36° Patah dan Hancur

166 35 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ini semakin menjadi. Rendi merasa dimainkan perasaannya lama-lama, melihat Becca yang menghindar dan juga dramanya dengan Najma tak terselesaikan.

Rendi tahu ia salah jika terus mengejar maaf ke Becca, tapi Rendi hanya mengikuti kata hatinya saja. Walau ia tahu ujung-ujungnya akan ada Rega yang menengahi dan menyuruhnya berhenti mengejar Becca.

Sekarang Rendi sedang duduk di pinggir lapangan dengan Ezel dan juga anak-anak Basket, di lapangan sana giliran bagian putri yang main. Secara otomatis Rendi hanya memandangi Becca, melihatnya di setiap gerakan.

Bahkan sekarang tak hanya dengan Becca, Rendi juga jadi canggung dengan Kafka dan beberapa teman IPS Becca cuma karena masalah kemarin. Rendi salut untuk yang ini, pertemanan mereka keren sekali. Cuman ya tetap, rasanya nggak nyaman.

Mana yang mesti laporan masalah Basket pasti kaptennya, yang jadi kapten si Becca sama Kafka. Sumpah, canggung banget.

"RENDI!" teriak seseorang memanggilnya, Rendi menoleh malas dan menemukan Sehan di koridor sana melambai meminta Rendi datang.

Rendi berdecak, cowok itu beranjak tanpa gairah lalu berjalan dengan penuh rasa malas. Lalu saat sampai, Sehan memberikan sebuah kertas.

"Ini jadwal O2SN, di ubah dari panitia, Basket berangkat pertama. Lusa." kata Sehan membuat Rendi terkejut.

"Gila, anak-anak baru latihan dua hari, Se." protes Rendi.

"Itu dari panitianya, Garuda tiba-tiba konfirmasi di grup panitia kalau ada perubahan jadwal. Tadi Pak Fiki ngasih tau gua, terus minta fotokopi semua jadwal buat di kasih ke orang-orang yang lomba." ucap Sehan menjelaskan, "Basket berangkat sama Voli, jadwal kalian sama."

"Gua nggak mau buat anggota gua latihan terlalu keras, Se. Gua tau mereka anak-anak unggul yang main, tapi kalau dikasih tau sama perubahan jadwal pasti semuanya bakalan inisiatif buat latihan lebih extra lagi. Ntar mereka sakit, yang ada kacau lombanya." ucap Rendi mengkhawatirkan anak-anak Basketnya.

"Ren, mereka orang-orang hebat. Bicara baik-baik, pimpin sama lo buat latihan secukupnya, nanti mereka paham. Di putri ada Becca sama Asya, di putra ada Gilang sama Rega. Percayakan sama mereka." kata Sehan sambil menepuk bahu Rendi seolah memberikan semangat, "Gua balik lagi ya, masih ada yang harus di urus di kansis." pamitnya lalu pergi setelah mendapatkan anggukan dari Rendi.

Lalu Rendi berbalik, jalan gontai ke tempatnya semula sambil menenteng kertas di tangannya. Cowok itu duduk kembali di samping Ezel dan membaca jadwal dengan teliti.

Benar, Rendi harus profesional, ini demi sekolahnya. Cowok itu menghela nafas untuk mempersiapkan diri, mau tak mau ia mengesampingkan urusannya dengan Becca dan lebih fokus dengan lomba.

Suara peluit terdengar, teriakan Odet juga menyusul meminta putri berhenti main. Sontak semuanya berlarian menghampiri ikut berkumpul di dekat Rendi dan Ezel.

love language attackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang