07° Weekend

267 62 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Tarik nafas, kalem Bek kalem, ini masih jam delapan. Gua tau lo bisa kalem, plis jangan panik dan atur nafas lo baik-baik." ucap Julian dari balik sambungan telponnya bersama Becca, mendengar ucapan itu Becca mengikuti perintah yang dikasih.

Tarik nafas, buang pelan-pelan, tarik nafas, buang pelan-pelan, pokoknya begitu terus sambil di arahkan Julian.

Pagi-pagi Becca panik banget, ingat hari ini mau diajak jalan sama Rendi. Jelas satu-satunya yang bisa dimintain tolong ya Julian, karena Riri udah berangkat pagi-pagi banget tadi ke rumah temennya buat ngerjain tugas yang deadline-nya besok.

Tapi Becca tetap bilang kok sama Riri, jelas Riri ikutan senang kalau Becca akhirnya di notice walau cuma diajak temenan doang. Bahkan Riri udah milihin baju yang bagus buat Becca di hari pertama dia sama Rendi jalan bareng---walau sebagai teman.

Becca panik bukan main, nggak tenang saja rasanya karena semakin naik angka jam maka semakin menipis juga waktu Becca dan Rendi akan bertemu.

Becca masih dilanda kebahagiaan soalnya, mengingat kemarin sampai keceplosan depan Julian membuat Becca panik takutnya nanti pas sudah ketemu Rendi malah bikin kesalahan lainnya.

"Udah, gue udah tenang." ucap Becca membuat Julian di tempatnya bernafas lega.

"Oke, sekarang dandan." titah Julian asal, karena setahunya cewek kalau dandan lama jadinya cuma itu yang dia pikirkan untuk Becca lakukan sekarang.

"Kalau gue dandan, ntar kesannya gue centil amat anjir!" maki Becca nggak tanggung-tanggung langsung ngegas kasar.

Terdengar suara decakan Julian, "Ya terus, lo mau keliatan burik depan si Rendi? Yang ada dia beneran ilfeel sama lo, mau?!" ngegas balik cowok itu.

"Nggak mau lah!!" ketus Becca.

"Ya udah, sekarang mah dandan aja dulu, abis gitu baru pikirin hal lain." kata Julian memberi saran, Becca mengangguk dengan polosnya lalu jalan ke meja riasnya sambil grasak-grusuk nggak kalem. Julian yang bisa dengar suara keributannya cuma bisa nepuk keningnya di tempatnya.

"Tapi gue takut terlalu menor, Jul," rengek Becca sambil manyun depan kaca riasnya, kembali terdengar decakan dari Julian.

"Video call coba biar gua bisa ngasih pendapat sama dandanan lo," usul Julian, kali ini giliran Becca yang berdecak emosi.

"Terus gue cantiknya diliat lo duluan dong? Kan gue dandan buat Rendi!!" kata Becca ngegas lagi.

Julian menghela nafasnya kasar, "Gua samperin juga lama-lama ke rumah lo ya!"

"Dih, malah makin paraaahh!!"

"Ya udah video call, Rebeccaaaa!!"

"Iya, iya, bentar."

love language attackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang