40° Hari Istimewa

196 37 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Turun dari bis, tak pakai lama-lama lagi Rendi membawa Becca langsung ke parkiran dan melupakan tentang rencana anak-anak Basket yang katanya mau kumpul dahulu di kantin untuk sekedar kumpul-kumpul biasa. Becca juga kangen sama Teh Inda, tapi harus urung karena Rendi yang langsung menariknya.

Anak-anak Basket menyoraki, Rendi tak peduli dan otaknya hanya berpikiran untuk menyelesaikan semua segala urusan yang tidak enak dengan Becca.

Parkiran sepi kan, Becca yang sebenarnya masih canggung dengan Rendi karena ingat Rendi masih jadi pacarnya Najma namun sudah tarik-tarik Becca sesuka hati membuatnya merasa terganggu dengan sikap cowok itu.

"Ren, udah kabarin Najma belum lo sekarang lagi sama gue?" tanya Becca membuat Rendi yang baru saja memakai helmnya jadi menoleh.

Rendi menghela nafas, "Naik dulu, nanti bahas Najma pas udah di rooftop aja." katanya membuat Becca diam menurut lalu naik ke boncengan motor Rendi.

Rendi melajukan motornya keluar dari lingkungan sekolahan dan pergi ke hotel milik Papa, selama perjalanan juga Becca gugup sendiri. Haduh, Becca deg-degan karena akan bicara berdua lagi dengan Rendi setelah seminggu lebih saling menghindar.

Lalu setelah beberapa menit, keduanya sampai. Kali ini Rendi benar-benar ngegas lagi seperti dulu, membawa Becca masuk ke lobby sambil menggenggam tangannya lalu ngobrol sebentar dengan resepsionis dan akhirnya menuju lift.

Tiba-tiba Rendi berdecak mengundang perhatian Becca untuk menoleh ke cowok itu, heran, apa yang tiba-tiba membuat cowok itu kesal?

"Kenapa?" tanya Becca membuat Rendi menoleh, terlihat sekali wajahnya memerah malu membuat Becca makin bingung ada apa dengan Rendi.

"Ada CCTV," jawab Rendi pelan dan agak serak, Becca mengerutkan keningnya tak paham sekali dengan ucapan Rendi.

"Emangnya kenapa kalau ada CCTV?" tanyanya lagi, lalu Becca melebarkan matanya menyesal kepo ketika Rendi menjawab sambil memposisikan wajahnya tepat sekali di depan wajah Becca.

"Nggak bisa cium,"

Becca jelas membuang muka saat itu juga, Rendi jadi menyeringai melihat itu lalu menghela nafas lega karena bisa membawa Becca untuk mengobrol sore ini.

Pintu lift terbuka, Rendi melangkahkan kakinya disusul Becca karena tangannya yang ditarik oleh genggaman Rendi.

Rendi membawa Becca ke pembatas balok dimana pertama kali mereka datang kesini berdua, menikmati angin sore menyapa mereka dengan suasana baru.

"Najma manfaatin gua," ucap Rendi membuka suara lebih dulu, Becca yang sedang memandangi pemandangan ibu kota di bawah sana jadi menoleh pada Rendi yang ternyata menopang pipi menghadap ke arahnya. "Dia bener-bener cuma mau bikin lo hancur lewat gua, padahal niat gua terima dia itu lumayan tulus karena mau move on dari lo." katanya membuat Becca tersentak.

love language attackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang