25

23.5K 2.6K 122
                                    

Mobil yang ditumpangi Jeno dan Jaemin melaju menuju hotel. Jeno sesekali menoleh kearah Jaemin disebelahnya yang masih sesenggukan pasca terisak perihal lamarannya tadi.

Bibirnya mengulas sebuah senyum hingga membuat matanya melengkung lucu bak bulan sabit, jemari kekarnya bergerak menggenggam jemari si submissive yang sejak tadi tak henti ditatapnya.

Tangannya sesekali mengusap pipi lembutnya yang basah karena air mata tak henti turun membentuk anak sungai.

“Berhenti menangis sayang, kau justru membuatku khawatir” Ucap Jeno menatap Jaemin lekat, Jaemin menoleh sekilas.

“Cincinnya indah sekali, pasti mahal” Gerutunya kembali menatap jemarinya yang berada dalam genggaman Jeno, pria itu terkekeh kecil mendengar suara parau kekasihnya.

Satu tangannya membawa Jaemin untuk bersandar pada dada bidangnya lalu mengusapi kepala Jaemin sayang.

“Kau suka?” Tanya Jeno

“Tentu saja. Bahkan sampai sekarang aku masih tidak menyangka bahwa Hyung baru saja melamarku” Jawab Jaemin lebih terdengar seperti mengoceh.

“Kenapa Hyung tidak bilang padaku?” Tanyanya kemudian

“Kenapa aku harus memberitahu mu? Ini kan rencanaku”

“Lagi pula kalau aku memberitahu mu, sudah tidak jadi kejutan lagi” Tambahnya kemudian

“Sejak kapan Hyung mempersiapkan ini?”

“Sejak aku takut seseorang menghancurkan hubungan kita” Jawab Jeno, nadanya terdengar lirih kala ia mengingat lagi kehadiran Karina beberapa hari lalu.

“Aku berfikir bahwa ini adalah satu-satunya cara agar kita tidak berpisah” Tambahnya

“Kukira hanya aku yang takut kehilangan Hyung” Gerutu Jaemin pelan, amat pelan.

Mobil mereka berhenti dihalaman hotel, keduanya turun dan langsung menuju ke kamar mereka.

Jaemin masuk kedalam kamar mandi lebih dulu untuk mengganti baju, tak berselang lama dia keluar mengenakan piyama satin berwarna cream.

Jaemin mendudukan tubuhnya disofa setelah meneguk air mineral. Dia meraih ponselnya diatas meja. Tak berselang lama Jeno datang mengenakan piyama yang sama berwarna hitam.

Jaemin menoleh sekilas dan tersenyum, teringat lagi mereka membeli piyama pasangan sebelum mereka berangkat ke Prancis. Pria dengan bibir tipis itu meletakkan ponselnya dan langsung beringsut masuk kedalam dekapan Jeno, memeluk erat pinggang besar Jeno dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang kekasih.

Jeno tersenyum dan membalas dekapan Jaemin, tangannya naik membelai sayang surai sang kekasih.

“Setelah kembali ke Korea, aku akan mempertemukan kedua orang tua kita dan segera meresmikan pertunangan kita” Ucap Jeno yang dibalas anggukan lucu oleh Jaemin.

“Jaemin...” Panggil Jeno lirih, pria dalam dekapannya tak menjawab, dia hanya mendongak menatap kekasihnya penuh tanya dengan mata membulat lucu.

“Jangan tinggalkan aku ya” Lirihnya

Jaemin tertegun.
Bagaimana mungkin Jeno terlihat begitu takut, bukankah harusnya dia yang takut ditinggalkan?

“Aku takut” Gumam Jeno

“Hyung...” Lirih Jaemin

“Aku tak ingin terluka lagi seperti sepuluh tahun lalu”

“Justru aku yang takut Hyung akan meninggalkanku” Balas Jaemin

CRAZY BOSS [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang