11° Usaha Yang Melelahkan

223 48 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Rega: gua di depan

Becca: DEPAN MANA

Rega: rumah
Read

Rega: ada teteh lo anjir

Rega: gua di suruh masuk
Read



Becca menuruni tangga dengan cepat, masih dengan hape di genggaman lalu terkejut sendiri di tengah-tengah anak tangga. Kirain bohong, Rega benar disuruh masuk sama Riri dan sekarang sedang duduk di sofa ruang tengah.

Becca menipiskan bibirnya lanjut berjalan lebih santai, Rega menyadari kehadirannya lalu melempar senyum pada Becca yang dibalas senyum juga sama Becca.

Tak lama Riri muncul dari dapur membawa segelas air putih yang di simpan di meja untuk Rega.

"Eh, padahal nggak usah repot-repot, Teh." ucap Rega membuat Riri tersenyum padanya.

"Nggak apa-apa, tamunya Rere kan tamu Teteh juga, jadi nggak enak kalau nggak ngasih air." kata Riri, Rega mengernyit heran.

"Rere?" tanya Rega heran, Riri mendengarnya menepuk kening lupa sendiri kalau Becca di sekolah tidak dipanggil Rere.

"Maksudnya Becca," jawab Riri membuat Rega berseru paham sambil mengangguk-anggukan kepalanya pelan.

"Aduh," keluh Becca tiba-tiba membuat Riri dan Rega terkejut buru-buru menoleh untuk mengecek, ternyata Becca kesandung di tangga terakhir.

Bukannya apa-apa, tangan Becca kan lagi nggak baik-baik saja.

"Pelan-pelan, Re." tegur Riri ketika Becca melewatinya lalu duduk di sofa lainnya, Becca manyun mendengar teguran Riri.

"Nggak sengaja, Teh," jawab Becca membuat Riri menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya udah, Teteh ke kamar duluan ya, kamu ngobrol aja dulu sama temen kamu. Nanti kalau mau ke kamar jangan lupa tutup pagar sama kunci rumah." kata Riri yang dibalas anggukan Becca, lalu setelah Riri naik tangga baru Becca noleh ke Rega.

"Lo ngapain kesini? Ada masalah lagi?" tanya Becca santai, Rega menghela nafasnya sebelum menjawab.

"Emangnya gua tiap kesini harus pake alasan itu terus? Gua nggak boleh gitu khawatir sama keadaan lo sekarang?" tanya balik Rega sambil menatap lurus Becca.

Becca melebarkan matanya tersentak, "K-khawatir?"

"Iya, lo jatoh deket gua banget, gua liat jelas gimana tangan lo bisa jadi kayak sekarang. Gimana, masih sakit banget tangannya?" kata Rega membuat Becca menipiskan bibirnya.

"Baru di urut sih, katanya bakal bengkak semaleman terus besoknya udah biasa lagi aja. Paling gue nggak bisa banyak gerak yang bikin capek dulu, nggak papa kok gue. Tenang aja, nggak perlu khawatir." ucap Becca sambil tersenyum meyakinkan, Rega menganggukkan kepalanya dan menghela nafas lega.

love language attackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang