🍂🍂🍂
Arsen tak bisa berhenti gelisah dan khawatir selama perjalanannya mencari Lysander malam itu bersama Lionel yang menemaninya. Beberapa anak buahnya mengikuti dibelakang dengan mobil lainnya. Sudah hampir satu jam ia dan Lionel berusaha mencari Lysander ke berbagai tempat yang berpotensi akan didatangi anak itu. Namun hasilnya selalu nihil dan menghempaskan harapannya.
"Lionel, hubungi polisi sekarang juga. Leandre harus ditemukan malam ini juga!" Arsen yang duduk di belakang nampak kembali tak sabaran.
"Tapi, Tuan, belum dua puluh empat jam..."
"Persetan. Anak saya sakit. Kondisinya nggak baik. Apa perlu menunggu dua puluh empat jam? Menunggu sampai terjadi sesuatu pada Leandre?" dengus Arsen.
"Baik, Tuan." Lionel segera menepikan mobil yang di kendarainya untuk menghubungi pihak kepolisian. Ia sama khawatirnya seperti Arsen perihal keadaan Lysander saat ini. Ponsel anak itu sudah tak bisa dihubungi sejak siang tadi.
Sebuah mobil ikut menepi tepat dibelakang mobil yang ditumpangi Arsen. Tentu saja itu mobil beberapa anak buah Arsen yang ikut andil dalam mencari Lysander.
Saat Lionel hendak menekan beberapa nomor pihak berwajib, ponselnya tiba-tiba berdering dan menunjukkan nama Lysander disana. "Tuan, Leandre menghubungi saya." Lionel menoleh ke belakang dan menunjukkan ponselnya pada Arsen.
Arsen terperanjat kaget kala ia dapati nama Lysander tertera di ponsel milik Lionel. "Kamu yang angkat. Cepat!" titahnya. "Lionel, dengar, bersikaplah biasa saja. Jangan terlalu membuatnya tertekan." katanya yang segera di angguki Lionel.
Lionel segera menyentuh ikon jawab. Lantas menyentuh mode loudspeaker agar Arsen juga bisa mendengar percakapan antara dirinya dan Lysander.
"Leandre," Lionel menyapa lembut.
"Om Lionel dimana?" tanya Lysander diseberang.
"Dirumah. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Lionel usai menjawab pertanyaannya. Ia terpaksa berbohong.
Terdengar Lysander menghela napas panjang diseberang sana. "Nggak ada." katanya dengan sebuah kekehan kecil.
"Boleh saya tahu sekarang Leandre ada dimana? Kenapa sepi banget?" tanya Lionel.
"Kalau Lean beritahu, Om Lionel bisa datang?" Lysander malah balik bertanya. "Maksudnya, Lean ganggu waktu istirahat Om Lionel nggak ya?" tambahnya.
Pertanyaan Lysander barusan untuk Lionel berhasil membuat perasaan Arsen luluhlantak. Pun Lionel yang tak bisa langsung menjawab pertanyaan yang diajukan Lysander.
"Enggak sama sekali. Beritahu saya dimana Leandre sekarang. Saya bisa kesana." sahut Lionel kemudian. Kedua netranya tak henti menatap Arsen yang sejak tadi diam mendengarkan.
"Sebelum datang kesini, beritahu Bunda kalau Lean baik-baik aja. Lean nggak bisa hubungi Bunda. Nggak ada jawaban. Bunda sibuk ya?" ujar Lysander yang lagi-lagi berhasil membuat perasaan Arsen tak karuan.
"Saya akan sampaikan ke Nyonya Raena kalau Lean baik-baik saja." Lionel berusaha bicara sesantai mungkin.
Lysander tak bicara lagi. Namun sebuah pesan masuk di ponsel Lionel. Anak itu mengirimi lokasi terkininya pada Lionel.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADAJIWA
ФанфикMereka yang satu namun tak dipersatukan oleh takdir. Mereka yang seharusnya bersama namun tak dibiarkan bersama oleh waktu. Dan mereka yang berbahagia namun tak dibahagiakan oleh semesta dan segala isinya. Tentang ia dan ia yang tergores luka tanpa...