☘️ Íkosi eptá

1.2K 150 31
                                    

🍂🍂🍂

"Terlihat menyenangkan." ujar Bharata ketika mendapati Sadajiwa berada di tepi kolam ikan hias-nya yang ada di halaman belakang rumah mewah pria tersebut.

Bharata sendiri tak menyangka Sadajiwa akan mengizinkannya masuk ke rumahnya itu. Ia pikir, ketika menginjakkan kakinya disini, Sadajiwa akan langsung mengusirnya atau mungkin menembaknya sampai mati karena berani datang menemuinya.

"Luar biasa rasanya bisa menginjakkan kaki di rumah seseorang yang selama ini ingin sekali saya singkirkan." kekeh Bharata kemudian.

Sadajiwa menoleh menatap pria disebelahnya. "Anda memiliki cara menyapa yang cukup menyenangkan, Tuan." komentarnya kemudian tersenyum miring.

"Seharusnya Anda menembak saya sampai mati." balas Bharata yang ikut menatap ikan-ikan hias milik Sadajiwa di kolam.

"Begitukah cara Anda berterima kasih?" tanya Sadajiwa yang juga telah kembali menatap ikan-ikan hias koleksinya. "Setelah saya mengizinkan Anda menginjakkan kaki dirumah ini?" sinis Sadajiwa.

"Anda jelas tahu kalau saya bukan orang yang pandai dalam hal mengucapkan terima kasih." sambut Bharata.

Terdengar Sadajiwa menghela napas panjang. "Sepertinya Anda sudah kalah telak, Tuan." katanya kemudian.

Bharata ikut menghela napas panjang. "Sepertinya pernyataan tersebut lebih pantas di tujukan untuk diri Anda sendiri," komentarnya.

Sadajiwa tertawa kecil. "Sudah saatnya Anda mengakui kekalahan dan kegagalan Anda, Tuan." katanya.

"Itu berarti Anda juga harus mengakuinya." Bharata menoleh menatap Sadajiwa. "Mengakui kekalahan dan kegagalan Anda." katanya.

Sadajiwa membalas tatapan dingin Bharata dengan tak kalah dingin. "Beritahu saya apa yang Anda inginkan, Tuan Bharata?" tanyanya.

"Putra Anda sungguh berhasil membesarkan cucu Anda dengan sangat baik, Tuan Sadajiwa." ujar Bharata. "Tidak, ini bukan sebuah penghinaan. Melainkan sebuah pujian." katanya dengan senyum tipis.

Sadajiwa berdecih. Berusaha menerka apa yang sebenarnya di inginkan pria bengis tersebut. "Ah, jadi anak itu benar-benar berhasil mendatangi Anda?" tanyanya. Sebenarnya ia sudah mengetahui semuanya. Ia tahu kalau Arsen dan Alistaire sungguh mendatangi rumah Bharata bersama Mikolas dan beberapa anak buahnya.

"Putri saya sungguh melahirkan anak-anak yang tangguh." Bharata menyunggingkan sebuah senyum. "Sungguh menakjubkan ketika tahu ada sosok Raena yang lain dan sama hebatnya." katanya.

"Keandre berhasil melukai perasaan Anda, Tuan?" seringai Sadajiwa.

"Tidak." Bharata juga menyeringai. "Saya justru terluka karena Leandre." katanya.

"Kalau begitu Anda benar. Putri Anda sungguh berhasil melahirkan anak-anak yang tangguh." komentar Sadajiwa. "Pada akhirnya Anda berhasil terluka oleh sosok yang selama ini selalu Anda lukai." katanya.

Bharata terkekeh. Ucapan Sadajiwa sungguh membuatnya muak. Padahal pria itu sama saja seperti dirinya. Namun pria itu bicara seolah-olah ia adalah sosok yang baik. Menyebalkan sekali.

"Atau mungkin Keandre juga sudah berhasil melukai Anda, Tuan?" tanya Bharata kemudian.

Sadajiwa tersenyum miring. "Menakjubkan ketika anak itu mendatangi saya dan meminta saya untuk membantunya menemui Anda." katanya.

SADAJIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang