46° Akhir Dari Ban Kempes

179 33 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sebuah motor berhenti di depan minimarket dengan si pengendara yang masih berseragam, Putra dan Andri menoleh langsung mengenali siapa yang datang. Keduanya memperhatikan orang itu membuka helm lalu berkaca pada spion untuk merapikan poninya, kemudian saat orang itu turun dari motornya, pandangannya juga langsung menangkap kedua cowok yang sedang nongkrong di salah satu meja sambil merokok dan juga sebotol minuman kopi masing-masing yang di simpan di atas meja.

Senyumnya mengembang lebar untuk menyapa, tak lupa tangannya melambai.

"Wassap, Bang!" katanya ceria sambil berjalan mendekat lalu tosan bareng dua cowok itu.

"Belum pulang, Yas?" tanya Putra yang dijawab gelengan kepala orang itu yang ternyata Ayas, si adik kelas yang satu ekskul dengan mereka.

"Belum, mampir sini dulu mau beli cemilan." jawab Ayas, "Masuk dulu, Bang." pamitnya yang dibalas anggukan Putra dan Andri.

Selepas masuknya Ayas ke dalam, Putra dan Andri yang tadinya sok kalem langsung ribut cepat-cepat saling memerintah untuk mengeluarkan hape.

"Udah, cepetan mendingan elu, anjir!" kata Putra dengan mata melototnya, "Keburu keluar lagi si Ayas, anying!"

"Kagak! Kagak! Kata gua sih elu aja, gua mau kempesin motor si Ayas!" sewot Andri seketika membuat Putra diam terheran.

"Buat apa, anjir?"

Andri berdecak, "Biar ntar dianterin balik sama si Rega, anjiiiirrr!!" katanya gemas dengan wajah bodoh Putra.

"Oh, oke, bagus." ucap Putra menjentikkan tangannya lalu mengeluarkan hape dari saku celana abunya, sementara Andri beranjak dari duduknya mendekat ke motor matic milik Ayas.

Anak Futsal siapa sih yang nggak tahu soal Ayas yang katanya naksir berat sama Rega? Bukannya ini kesempatan buat jodohin mereka berdua sudah sangat pas? Putra dan Andri sangat mendukung soal ini, sekalian bikin Rega move on dari Becca juga.

Targetnya tiga hari ke depan mereka harus dekat, membuat Rega bisa berinisiatif sendiri untuk mendekati Ayas lebih dulu karena Ayas sendiri anaknya terlalu membesarkan gengsi.

"Ga, anjir, ke alfa yang deket perapatan sebelum ke sekolah ya? Cepet ini mah, temen gua ada yang kesusahan." kata Putra ketika sambungan teleponnya tersambung dengan Rega, Andri mendengar itu mengumpat karena kaget kirain itu suara Ayas yang sudah selesai belanja.

"Siapa? Kesusahan kenapa?" tanya Rega dari balik telepon.

"Si Ayas, motornya kempes banget katanya. Nggak ada bengkel deket-deket situ, gua mau nyusulin tapi masih di rumah ini bakal lama nyampenya. Itu lu dimana?" kata Putra lalu tertawa tanpa suara karena omongan dustanya sendiri yang mulus.

"Si Ayas yang adek kelas itu?" tanya Rega lagi.

"Iya, iya, si Ayas onoh. Minta tolong anterin anaknya balik sekarang ya, Ga. Ntar motornya biar gua yang ambil sama si Andri." jawab Putra.

love language attackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang