"Rega nggak ke rumah?" tanya Rendi tak lama setelah Becca duduk di teras sampingan dengan cowok itu dengan jarak yang lumayan tak terlalu dekat, rumah Becca tuh nggak ada kursi di teras kayak rumah-rumah tetangga soalnya makanya di teras.
Becca menoleh sambil kelabakan sendiri, kenapa juga tiba-tiba bahas Rega?
"Rega?" tanya balik Becca terlihat sekali terkejutnya, Rendi ikut menoleh lalu mengangguk dengan wajah polosnya. Becca diam menanggapinya.
"Kan Rega suka ke rumah kata Teh Riri juga, kok sekarang nggak ada?" ucap Rendi mengingatkan Becca pada Riri yang memang mulutnya semacam dengan mulut teman-teman sekelasnya yang nggak bisa ngerem, Becca menghela nafas akhirnya.
"Enggak lah, kan gue bukan prioritas." jawab Becca sambil membuang muka dan manyun, sedih juga mengakui ini. "Lagian kan Rega lagi sakit." lanjutnya dengan suara yang mengecil.
"Rega bukan tipe orang yang kalau sakit bakalan lama, dia minum obat sekali aja empat jam habis itu juga sembuh." ucap Rendi sambil tersenyum miris, melihat reaksi wajah Becca seperti sedih karena Rega tak main ke rumah.
"Terus kalau Rega sembuh, harus ke rumah gue gitu? Ngapain? Laporan kalau dia udah sembuh?" tanya Becca agak sebal sambil menoleh ke Rendi, cewek itu melihat Rendi terkekeh kecil.
"Siapa tau, orang bucin mah gampang kangenan soalnya." jawab Rendi sambil melanjutkan dalam hatinya, 'Kayak gua sekarang.'
"Terus elo ini ngapain? Kangen sama gue?" tanya Becca membuat Rendi tertawa, sudah nggak kaget sih kalau Becca blak-blakan gini karena itu memang salah satu sifatnya.
Sedihnya, Rendi tidak tahu itu pertanyaan dari hati atau memang asal ceplos.
Becca diam-diam berdecak, Rendi tertawa membuat harga dirinya terinjak, nggak tahu saja Becca mengatakan itu dengan jantung yang berdebar cepat karena gugup bukan main.
"Kalau kangen kenapa? Kalau enggak juga kenapa?" tanya Rendi setelah selesai tertawa.
"Kalau ada orang ngasih pertanyaan itu dijawab, bukan malah balik nanya." kata Becca sebal, Rendi tersenyum memandanginya.
"Iya," jawab Rendi masih dengan senyumnya, Becca diam menatap Rendi dengan mata yang berbinar terkejut dengan jawabannya. Cowok itu lalu bersuara lagi, "Iya, kangen."
Becca semakin diam, wajahnya memanas perlahan lalu membuang muka sambil menggigit bibir bawahnya. Malu sendiri dengar ucapan Rendi.
Dan Becca lebih kaget lagi ketika merasa Rendi menipiskan jarak mereka duduk lebih merapat pada Becca, bahkan kedua tangannya merangkum kedua pipinya untuk ia tolehkan agar menatapnya.
Becca semakin merasa malu melihat senyum jahil Rendi yang paham dirinya salah tingkah.
"Mau liat mukanya kalau lagi salting," ucap Rendi membuat wajah Becca semakin memanas rasanya, senyum Rendi juga semakin lebar. "Suka ih, lucu, merah semua." lanjutnya lalu terkekeh kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
love language attack
Fanfic[Sudah terbit dan masih lengkap] Katanya mengenal cinta itu indah, tetapi ketika dicoba, ternyata tak seindah yang Becca kira. ft. Shuhua ©eipayow, 2022