak seperti keinginan kamu sebelumnya." Arsen mengerutkan dahinya.

"Sadajiwa berarti hidup abadi. Seperti itu bukan artinya? Aku tahu nggak ada manusia yang akan hidup abadi di dunia ini. Itu hanya perumpaan, Arsen. Aku menyukai nama itu. Setidaknya jika mereka tak mungkin abadi, tapi nama mereka akan abadi dan dikenang." Raena menjelaskan.

SADAJIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang