🍂🍂🍂
Arsen memandangi kedua putranya yang tengah menyantap makanan mereka malam itu. Rongga hatinya sungguh hangat melihat pemandangan di hadapannya tersebut. Makan malam bersama sebagai keluarga utuh seperti ini adalah yang pertama kali baginya. Tidak hanya baginya, namun bagi kedua putranya dan juga Raena, wanita yang saat ini duduk di sebelahnya. Rasanya sungguh sudah lama sekali ia tak menikmati hidupnya seperti sekarang; menikmati makanan buatan wanita yang selalu menjadi makanan favoritnya sejak dulu. Malam ini, bersama kedua putranya, ia seakan berhasil menemukan potongan hidupnya yang sempat hilang. Di meja makan mewah rumahnya.
"Bukankah mereka terlihat sangat baik jika berdampingan seperti itu?" bisik Raena yang cukup menyadari sikap Arsen yang sejak tadi seakan tak bisa berhenti memandangi kedua putranya yang sibuk dengan makanan mereka. Pria itu bahkan baru beberapa kali memasukkan makanan ke mulutnya karena terlalu asik memperhatikan Lysander dan Alistaire.
Arsen tersenyum lantas mengangguk. "Aku bahkan penasaran bagaimana mereka menjalani keseharian mereka di sekolah tanpa tahu kalau sebenarnya mereka adalah saudara." ia ikut berbisik dengan wajah serius.
"Mereka rival, Arsen. Kamu bahkan tahu itu. Tidak seharipun mereka lewatkan tanpa bertengkar hal-hal sepele." timpal Raena.
"Dan mereka tetap melakukannya meskipun telah mengetahui semua kenyataannya." balas Arsen yang diangguki Raena.
"Arsen, biar aku peringatkan. Rumah ini mungkin akan segera dipenuhi perdebatan dan pertengkaran tiada akhir diantara keduanya. Jangan memprotesku apalagi memintaku untuk menghentikan mereka. Ok?" Raena tampak serius menatap Arsen.
"Haruskah semuanya menjadi seserius itu?" Arsen tampak khawatir. Tidak khawatir sungguhan. Dibalik pertanyaannya itu ia sungguh menantikan semuanya.
"Leandre bukanlah anak yang banyak bicara. Tapi setiap kali bersama Keandre anak itu menjadi cerewet bukan main. Kamu harus tahu hal ini." Raena kembali menjelaskan.
"Keandre adalah sosok anak yang sangat aktif namun mudah bosan. Tapi rasanya anak itu jauh lebih banyak bicara dan tak kenal lelah jika sedang bersama Leandre. Kamu juga harus tahu hal ini, Raena." Arsen menimpali dengan penuh semangat.
Raena tersenyum sembari mengangguk. Ia setuju dengan semua ucapan Arsen. Pun dengan Arsen yang tampak setuju dengan seluruh ucapannya. "Kalau gitu segera selesaikan makanan kamu, Arsen. Setelah ini kamu akan memerlukan banyak energi untuk menghadapi keduanya." Raena melirik Lysander dan Alistaire yang masih tampak tenang tak terusik tersebut.
Arsen mengangguk patuh dan segera kembali menyantap makanannya. Ia ingin menikmati kebersamaan seperti ini untuk seterusnya. Tak akan ia biarkan siapapun merusak semua hal indah yang terjadi dalam hidupnya. Menemukan Raena dan Lysander adalah berkat baginya. Dan bisa berkumpul bersama seperti saat ini adalah anugerah tak ternilai harganya. Ia hanya perlu mempertahankannya, melindunginya, dan menjadikannya tetap bersama dirinya sampai kapanpun.
"Ayah..." itu suara Alistaire seakan memecah hening yang baru beberapa detik sempat tercipta disana.
Arsen segera mengarahkan pandangannya pada Alistaire. Pertanda ia merespons panggilan tersebut.
"Setelah ini Ayah harus menjelaskan semuanya. Kenapa kita ada disini. Dimana kita sebenarnya. Dan tempat apa ini sebenarnya." Alistaire seakan menuntut pada Arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADAJIWA
FanfictionMereka yang satu namun tak dipersatukan oleh takdir. Mereka yang seharusnya bersama namun tak dibiarkan bersama oleh waktu. Dan mereka yang berbahagia namun tak dibahagiakan oleh semesta dan segala isinya. Tentang ia dan ia yang tergores luka tanpa...