EMPAT

922 113 64
                                    

Hujan turun membasahi langit Jakarta di pagi hari, Christy terlihat sibuk membalut tubuhnya dengan sweater dan juga jaket. Ia juga terus mendekatkan wajahnya pada teko yang sedang Aya gunakan untuk memanaskan air. Ketika hujan seperti ini ia pasti akan mencari akal agar bisa bolos sekolah dan beralasan sakit. Anak itu memang selalu ada saja akalnya untuk bisa mangkir sekolah. Sementara Chika justru terlihat berusaha menguatkan dirinya agar bisa sekolah, padahal ia merasa perutnya sedang sakit luar biasa di saat pms seperti ini.

"Adek lagi ngapain sih?" Tanya Aya.

"Mami, Adek panas nih badannya ga usah sekolah ya?" Christy langsung memasang wajah memelas pada Aya.

"Jangan alesan Adek, Mami tau kamu sengaja bikin badan kamu panas ya. Sekolah tetep, kan kamu dianter Papi juga sampe sekolah"

"Tapi nanti ke kelasnya keujanan Mi"

"Nanti dipayungin Papi sampe kelas Dek"

"Tapi Mi...."

"Sekolah ya Sayang"

"Yaaaah Mami"

"Kak Chika masih sakit perutnya Kak?"

"Masih Mi" Chika terlihat meringis saat ia duduk di kursi makan.

Boby yang baru selesai bersiap langsung menghampiri Chika dan menempelkan tangannya di kening dan leher Chika. Ia memang selalu lebih khawatir kepada kedua anaknya dibandingkan Aya.

"Kamu agak panas juga badannya Kak, ga usah sekolah dulu deh ya. Mau ke Dokter?"

"Gausah Pi, aku cuma sakit lagi dapet aja"

"Yaudah Kak Chika ga usah sekolah dulu ya Kak, biar istirahat dulu aja" Aya menambahkan.

"Kok Kak Chika boleh ga sekolah sih Mi?"

"Kak Chika lagi sakit Dek, cepet Adek mandi nanti Papi kesiangan loh. Ayo ayo mandi dulu" Aya langsung menggiring Christy menuju kamar mandi dan membantu anak bungsunya itu melepaskan satu persatu pakaian berlapis yang ia kenakan. Aktingnya kali ini harus digagalkan oleh Aya.

"Sakit banget Kak?" Tanya Boby dengan wajah khawatirnya.

"Banget Pi"

"Yaudah Kakak tiduran Kak, lurusin kakinya" Boby langsung menuntun Chika menuju sofa dan meluruskan kaki Chika. Ia juga langsung menuju dapur lalu menyiapkan botol berisi air panas untuk menghangatkan perut Chika.

"Pake ini Nak biar anget"

"Makasih Papi" Chika tersenyum melihat Boby yang sangat memperhatikannya dengan baik. Bagi Chika, Boby adalah cinta pertamanya. Di mata Chika, Boby adalah lelaki terhebat yang ia percaya tak akan pernah menyakitinya. Sedari dulu sejak Chika kecil, Boby adalah lelaki yang selalu maju terdepan untuk melindungi Chika dan membuat Chika merasa aman.

"Mau makan sekarang Kak? Biar Papi suapin"

"Nanti aja deh Pi aku belum laper"

"Yaudah nanti makan bareng Mami ya, kamu istirahat dulu aja" Boby mengelus lembut kepala Chika.

"Ok Papiku" Chika mengacungkan jempolnya seraya tersenyum saat Boby menutupi tubuh Chika dengan selimut. Chika memang sepatutnya bersyukur mendapatkan kasih sayang seorang Ayah dari Boby.

Selesai membantu Christy bersiap, Aya langsung menyiapkan sarapan untuk Boby dan juga anak-anaknya. Ia juga langsung menyuapi Christy karena jika dibiarkan makan sendiri maka akan membutuhkan waktu yang lama. Saat di meja makan, Christy akan bercerita banyak hal hingga membuat konsentrasi makannya terganggu. Maka jika saat sarapan Aya akan turun tangan untul menyuapinya.

After RainWhere stories live. Discover now