EMPAT PULUH ENAM

760 92 214
                                    

London

Waktu demi waktu terus berlalu, setelah melewati segala hal dalam perkuliahannya. Hari ini, Mirza akhirnya berhasil menyelesaikan perkuliahannya, dengan perjuangan dan support dari lingkungan sekitarnya maka hari ini Mirza resmi mendaptkan gelar M.Phil in Advanced Computer Science. Pernah menempuh pendidikan di dua kampus bergengsi yang ada di dunia jelas merupakan suatu pencapaian yang luar biasa. Selain mendapatkan privilege dari keluarga yang memang kuat secara finansial, Mirza juga harus mengoptimalkan seluruh kemampuannya untuk bisa mengikuti perkuliahannya selama ini. Selama ini Mirza sendiri sudah berusaha sekuat tenaga untuk bisa bertahan dan mendaptkan hasil maksimal. Bahkan selama kuliah juga Mirza mendapatkan beberapa beasiswa hingga ia sangat meringankan beban Shani dan juga Vino.

"Kakak kamu keren banget Zee"

"Jelas lah, bangga banget ya kamu Tin?"

"Banget lah, keren banget emang dia"

Kathrin, Zee, Marsha, Shani dan juga Vino kini terlihat bangga saat Mirza melakukan parade dengan jubah kelulusannya. Shani bahkan sedari tadi sudah menangis haru, ia tak menyangka jika seorang anak yang dulu ia selamatkan kini sudah bertumbuh menjadi seoranh anak yang luar biasa membanggakan.

"Tante Shani, mau tisu?" Kathrin langsung memberikan tisu kepada Shani. Ia cepat sadar jika Shani sedari tadi terus menyeka air mata dengan tangannya.

"Makasih ya Sayang" Shani tersenyum seraya meraih tisu yang diberikan Kathrin.

"Tante Shani sama Om Vino hebat banget sebagai orang tua" Kathrin ikut bangga pada kedua orang tua Mirza. Ia tahu jika pasti tak akan mudah melewati segala hal selama mereka membesarkan Mirza.

"Makasih ya Nak, Tante juga mau bilang makasih banget sama Atin karena udah nemenin dan support Mirza selama di sini. Kalau ga ada Atin, Mirza berat pasti lewatin masalahnya kemarin"

"Kita saling support kok Tante, Mirza juga banyak bantu aku selama di sini, kalo ga ada Mirza berat juga aku buat lulus kayanya hehe" Kathrin memang luar biasa, di saat semua orang selalu memujinya, ia juga selalu ikut memuji Mirza. Di saat orang-orang berbicara bahwa Mirza beruntung mendapatkannya, ia selalu meyakinkan orang-orang bahwa ia juga sangat diberkati karena bisa mendapatkan Mirza.

"Kalian berdua itu memang sama-sama hebat, yang rukun ya" Ucap Vino seraya mengelus kepala Kathrin.

"Siap Om" Kathrin mengangguk seraya tersenyum.

"Ganteng banget sih" ucap Kathrin saat Mirza berjalan ke arahnya, ia juga langsung menyeka keringat Mirza dengan tisu.

"Beeeeb" Mirza sudah bersiap untuk memeluk Kathrin tapi Kathrin langsung menahannya.

"Ke Bunda sama Ayah dulu tuh cepet"

"Ok" Mirza tersenyum bangga, Kathrin selalu memprioritaskan orang tua Mirza dibanding dirinya sendiri. Bahkan selama kuliah di Cambridge, Kathrin yang selalu mengingatkan Mirza untuk menghubungi kedua orang tuanya.

"Bunda, Ayah" Mirza langsung berlutut lalu mencium kaki Shani dan juga Vino bergantian. Dengan cepat Shani dan Vino langsung menarik tubuhnya dan memeluk Mirza dengan erat.

"Selamat ya Nak" ucap Shani yang kini berpelukan dengan Mirza dengan sangat erat, tangis keduanya sama-sama pecah.

"Makasih ya Bunda, makasih udah selalu dukung saya sampai saat ini, kalo ga ada Bunda saya beneran ga akan mungkin bisa kaya gini"

"Sama-sama Nak, kamu anak hebat, Bunda bangga sama kamu Nak, kamu hebat"

Setelah memeluk Shani dengan cukup lama, Mirza juga berpelukan dengan Vino. Kali ini Vino sangat bangga pada anak sulungnya itu, baginya Mirza sudah berhasil membuktikan bahwa latar belakang Mirza dan masa lalunya tak menjadi penghambat Mirza untuk bisa menjadi orang hebat seperti ini.

After RainWhere stories live. Discover now