29° Rumah

136 36 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Balik aja sekarang,"

Becca yang baru saja sampai di kantin jadi terkejut tiba-tiba tangannya ada yang narik ke balik ke koridor lagi, ingat tujuannya sedang mengkhawatirkan Rega membuat Becca langsung menepis tangan yang menariknya.

Dalam hati Becca agak agak kaget karena yang menariknya ternyata Rendi.

"Nggak bisa," ucap Becca berbalik akan pergi ke kantin lagi namun dengan cepat Rendi mengambil tangan itu kembali dan mencekalnya erat menahan agar Becca tak bisa pergi.

"Emangnya mau ngapain?" tanya Rendi mencoba sabar tahu Becca menolak pulang bersamanya karena harus mengurus Rega.

"Ada urusan," jawab Becca membuat Rendi berdecak, bahkan cewek itu tak ingin jujur padanya.

Setiap bersama Rega, Becca akan selalu menjawabnya dengan urusan. Kenapa sih? Kenapa segitu tak inginnya Rendi tahu urusan itu?

"Urusan apa?" tanya Rendi terdengar sinis, emosinya lantas naik karena Becca yang begitu perhatian pada Rega.

"Urusan sama temen," jawab Becca sambil menghela nafas kasarnya karena harus sabar, ia nggak bisa asal pergi karena Rendi benar-benar menahan tangannya begitu erat.

Rendi mendecih, "Temen lo apa temen gua?" tanyanya lagi ketus, Becca tersentak dengarnya. "Emangnya sesusah itu ya bilang nama Rega di depan gua? Bilang urusan lo itu sama Rega. Seberapa pentingnya sih Rega buat lo? Kenapa juga gua mesti nggak boleh tau?" katanya lagi dengan kerutan di keningnya tanda tak suka dengan sikap Becca.

"Lo ngomong apa sih, Ren?" ucap Becca yang terbawa emosi, cewek itu juga tak suka dengan sikap Rendi yang seolah-olah kembali menuduh Becca terlalu menyukai Rega. Padahal iya.

"Gua pernah bilang sama lo, gua nggak suka liat lo terlalu deket sama Rega. Tapi kenapa sekarang justru lo makin deket sama dia?" ucap Rendi membuat Becca diam, "Gua beneran nggak suka, Bek, gua maunya lo deket sama gua aja, jangan cowok lain. Apalagi Rega temen gua." omelnya membuat Becca tersentak.

"Rendi, lo kayak-"

"Balik." potong cepat Rendi ketika Becca akan membuka suaranya, cowok itu kembali menarik Becca berjalan di koridor.

Namun karena Becca sudah terbawa emosi, khawatir juga sama Rega yang akan jatuh sakit bila tak segera makan, Becca menepis lebih kasar tangan Rendi membuat si cowok melebarkan matanya kaget dan kembali berhenti berjalan berbalik menghadap Becca.

"Udah gue bilang, jangan kayak gini! Sikap lo bikin gue bingung, Rendi!" tegas Becca dengan raut wajah kesalnya.

"Gua lebih bingung lagi ngadepin lo, Rebecca!" balas Rendi tak mah kalah, "Lo sadar nggak sih sikap lo ke gua kayak gimana? Lo pikir lo doang yang kegeeran? Gua juga suka kegeeran kalau lagi sama lo. Kadang lo kayak suka sama gua, tapi lo kadang memperlihatkan lo suka sama Rega juga. Bikin gua sama Rega lama-lama nggak akur, gua sama dia kadang saling sinis kalau udah bahas lo." katanya membuat Becca terkejut dan juga serangan jantung tiba-tiba.

love language attackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang