BONUS CHAPTER

19.9K 1.4K 60
                                    

Jaemin hanya mendongak menatap sang suami yang sibuk berjalan hilir mudik diruang bermain putra kembar mereka sedang asik berbincang dengan seseorang disebrang telepon.

Mengabaikan kedua putranya yang sibuk dengan mainan mereka sendiri. Jiho bahkan sudah berani memukul Jisung hingga keduanya saling dorong dan berakhir Jisung yang jatuh dan menangis.

Jaemin tersentak kaget lalu menarik bocah berusia satu tahun itu ke dalam pangkuannya. Langkah kaki Jeno terhenti dan menatap putranya yang menangis dan suami cantiknya yang sibuk menenangkan.

“Jaemin, bisa katakan pada Jisung untuk diam?” Pinta Jeno membuat Jaemin mengerutkan alisnya.

“Baik, Nyonya. Iya. Silahkan bicara pada Sekretarisku... Baik... Baik...”

Jaemin mendengus karena setelahnya Jeno kembali sibuk pada seseorang disebrang telepon sana.

“Papa... Papa...” Panggil Jiho seraya menyerahkan mainan yang ia pegang. Si kecil itu meremat kaos sang Papa dan berusaha untuk berdiri.

Puk!

“Akh...” Jaemin merintih saat Jiho tanpa aba-aba memukul wajahnya dengan jari kecilnya yang mengepal lalu si kecil itu tertawa seolah apa yang dia lihat terasa lucu. Jaemin mengerutkan alisnya seraya mengusapi hidungnya yang terkena pukulan Jiho.

“Jiho, tidak boleh memukul sayang. Jangan meniru Jisung, oke?” Tutur Jaemin lembut, Jiho hanya tertawa lalu memukul pundak sang Papa gemas.

Dia lihat lagi suaminya yang nampak frustasi, dia mengusap kepalanya dengan telapak tangan lalu kembali duduk didepan keluarga kecilnya.

“Hyung, ini weekend. Berhenti sibuk pada pekerjaanmu”

“Aku berusaha Sayang” Sahut Jeno dengan senyum yang diulas terpaksa.

Jaemin hanya mendengus lalu melihat Jisung yang berjalan menuju sang Daddy. Jeno dengan senyum cerahnya langsung menggendong sang putra lalu mengangkatnya keudara membuat Jisung tertawa.

“Memangnya ada apa?” Tanya Jaemin kemudian, sebenarnya sejak tadi dia penasaran apa yang dibahas suaminya begitu lama lewat telepon.

“Ada sedikit masalah pada salah satu mitra kita Sayang, dia terus mengajukan complain” Tutur Jeno

“Bukankah dia harusnya mengajukan itu kepada divisi yang seharusnya. Kenapa mengeluh padamu. Lalu apa gunanya semua karyawan mu itu?” Omel Jaemin.

“Atau... Dia sengaja mau cari perhatian denganmu ya Hyung?” Selidik Jaemin dengan mata menyipit.

“Sayang, tidak mungkin. Dia clientku”

“Ya dia clientmu, ku perhatikan juga bukan kali pertama ini kan?”

“Jaemin, kau tak tahu. Ini benar-benar urusan kantor Sayang. Berhenti cemburu tidak jelas”

“Cemburu tidak jelas? Cih...” Dengus Jaemin sebal, dia meletakkan mainan yang tadi diberikan Jiho lalu beranjak meninggalkan suami dan putra kembarnya menuju kamar mereka disebelah kamar putra kembarnya.

Ekor mata Jeno hanya melihat pergerakan tubuh mungil suami cantiknya, lantas kepalanya menggeleng melihat suami cantiknya yang merajuk. Sifat manjanya tak berubah meski sudah setahun lebih menikah.

Lalu mungkinkah Jeno mulai jengah?


×÷×÷×÷×÷×


Jaemin turun dari lantai atas setelah merapikan diri pagi ini, dia lihat suaminya sibuk lagi ditelepon dengan seseorang diruang tengah rumah mereka. Bibirnya naik saat melihat sang suami tersenyum saat berbincang dengan seseorang disebrang telepon sana.

CRAZY BOSS [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang