🍂🍂🍂
"Kak Miko, kenapa nggak ada siapapun?" Alistaire tak mendapati siapapun di ruang perawatan Lysander sore itu. Ruangan dingin tersebut kosong dan terlihat sangat rapi seakan tak berpenghuni.
"Leandre sedang berada di ruang pemulihan setelah melakukan pemeriksaan. Tuan Arsen meminta Keandre untuk menunggu disini." Mikolas memberi penjelasan yang segera diangguki Alistaire.
Sepulang dari sekolah tadi, Alistaire bersikeras ingin langsung ke rumah sakit. Namun Mikolas menolak secara tegas. Setelah berdebat cukup sengit, Alisatire akhirnya bersedia untuk pulang ke rumah terlebih dulu untuk membersihkan dirinya sebelum ke rumah sakit. Semua yang dilakukan Mikolas adalah perintah langsung dari Arsen. Dan tentu saja Arsen tak menerima penolakan dengan alasan apapun.
"Berapa lama Kean harus nunggu?" tanya Alistaire seraya mengambil duduk di sofa.
Mikolas melirik arlojinya. "Kita masih harus menunggu Leandre sedikit membaik setelah pemeriksaan." katanya.
Alistaire mengangguk kemudian segera menyamankan dirinya di sofa yang di dudukinya. Mengeluarkan ponsel dari sakunya untuk bermain game. Namun urung ketika netranya berhasil menangkap sesuatu. Ia lantas beranjak dari duduknya ketika Mikolas juga mengambil duduk di sofa tersebut. Kemudian ia dekati ranjang yang sangat rapi dan bersih tersebut seraya memasukkan kembali ponsel ke sakunya.
Alistaire mendapati sebuah puzzle yang belum selesai di atas overbed table di sisi ranjang. Masih banyak sekali potongan puzzle yang belum sesuai pada tempatnya. Ia menebak kalau puzzle yang baru diselesaikan separuhnya itu adalah milik Lysander.
"Kak Miko, ini pasti punya Lysander ya?" tanya Alistaire pada Mikolas seraya mengambil duduk di ranjang bersamaan dengan overbed table yang telah ia tarik mendekat.
Mikolas melirik sekilas Alistaire dan segera mengerti. "Iya. Tuan Arsen yang memberikannya kemarin karena Leandre suka menyusun puzzle." katanya.
Alistaire manggut-manggut mengerti. Ia lantas sibuk memandangi potongan-potongan puzzle yang masih berserakan dan belum menemukan tempatnya. Ia merasa penasaran gambar apa yang akan terlihat jika puzzle tersebut telah tersusun secara sempurna.
"Kean bisa menghubungi saya kalau butuh sesuatu. Saya ada urusan sebentar. Gapapa saya tinggal?" Mikolas sudah beranjak dari duduknya dan menatap ke arah Alistaire.
"It's ok, Kak." sahut Alistaire yang mulai sibuk dengan potongan-potongan puzzle.
Mikolas segera meninggalkan ruangan tersebut dan juga Alistaire yang sepertinya telah berhasil menemukan dunia barunya.
"Hey, sudah datang? Bagaimana sekolahnya hari ini, Sayang?" pertanyaan tersebut sedikit mengusik fokus Alistaire. Raena masuk tak lama setelah Mikolas keluar dari ruangan tersebut.
"Hi, Bunda," Alistaire balas menyapa dengan singkat.
Raena yang mendapati putranya itu tampak fokus terhadap sesuatu pun segera berjalan mendekatinya. Ingin tahu kegiatan apa yang tengah di lakukan Alistaire.
"Ada yang bisa Bunda bantu?" tanya Raena seraya mengambil duduk di sisi Alistaire. Ia pandangi putranya yang sangat fokus dengan kegiatannya menyusun puzzle milik Lysander tersebut. Ia tahu kalau puzzle tersebut belum berhasil di selesaikan Lysander.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADAJIWA
Fiksi PenggemarMereka yang satu namun tak dipersatukan oleh takdir. Mereka yang seharusnya bersama namun tak dibiarkan bersama oleh waktu. Dan mereka yang berbahagia namun tak dibahagiakan oleh semesta dan segala isinya. Tentang ia dan ia yang tergores luka tanpa...