*disclaimer kemarin gue salah nulisin tahun pas Aya hamil itu 2006 harusnya, sorry hehe
Sulawesi Utara, 2007
Shani, Cindy, Vino dan Jinan terlihat baru saja mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Manado. Shani yang sedang menunggu bagasi terlihat sibuk memainkan blackberrynya. Ponsel tersebut sempat merajai pasar gadget di Indonesia pada tahun-tahun tersebut. Tak jauh dari tempatnya berada, Vino terlihat berdiri seraya melipat tangannya di dada. Diam-diam ia memperhatikan Shani yang masih sibuk dengan ponselnya. Sejak pertemuannya dengan Shani kemarin, Vino memang sudah tertarik pada perempuan berparas cantik itu, namun dengan segala gengsinya Vino tak ingin memperlihatkannya. Lagi pula, Vino tak ingin melibatkan perasaan yang pada akhirnya akan menimbulkan bias dalam penelitian mereka nantinya.
"Cin"
"Hemm?"
"Si Mas Vino kalo ngeliatin gitu serem ya, gue dari tadi mikir apa gue salah kostum atau gimana ya" bisik Shani seraya berjalan keluar Bandara.
"Asli, mana mukanya datar banget lagi kan kaya lagi menilai lu dari atas sampe bawah" bisik Cindy pada Shani.
"Ini cowok berdua dingin banget deh sumpah Cin, gue jadi takut salah ngomong"
"Sama, gue diem aja dari tadi makanya bingung mau ngomong apa"
"Kita sekarang dijemput dulu sama orang Dinas, koordinasi di sana baru nanti langsung ke lapangan. Orang dinasnya udah di depan" ucap Vino tiba-tiba dan langsung membuat semuanya menoleh, lelaki itu diam-diam sudah berkoordinasi dan menyiapkan semuanya untuk mengakomodir timnya.
"Kapan dia koordinasinya deh?" Cindy terlihat heran dan melongo sementara Vino dan Jinan berjalan begitu saja.
"Entah haha tapi bagus lah kita dapet tim yang bisa kerja, dapet tim yang ga bisa kerja mati kita Cin"
"Iya sih ya Alhamdulillah banget"
"Sini kopernya" ucap Jinan yang langsung mengangkat koper Cindy dan memasukannya ke dalam mobil yang menjemput mereka.
"Makasih ya" jawab Cindy seraya tersenyum, tapi Jinan hanya mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobil.
"Mau duduk di depan apa di belakang?" Tanya Vino pada Shani seraya memegangi pintu mobil.
"Di belakang aja, gapapa Mas Vino di depan aja" Shani tersenyum dan langsung masuk ke dalam mobil.
"Ok" Jawab Vino yang langsung menutup pintu setelah Shani masuk ke dalan mobil.
Sebagai orang-orang yang bekerja di bidang sosial, mereka harus benar-benar bisa beradaptasi dengan adat dan kebiasaan masyarakat di daerah lain. Seperti saat ini, mereka harus mengikuti bagaimana birokrasi yang berlaku di kantor Dinas Sosial setempat. Hal yang paling sulit dilakukan oleh manusia adalah belajar membumi saat memiliki ilmu yang sudah melangit. Banyak orang yang akan menyalahkan atau merendahkan sistem yang berlaku di tempat lain dan menganggap lebih rendah dibandingkan sistem yang ia miliki. Padahal, merakapun tak mengetahui sistem tersebut secara menyeluruh, mereka tak mempelajari seluruh kebijakan yang ada dan jika mungkin diberikan kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan orang lain, merekapun belum tentu bisa melakukannya dengan baik.
"Pak Kadis, terima kasih banyak ya Pak arahan dan masukannya. Makasih juga udah disambut gini Pak" ucap Shani seraya menyalami Kepala Dinas yang sudah menyambutnya.
"Sama-sama Mbak, semoga lancar semua yang akan dikerjakan. Nanti hasilnya kita juga bisa minta ya?"
"Pasti Pak, nanti kami lapoprkan hasilnya ke Dinas juga" Shani mengangguk dengan penuh keyakinan, untuk urusan berkomunikasi dengan pejabat setempat ia memanglah jagonya. Caranya berbicara berhasil membuat lawan bicaranya bertekuk lutut dan menyetujui semua yang Shani ucapkan. Skill komunikasi memang sangat penting jika kita turu ke Masyarakat.
YOU ARE READING
After Rain
Romance"Akan ada pelangi setelah hujan, akan ada bahagia setelah tangis yang Panjang" Begitulah yang disampaikan oleh orang-orang, katanya akan selalu ada pelangi setelah hujan dan akan selalu ada kebahagiaan setelah tangis yang panjang. Setiap kehidupan m...