Becca menghela nafas berat sambil menerima apron yang diberikan Riri, lalu memakainya dengan sangat terpaksa. Cewek itu menoleh ke meja pengunjung di bagian kanan, semua teman-temannya di sana tersenyum geli menatap Becca yang dipaksa bantu mengantar pesanan teman-temannya.
Sial banget, malam ini habis isya Becca ada kumpulan bareng anggota OSIS dan panitia pensi. Ini jelas beda banget sama acara FUTAS kemarin, tapi panitianya diambil yang kemarin dari FUTAS saja karena nggak ada waktu untuk membentuk ulang.
Dan yang paling membuat Becca emosi itu, mereka semua memaksa mengadakan kumpulan malam itu juga di toko kue milik Riri. Namanya juga Riri, selain karena anaknya lembut dan ramah, Riri juga punya sifat yang terlalu baik. Semua teman-temannya Becca diperbolehkan memesan tanpa membayar, sampai nambah 5 kali juga tetap Riri bebaskan dalam pembayaran. Katanya mau Riri traktir.
Jujur saja, Becca nggak ikhlas.
"Jangan cemberut dong, Re, nggak enak diliatin temen-temen kamu." ucap Riri menegur membuat Becca yang sedang sibuk memakai apronnya menoleh malas, "Mau apa biar Teteh siapin buat kamu?" katanya membujuk.
"Mau pulang," ketus Becca menjawab, Riri tertawa dengarnya langsung menyentil pipi Becca membuat cewek itu berdecak dan mengusap kasar pipinya guna menghilangkan bekas sentuhan Riri di sana.
"Nih, menunya, yang baik loh layanin merekanya, itu temen-temen sekolah kamu." kata Riri sambil memberikan beberapa buku menu pada Becca dan juga note kecil dengan pulpennya, setelah itu Riri berjalan duluan menghampiri meja teman-temannya Becca untuk menuliskan pesanan mereka sebagian.
Spesial banget nggak sih? Yang layaninnya langsung si kedua kakak beradik pemilik toko? Mana Riri bening banget kan, dapat gratis pula. Anjrit, ini anak-anak cowoknya menang banyak banget.
"Eh, Rega?" suara Riri menegur sapa Rega yang memang juga salah satu anggota panitia yang hadir kumpulan, Becca mendecih dengarnya. "Ini main keluar malem-malem nggak dicariin si Ayah?" ejeknya kemudian membuat Rega jadi bahan ledekan teman-teman di dekatnya.
Sementara itu Becca ke bagian meja yang lain, memberikan menu ke beberapa meja lalu menuliskan pesanan yang di sebutkan beberapa temannya.
Telinga Becca panas, kesal sendiri mendengar Riri yang SKSD di meja Rega. Tentu di sana akan ada Rendi, Syifa, Gilang dan Hendra---yang sudah pasti merencanakan satu meja karena lumayan akrab, akrab untuk membully Becca tepatnya.
"Si Wildan kenapa nggak di ajak kesini juga, Ren?" tanya Riri yang giliran ke Rendi, semua orang pasti dengar dan akan meledek Becca akhirnya.
"Teteh akrab bener kayaknya sama Rega sama Rendi," sindir keras Hendra, sengaja agar Becca mendengarnya lalu marah-marah nanti.
Untung ini lagi di toko, Becca sabar banget.
"Akrab lah, Rega sering main ke rumah, kalau Rendi adik temennya Teteh. Kan dua-duanya temen Becca." jawab Riri membuat Becca menghela nafas, kini beberapa teman di sekitarnya mulai menunjukkan wajah mengejek pada Becca.
KAMU SEDANG MEMBACA
love language attack
Fanfiction[Sudah terbit dan masih lengkap] Katanya mengenal cinta itu indah, tetapi ketika dicoba, ternyata tak seindah yang Becca kira. ft. Shuhua ©eipayow, 2022