"Emangnya lo nggak mau pacaran sama gue?" tanya Rega membuat Becca diam, "Yuk, sehari aja." katanya lagi membuat Becca pening seketika.
"Apaan pacaran sehari?!"
Rega tertawa lagi, "Ya udah, maunya berapa lama? Sampe anniversary? Setahun? Dua tahun? Apa mau berapa tahun?" katanya membuat Becca malu sendiri dengarnya, cewek itu tersenyum lalu memukul lengan Rega.
"Gila lo! Becandanya nggak lucu banget!"
"Eh, becanda katanya." ucap Rega dengan senyum jahilnya, "Beneran ini, seriusan." katanya kemudian.
"Ish, lo mah!"
"Aslian, Becca, mau nggak pacaran?"
Becca tersenyum lembut menanggapinya, "Emangnya lo suka sama gue?" tanyanya balik.
"Emangnya kurang juga kode gua? Kurang jelas ngeliatin gua sukanya?" malah ditanya balik lagi oleh Rega, Becca terkekeh mendengarnya.
"Makasih udah suka sama gue, tapi maaf, lo juga tau kan kalau gue sukanya cuma sama Rendi?" ucap Becca membuat Rega melunturkan senyumnya, "Kemarin gue sempet ragu sih, Ga. Lo sama Rendi bikin gue bingung, kadang gue pikir gue kayaknya suka juga deh sama lo, tapi itu cuma karena merasa nyaman aja dan nggak lebih. Tapi pas tau Rendi sama Najma pacaran, gue patah hati, Ga. Julian bilang, gue bisa move on sama lo karena gue kan lagi bingung kemarin harus pilih lo atau Rendi, tapi hati gue ternyata nggak bisa terima kalau gue harus sama lo. Mungkin gue hanya merasa cocok deketan sama lo karena nyamannya itu, tapi kita pasnya memang cuma untuk teman curhat."
Rega tersenyum miris, "Gua bener-bener nggak ada kesempatan?" tanyanya sekali lagi dan gelengan kepala Becca membuatnya sakit.
"Gue memang lagi mencoba move on, tapi gue nggak sejahat itu untuk memperalat lo biar gue bisa move on. Gue nggak mau jadiin lo pelampiasan, lo terlalu berharga untuk itu." jawab Becca dengan senyum manisnya, "Ga, jadi temen deket gue aja nggak papa ya?"
Love Language Attack
-
Tawa kecil terdengar membuat Rendi mengerutkan keningnya, cowok itu menoleh pada Najma yang masih tertawa dalam keadaan kepala yang menunduk.
"Lucu ya, Ren?" ucap cewek itu membuat Rendi lantas berhenti melangkah, Najma juga ikut melangkah dan mengangkat wajahnya dengan senyum lebarnya.
"Maksud kamu apa? Apa yang lucu?" tanya Rendi heran, dalam hati merasa was-was.
Keduanya sedang di koridor kelas 10, tinggal beberapa langkah lagi sampai di lorong utama dan parkiran.
Najma melepas tangan-tangan Rendi yang membantunya untuk berjalan itu, bahkan yang luka cuma tangannya dan Rendi dengan bodohnya memberikan perhatian yang cukup membuat geli hati Najma.
KAMU SEDANG MEMBACA
love language attack
Fiksi Penggemar[Sudah terbit dan masih lengkap] Katanya mengenal cinta itu indah, tetapi ketika dicoba, ternyata tak seindah yang Becca kira. ft. Shuhua ©eipayow, 2022