🍂🍂🍂
Alistaire mengambil duduk di sofa ruang tengah rumahnya malam itu. Namun baru beberapa detik disana ia kembali berdiri, kemudian berjalan kesana-kemari seperti orang linglung. Sesekali ia menggigit kuku-kuku jarinya. Ia sudah melakukan itu sejak satu jam yang lalu. Tanpa henti dan tanpa alasan.
Entah sudah berapa kali ia mengabaikan pertanyaan maid yang bertugas menyiapkan makan malam untuknya. Jawabannya hanya berupa gumaman tak fokus yang membuat para maid tak berani bertanya lagi.
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tapi Alistaire belum memberikan tubuhnya asupan makanan sejak kembali dari panti asuhan sore tadi. Ia masih tetap pada kegelisahan tanpa sebabnya itu.
"Mbak, Keandre sudah makan?" tanya Mikolas pada salah satu maid di dapur yang sedang membersihkan pantry.
"Belum, Mas." salah satu maid menyahut sembari menggeleng lemah. "Beberapa menit lalu saya coba panggil lagi tapi nggak ada jawaban," jelasnya.
"Masih mondar-mandir seperti orang bingung?" tanya Mikolas.
Semua maid disana mengangguk. Alistaire memang bersikap aneh sejak satu jam lalu. Anak itu hanya terus mondar-mandir tanpa bicara apapun. Sesekali duduk dan menyalakan televisi namun kemudian mematikannya kembali saat dirasa tak ada yang mampu membuatnya tertarik.
Mikolas lantas bergegas menuju ruang tengah dimana Alistaire berada. Benar saja, anak itu masih berjalan kesana-kemari seperti orang bingung. Entah apa yang sedang merasuki pikiran anak itu. Lagi-lagi seperti ini tanpa alasan tertentu.
"Keandre," Mikolas mendekati Alistaire.
Alistaire menoleh pada suara yang memanggil namanya. Namun tatapannya datar. Seperti kosong.
"Makan malam dulu yuk!" ajak Mikolas. "Sebentar lagi Tuan Arsen pulang. Saya nggak mau kena marah kalau sampai jam segini kamu belum makan." katanya berusah bersikap sebiasa mungkin.
Alistaire menggeleng cepat. Lantas meninggalkan Mikolas untuk kembali duduk di sofa. Pikirannya kacau tanpa tahu alasan yang membuatnya seperti itu. Ia benar-benar tak mengerti kenapa sering sekali ia seperti ini. Gelisah tanpa sebab. Takut tanpa sebab. Dan bingung sendiri tanpa sebab yang jelas.
"Keandre mau cerita sama saya?" tanya Mikolas.
Alistaire menggeleng. Ia sendiri tak tahu harus mengatakan apa untuk suasana hatinya saat ini. Yang jelas rasanya tidak nyaman sama sekali. Dan ia pun tak tahu penyebabnya. Seharusnya ia senang karena hari ini berkunjung ke panti asuhan dan bermain bersama anak-anak. Tapi entah kenapa ada gelenyar aneh sejak ia kembali.
Suara klakson mobil membuat Mikolas terperanjat. Mengalihkan atensinya dari Alistaire demi melirik jam di lengan kirinya. Arsen sudah tiba di rumah.
Alistaire yang mendengar suara mobil ayahnya pun segera beranjak dari duduknya. Berlari ke depan untuk segera menemui sang ayah.
"Ayah!" Alistaire langsung memeluk Arsen saat pria itu baru saja turun dari mobilnya yang terparkir di halaman.
Arsen hampir saja terhuyung ke belakang ketika tubuh putranya itu menubruk tubuhnya tanpa aba-aba. "Kenapa, Kean?" tanyanya lembut.
Alistaire tak menyahut dan masih memeluk sang ayah. Meletakkan kepalanya di bahu sang ayah demi mencari kenyamanan disana. Tapi tetap saja tak berubah. Hatinya tetap merasa gelisah dan perasaannya sangat tidak enak. Ia bingung kenapa sering sekali ia mengalami hal ini?
Arsen yang tak mendapat jawaban pun mengalihkan pandang pada Mikolas yang baru saja muncul. Tatapan itu berarti Arsen ingin bicara pada pria itu setelah ini. Mikolas mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADAJIWA
FanfictionMereka yang satu namun tak dipersatukan oleh takdir. Mereka yang seharusnya bersama namun tak dibiarkan bersama oleh waktu. Dan mereka yang berbahagia namun tak dibahagiakan oleh semesta dan segala isinya. Tentang ia dan ia yang tergores luka tanpa...