29

22.2K 2.7K 301
                                    

Jeno keluar menuju balkon kamarnya dengan satu tangan masuk kedalam saku celananya, dia melihat pintu balkon dikamar Jaemin tertutup bahkan tiraninya juga.

Dia penasaran apa yang kekasihnya lakukan dua hari ini, dia masih marah. Belum membalas pesan Jeno. Padahal dia buru-buru membeli ponsel baru karena takut jika Jaemin tak bisa menghubunginya.

Tangannya yang berada dalam saku celana ditarik keluar, bersamaan dengan ponselnya. Dia mencari kontak Jaemin dan mengirimkan pesan.

“Sayang, aku dibalkon”

Jeno menatap lagi kearah pintu balkon Jaemin, tetap sepi seolah tak ada tanda-tanda pintu itu akan terbuka.

Jeno rindu setengah mati pada Jaemin. Dia benar-benar gelisah. Takut jika Jaemin akan meninggalkannya, karena Jaemin tak pernah seperti ini sebelumnya.

Sudah ada lebih dari seratus pesan dan lima puluh lebih panggilan yang tak direspon Jaemin. Bagaimana Jeno tidak gusar.

Jaemin hanya menghela nafas berat membaca semua pesan Jeno, dia mengunci layar ponselnya kemudian melipat kedua tangannya diatas meja belajar dan mulai menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya.

Dia rindu Jeno.

Dengan siapa kekasihnya makan selama ia tak masuk kerja? Tentu saja sekretaris park.

Tapi Jaemin perlu merefleksikan diri. Dia jengah hubungannya terus diganggu oleh Karina.

Meski wanita itu tak mengiriminya pesan sejak kejadian malam itu. Entah mengapa Karina bak hilang ditelan bumi setelahnya.

**

Haechan dengan malas membuka pintu saat melihat Jeno berdiri didepan unitnya. Dia lihat pria itu tak seperti biasanya.

“Bisa panggilkan Jaemin?” Pinta Jeno, Haechan mengerutkan alisnya bingung.

“Jaemin sudah dua hari di Busan” Jawab Haechan seraya menggaruk Surai coklatnya yang tak gatal.

Jeno sontak membulat mendengar penuturan calon iparnya. Bagaimana bisa dia tak tahu kekasihnya pulang kerumah orang tuanya?

“Jaemin pulang ke Busan?” Tanya Jeno

“Uhm ya... dia sudah bilang cuti dan ingin pulang sekitar satu Minggu. Kukira kau sudah tahu”

“Tidak, dia tidak mengatakan apapun” Sahut Jeno cepat

“Kenapa? Kalian bertengkar?”

“Ah, hanya sedikit salah paham. Baiklah, terima kasih kalau begitu”

Jeno terswnyum kikuk setelahnya dia melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam unitnya. Jeno mendudukan tubuhnya ditepi kasur, menumpu kedua tangannya diatas paha dan menutupi wajahnya.

Jaemin pulang tanpa memberitahu dia?
Sengaja ingin menjauhinya atau bagaimana?

Jeno melirik jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Jika dia memaksa untuk datang ke Busan juga sia-sia. Dia akan tiba sangat larut dan Jaemin mungkin sudah tidur.

Tapi dia tak sabar menunggu besok, dia ingin segera memacu mobilnya menghampiri Jaemin. Menuntut penjelasan mengapa calon suami cantiknya itu pergi tanpa memberitahunya.

Jeno merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya, dia memandangi langit-langit kamarnya, lalu menoleh kearah jam dinding dikamarnya.

Waktu baru saja berlalu lima belas menit. Kenapa pagi lama sekali tiba.
Dia tampak uring-uringan menunggu hari berganti dan pagi datang.

CRAZY BOSS [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang