🍂🍂🍂
Alistaire mendapati sosok sang ibu ketika memasuki kamar ayahnya. Sosok tersebut tengah berdiri di dekat jendela dengan kedua tangan terlipat di antara dada dan perut. Ia cukup terkejut dengan keberadaan sosok tersebut di rumah ini. Dirumah yang sejak dulu hanya berisi dirinya dan ayahnya. Tapi malam ini ada seseorang yang sejak dulu selalu ia bayangkan berada di tempat ini dan bisa hidup bersamanya. Ya, sosok ibunya itu selalu ia harapkan berada disini. Menginjakkan kakinya di tempat yang sama seperti dirinya. Hanya sesederhana itu keinginan yang telah ia miliki sejak kecil. Berbagi tempat yang sama. Dan berbagi segalanya bersama. Seperti yang dilakukan kebanyakan anak yang selalu mendamba kehadiran seorang ibu di setiap langkah kehidupannya. Ia pun selalu memiliki perasaan seperti itu.
"Raena..." Arsen lebih dulu mendekati wanita yang menatap nanar pemandangan malam di hadapannya itu.
"Hai," Raena balas menyapa. Sebuah senyum tipis terukir di wajah pucatnya malam itu. Belum menyadari keberadaan Alistaire yang masih berdiri di ambang pintu.
"Feel better?" tanya Arsen yang segera diangguki Raena.
"Arsen..." wanita itu menatap pias wajah pria di hadapannya. "Aku seharusnya nggak berada disini. Aku nggak mau membahayakan kamu atau Keandre." katanya.
"Siapa yang berani melibatkanku dan Keandre dalam bahaya?" dahi Arsen berkerut menatap Raena.
"Papa. Maybe your father." jawab Raena getir. "Kenapa kamu selalu melakukan hal-hal yang membuatku takut, Arsen. Ini nggak benar. Nggak seharusnya aku disini bersama kamu dan Keandre." katanya.
"Kamu memang seharusnya ada disini. Bersamaku dan Keandre. Tempat kamu semestinya memang berada di sisiku. Dan tugasku adalah melindungi seluruh hal yang ada di sisiku. Termasuk kamu." sahut Arsen penuh keyakinan dalam nada bicaranya.
"Aku hanya nggak mau kamu menunggu Leandre sendirian. Kamu bisa melakukannya disini bersamaku dan Keandre. Tidakkah itu akan lebih meringankan perasaan kamu?" Arsen menambahkan.
Raena menunduk. Ia terlalu takut untuk membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Apa yang akan ia alami selanjutnya. Dan apa yang akan kedua orangtuanya lakukan jika mengetahui dirinya ada disini, dirumah mantan suaminya, dirumah pria yang telah dibenci dengan sangat oleh kedua orangtuanya. Ia tak sanggup jika harus menyaksikan satu persatu orang yang dicintainya disakiti tanpa ampun oleh kedua orangtuanya dengan alasan semua itu untuk melindunginya. Tidak, kedua orangtuanya hanya senang menyakiti dirinya melalui orang-orang yang dicintainya.
"Aku nggak mau kamu dan Keandre berada dalam bahaya, Arsen. Bagaimana kalau Papa tahu? Bagaimana kalau Papa nantinya akan melakukan hal yang nggak pernah aku inginkan terhadap kamu maupun Keandre?" Raena kembali menatap nanar Arsen.
"Lantas kamu melupakan ketakutanku, Raena. Kamu lupa kalau selama ini aku selalu takut Papaku mungkin menyakiti kamu dan Leandre. Aku sama takutnya seperti kamu." Arsen menatap sepasang mata bening yang selalu ia cintai itu.
"Aku sudah nggak peduli. Bagiku sekarang adalah membiarkan kamu menetap di sisiku. Membiarkan kamu terus berada di sekitarku. Persetan dengan Papa yang mungkin akan menyakiti kamu dan Leandre. Tapi sebelum itu biar aku yang melindungi kalian. Biar aku yang memastikan kalau Papa nggak akan pernah bisa menyentuh kalian." tandasnya mencoba meyakinkan Raena.
Bagi Arsen, keselamatan Raena, Lysander dan Alistaire adalah tanggungjawabnya sejak dulu. Keselamatan mereka adalah prioritasnya. Apapun akan ia pertaruhkan asalkan ketiganya berada dalam zona aman. Ia bahkan rela mati jika itu bisa melindungi ketiganya. Persetan dengan kedua orangtuanya maupun kedua orangtua Raena yang berusaha keras memisahkan ia dan orang-orang yang disayanginya. Tidak lagi ia biarkan mereka menyentuh miliknya. Dengan cara apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADAJIWA
FanfictionMereka yang satu namun tak dipersatukan oleh takdir. Mereka yang seharusnya bersama namun tak dibiarkan bersama oleh waktu. Dan mereka yang berbahagia namun tak dibahagiakan oleh semesta dan segala isinya. Tentang ia dan ia yang tergores luka tanpa...