Pintu ruangan BK itu terbuka mengalihkan atensi beberapa orang yang menunggu di depannya, Becca menghela nafas melihat raut kecewa Riri yang menatapnya.
"Biar apa?" tanya Riri melangkah mendekat ke Becca yang duduk di kursi tunggu dengan Syifa yang merangkul bahunya dari samping kanan, dan di samping kirinya ada Rega yang cuma diam. "Keren kamu kayak gitu? Bully anak orang, menyiksa fisiknya dan kamu tau? Kamu hampir bunuh dia, Re!" katanya sinis.
Becca menunduk sebentar lalu mengangkat kepalanya membalas tajam tatapan Riri padanya, cewek itu berdiri membuat Riri reflek mundur selangkah untuk memberi jarak.
Kedua adik kakak itu menjadi perhatian yang lain, tak cuma Syifa dan Rega yang di satu kursi dengannya. Rendi dengan dua temannya Najma di kursi lain yang juga menenangkan cewek itu, lalu ada juga teman-teman terdekat lain Becca di IPS seperti Julian, Gilang, Kafka, Nisa, Ayla, Danisa, Hendra, Arya serta Odet yang juga berjongkok tak jauh dari tengah-tengah kursi tunggu antara Becca dan Najma.
"Aku marah, Teh." ucap Becca dengan dada yang naik turun menatap Riri penuh kesal, Riri melihat itu langsung terluka hatinya.
Teringat lagi saat dulu Becca marah karena kedua orang tua mereka menghembuskan nafas terakhirnya, Becca adalah orang yang paling terluka dan membenci dirinya sendiri karena hanya dia dan Riri yang selamat dari kecelakaan itu.
"Dia," tunjuk Becca secara terang-terangan ke Najma, membuat semua yang melihat terkejut termasuk si oknum yang ditunjuk. Najma menundukkan kepalanya, dirinya jelas masih kaget karena cekikan Becca yang sangat membuatnya sesak tadi. "Dia udah lancang bikin es Kiko aku jatuh!" sentaknya langsung menaikan nadanya tepat di depan wajah Riri.
Riri menatap sendu Becca yang sangat marah itu, lalu teman-temannya yang lain lebih terkejut lagi karena masalah ini sangat sepele.
Hanya karena es Kiko, Becca sampai tega mencekik Najma? Ini sungguh mengejutkan untuk mereka, namun untuk Riri, kakaknya itu paham.
"Re, nggak gini negurnya." lirih Riri langsung lemas, hampir saja ia jatuh kalau saja Syifa tak segera sadar dan segera beranjak menahan tubuh Riri lalu berakhir merangkul kakaknya Becca itu.
Bibir Becca bergetar dan air matanya mengalir begitu saja melihat Riri yang juga kembali terluka mendengar Becca membahas es Kiko di depannya, es itu benar-benar berarti untuk keduanya. Yang membedakan, hanya Becca yang masih mengonsumsinya dan Riri sebisa mungkin tak menyentuh es itu.
"Aku juga nggak mau negur dia sampe pake kekerasan, tapi mulut dia lebih lancang lagi merendahkan es Kiko aku!" ucap Becca semakin marah, Riri ikut menangis melihat kemarahan Becca yang membuat Riri takut. "Liat! Teteh aja sampe selemes ini, kan? Gimana kalau Teteh denger sendiri mulut cabe itu remehin es Kiko aku tadi? Aku yakin Teteh bakal pingsan!" omelnya membuat kaget lagi teman-temannya.
Entah apa itu, ternyata es Kiko yang sering dibeli Becca memang seberharga itu untuknya, dan bahkan untuk kakaknya juga.
"Teteh tau kan seberapa pentingnya es Kiko buat aku? Buat Teteh juga? Jadi, harusnya Teteh paham kenapa aku semarah ini cuma karena es Kiko kita." lirih Becca lalu mengambil langkah pergi berlari ke lorong utama dan keluar dari sekolah, meninggalkan Riri dan semua teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love language attack
Fanfic[Sudah terbit dan masih lengkap] Katanya mengenal cinta itu indah, tetapi ketika dicoba, ternyata tak seindah yang Becca kira. ft. Shuhua ©eipayow, 2022