"Sekarang kita ke Basket, dimohon perwakilan kelasnya nanti naik ke atas panggung ya. Basket putra, juara 3 kelas 11 IPS 3, juara 2 kelas 11 IPS 4 dan juara 1 kelas 10 IPA 1. Basket putri, juara 3 kelas 10 IPA 5, juara 2 kelas 11 IPA 2 dan juara satu kelas 11 IPS 6."
Suara sorakan anak-anak kelas 11 IPS begitu meriah, apalagi ketika dengan percaya dirinya Becca berdiri dengan senyum lebarnya melangkah berani menuju panggung. Semua memanggil nama Becca, memberi apresiasi lewat meriahnya antusias mereka pada kegigihan Becca kemarin sampai mengorbankan diri tak main namun tetap memegang kendali kelasnya sampai menang.
Sejujurnya Becca malu menjadi pusat perhatian, karena selalu merasa dirinya tak pernah di posisi atas seketika tersipu karena pertandingan Basket kemarin jadi tiba-tiba populer.
Ini mah Becca harus nentuin tanda tangan yang bagus gimana, siapa tau nanti ada yang minta tanda tangan dia.
Becca berdiri sampingan sama perwakilan juara satu Basket putra, anak kelas sepuluh tapi tingginya melebihi Becca. Gantengnya juga nggak manusiawi ini orang, Becca seketika lupa lagi gebet Rendi.
"Selamat bro," ucap Becca tak tahu malunya mengajak tos si anak kelas sepuluh itu, membuat kaget si cowok yang menoleh canggung pada Becca lalu dengan malu-malu mengangkat tangan menepuk telapak tangan Becca.
Becca nyengir, mengepalkan tangannya yang lalu ia genggam dengan tangan lainnya memeluknya depan dada sambil membelakangi si adik kelas. Becca memejamkan mata lalu melompat-lompat kegirangan seolah sedang salah tingkah habis tosan sama gebetan, di atas panggung lagi.
Odet di bawah sana dengan teman-teman sekelas lain menepuk keningnya melihat tingkah Becca yang memalukan, "Bisa-bisanya ngelawak si anjrit!" dengusnya, berbeda dengan penonton lain yang melihat tingkah Becca justru tertawa.
Lalu Becca kembali berdiri tegak ketika ketua OSIS yang tadi memberi pengumuman pemenang datang padanya memberi satu kotak besar hadiah dan amplop putih pada Becca, cewek itu cengengesan dapat hadiahnya.
"Sumpah, lo keren banget, Bek." kata si ketua OSIS membuat Becca tersenyum malu.
"Pacarin dong, Pak! Kapan lagi dapet pacar keren kayak gue, hehe." respon Becca bikin kaget yang ada di panggung, si ketos ketawa aja maklum.
"Ada yang mau disampein nggak kalian berdua?" tanya si ketos pada Becca dan si adik kelas di sampingnya, si adik kelas menggelengkan kepalanya sementara Becca dengan percaya dirinya meraih mic di tangan si ketos ketika di sodorkan.
"Assalamu'alaikum, hehe." ucap Becca membuat selaku warga sekolah yang menonton tertawa dengan cengiran cewek itu, sementara si ketos yang mengambil posisi di samping Becca langsung menundukkan kepalanya malu sendiri.
Karena kebetulan, si ketos kan anak IPS, dan anak IPS siapa sih yang nggak dekat dengan Becca?
"Eum, saya wakilin ya, bro." ucap Becca berbisik sambil menepuk lengan si adik kelas namun suaranya masih tertangkap mic sehingga semua yang nonton juga dengar, si adik kelas cuma nyengir canggung sambil menunduk malu. Lalu Becca kembali menatap ke depan dengan senyum lebarnya, "Saya Rebecca dari 11 IPS 6, sengaja memperkenalkan diri takutnya belum ada yang tau nama saya gitu kan. Kalau mau gebet juga sekalian, hehe, calling ya bro." katanya berbasa-basi mengundang riuh warga sekolah yang dengar apalagi kaum adam yang memang akhir-akhir ini sedang membicarakan Becca di tongkrongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
love language attack
Fiksi Penggemar[Sudah terbit dan masih lengkap] Katanya mengenal cinta itu indah, tetapi ketika dicoba, ternyata tak seindah yang Becca kira. ft. Shuhua ©eipayow, 2022