6

31.2K 4.1K 270
                                    

“Presdir, waktunya makan siang”

Jeno menoleh saat mendengar suara Jaemin, dia melihat pria itu berdiri didepan pintu. Jeno mendehem sebagai jawaban, dia mematikan Ipad-nya dan beranjak dari kursi kerjanya sementara Jaemin masih berdiri ditempatnya.

Pria itu mengekori Jeno dibelakang.
Tak ada pembicaraan diantara keduanya, suasana didalam lift nampak tenang. Jeno melirik dari dinding lift yang memantulkan tubuh Jaemin dibelakangnya. Pria itu berdiri dengan tenang dibelakangnya dan raut wajahnya nampak dingin. Dia betah diam seperti itu dan itu menimbulkan rasa bersalah semakin besar pada diri Jeno.

Setelah tiba di kantin dan mengambil menu juga Jaemin tetap diam. Jeno sesekali melirik kearah Jaemin yang begitu menikmati santap siangnya.

“Apa jadwalku setelah ini?” Tanya Jeno

“Anda harus mengunjungi showroom pukul empat sore, Presdir” Jawab Jaemin

Sangat singkat dan tanpa basa-basi.

Seperti antara bos dan karyawan pada umumnya. Jaemin melirik keluar dan mengabaikan Jeno. Dia tahu Jeno beberapa kali melirik kearahnya tapi dia tak acuh.

Setelah makan siang juga Jaemin langsung kembali ke mejanya begitupula Jeno. Dia melihat Jaemin yang tampak sibuk pada komputer didepannya. Jeno menghembuskan nafas dan menggeleng lalu mulai sibuk sendiri pada pekerjaannya.
Sekitar sejam, Jeno menangkap tubuh pria mungil itu beranjak dari kursinya menuju keluar. Jeno mengerutkan alisnya. Dia penasaran kemana Jaemin pergi sementara dia juga tak mengenal siapapun disini untuk dia temui atau dia juga belum mengetahui seluruh ruangan di kantor ini.

Jeno melirik arlojinya, sudah lebih dari lima belas menit dan Jaemin belum kembali. Jeno meraih ponsel disebelah laptopnya dan memutuskan untuk menghubungi Jaemin.

“Kau dimana?” Tanya Jeno setelah Jaemin menerima panggilannya

“Di perpustakaan kantor” Jawab Jaemin

“Baiklah, ingat kau harus ikut aku ke showroom”

“Baik Presdir”

Jeno menatap layar ponselnya setelah panggilannya dengan Jaemin berakhir. Jaemin menjadi sangat dingin dalam sekejap.

Jam menunjukan pukul tiga lewat lima belas menit. Jaemin tak kembali ke mejanya padahal 45 menit lagi mereka harus pergi. Jeno membereskan meja kerjanya dan keluar dari ruangannya
Dia berjalan santai dengan satu tangan masuk kedalam celana. Tersenyum saat para karyawan membungkuk hormat padanya. Dia memasuki ruangan bertuliskan perpustakaan. Matanya mengedar mencari dimana sosok Jaemin berada.

Dia masuk lebih dalam dan berhasil menemukan Jaemin. Senyumnya mengembang saat melihat pria itu tampak fokus membaca, dia menumpukan kepalanya pada satu tangan sedang tangan lain memegang lembaran buku.

Jeno berjalan menyusuri rak dan mengambil satu buku lalu membawanya untuk duduk dihadapan Jaemin. Pria berambut blonde itu terkejut tentu saja.

“Apakah Presdir akan pergi sekarang?” Tanya Jaemin

“Lanjutkan membaca” Ucap Jeno
Jaemin tak lagi menanggapi, dia kembali melanjutkan bacaannya begitu pula dengan Jeno.
Ditengah-tengah bacaanya dia melihat kesekitar dan melihat beberapa karyawan tengah menatap kearahnya dengan seulas senyum.

“Kau dengar? Presdir memarahinya tadi” Ucap salah seorang karyawan, Jeno melihat kearah Jaemin.

Tak mungkin jika Jaemin tak mendengar, tapi wajahnya tetap tenang dan seolah tak perduli.

“Tapi lihatlah, Presdir seperti seorang yang sedang membujuk kekasihnya yang sedang marah” Sahut salah satunya

“Benar, mereka menggemaskan bukan?” Sahut wanita itu lagi dengan senyum, mereka terkekeh kecil.

CRAZY BOSS [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang