Seminggu menuju FUTAS, OSIS mulai memanggil beberapa murid lain untuk menambah anggota kepanitiaan, Becca yang mageran buat ikutan jadi panita jelas kesal ketika Syifa bilang Becca justru masuk jadi panitia.
Berperan penting dalam mengurus lomba antar kelas membuatnya jadi lebih sering berada di lapangan dibanding kelas, padahal Becca maunya ngadem aja gitu di kelas daripada panas-panasan di lapangan cuma buat liatin kelas orang lomba. Walau ada kelasnya juga sih yang lomba, bahkan Becca juga mewakili Basket putri dari kelasnya.
Tanpa di sadari Becca, ternyata setelah dia main Basket sama anak kelas waktu olahraga seminggu lalu itu Becca jadi orang yang paling dinantikan saat lomba. Karena banyak sekali murid-murid sekolah yang melihatnya bermain Basket bersama teman-temannya dengan perempuannya dia sendiri, mana tiga kali cetak poin lagi.
Tapi hari ini khusus buat lomba Voli sama Badminton dulu, Basket putra putri akan di selenggarakan besoknya. Jadi sekarang Becca lagi jadi wasit di tengah permainan voli kelas 11 IPA 1 dan 11 IPA 2, kelasnya Rendi ehe. Tapi yang main sih cewek-ceweknya, ya kalau cowoknya di wasitin sama cowok juga.
PRIITTT!!
Bunyi peluit dengan nyaring saat Becca meniupnya, "SATU POIN IPA 2!" teriaknya membuat Syifa yang sejak tadi ikut mengawasi permainan mengganti poin yang ditulis di white board kecil untuk kelas 11 IPA 2.
"APA SIH ORANG NGGAK MASUK!!" bentak salah satu cewek yang main di kelas IPA 1, Becca tersentak mendengarnya.
Bola memang mendarat dekat garis, tapi Becca maupun Syifa lihat jelas kalau itu masuk poin.
"OUT, OUT!!" seru cewek lainnya.
"Masuk anjir! Malah nggak kena garisnya sama sekali, gue liat ya!!" sentak dari pihak lawan, Becca berdiri dari tempat duduknya ingin menengahi tapi keributan semakin nggak kondusif. Kedua belah pihak jadi saling adu bacot.
Becca pusing.
Emosi juga, Becca naik ke kursinya lalu menarik kedua lengan kausnya sampai siku. Tingkahnya berhasil mengalihkan perhatian sekitarnya namun tidak untuk semua pemain Voli, Syifa bahkan memberi jarak dan menutup wajah nggak mau ngakuin temannya Becca untuk saat ini.
Lagi, Becca meniupkan peluitnya lebih nyaring.
PRIIIIITTTT!!!
"NGGAK USAH RIBUT DONG! BOLA UDAH JELAS MASUK, YANG LIAT NGGAK CUMA GUE DOANG. SYIFA AJA LIAT KALAU IPA 2 DAPAT POIN, LO KALAU MAU PROTES SINI GANTIIN GUE JADI WASIT!!" bentak Becca sambil menunjuk si cewek yang pertama kali protes tadi, nggak terima di bentak dan ditunjuk, si cewek melawan.
"LO BUTA APA? ORANG JELAS-JELAS ITU OUT!! BISA JADI WASIT NGGAK SIH?!!"
Becca membuang nafas tak percaya, cewek itu tertawa sinis sambil berkacak pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
love language attack
Fanfiction[Sudah terbit dan masih lengkap] Katanya mengenal cinta itu indah, tetapi ketika dicoba, ternyata tak seindah yang Becca kira. ft. Shuhua ©eipayow, 2022