TIGA PULUH SEMBILAN

839 104 269
                                    

Jakarta

Chika akhirnya tiba di kediaman Putra beserta keluarga barunya, ia dan Chika turun dari mobil seraya bergandengan tangan. Sesungguhnya Putra sendiri masih ragu apakah Anin bisa menerima Chika atau tidak. Sedari awal Putra dan Anin sudah membuat perjanjian bahwa Putra tidak akan membawa anak kandungnya masuk ke kehidupan mereka. Tapi saat ini Putra melanggar janjinya sendiri dengan membawa Chika ke rumah ini. Perceraian yang berujung membangun rumah tangga baru bersama yang lain memang selalu menyisakan permasalahan tentang pengasuhan anak. Sulit bagi seorang anak untuk menempatkan diri di keluarga baru yang dibangun oleh orang tuanya.

"Hai Shel" sapa Putra pada Ashel yang sedang berolahraga di halaman rumahnya.

"Pah? Kok kalian?" Ashel langsung terkejut ketika melihat Putra datang bersama perempuan yang tak asing lagi baginya.

"Hai Shel" Chika juga ikut menyapa Ashel meskipun terlihat begitu kaku.

"Masuk dulu yu Shel Papa mau ngomong, Mama ada di dalem?"

"Iya ada, ada apa sih ini?"

"Ayo masuk dulu" Putra langsung membawa Ashel masuk ke dalam rumah, kini Putra terlihat merangkul dua anak perempuan itu.

"Niiiin, Anin"

"Kenapa Put?"

"Sini dulu aku mau ngomong"

"Loh ada Chika, apa kabar Chika? Kapan dateng?" Anin memang sudah mengenal Chika ketika ia menemani Ashel berkompetisi di New York.

"Baru aja Tante"

"Sini dulu yuk duduk dulu semuanya, ada yang perlu dibicarain"

"Ada apa sih?" Anin yang bingung terlihat mengerutkan keningnya.

"Nin, ini aku bawa Chika kesini dan mulai sekarang Chika bakalan tinggal di sini juga"

"Maksud kamu?" Anin mengerutkan keningnya.

"Chika ini anak saya Nin, anak saya dari pernikahan saya sama mantan istri saya dulu"

"Hah?" Ashel yang duduk di atas sofa langsung terkejut ketika mendengar kalimat yang diucapkan oleh Papa tirinya itu.

"Iya Shel, sebelum Papa sama Mama nikah, Papa pernah nikah sama Maminya Chika. Jadi, Chika ini anak Papa juga" ucap Putra yang langsung membuat Anin dan Ashel sama-sama terkejut.

"Maaf baru bisa ceritain hari ini, karena Papa sendiri baru ketemu Chika lagi saat kalian ke New York waktu itu"

"Jadi Chika ini anak kandung Papa?" Tanya Ashel seraya menatap tajam keduanya.

"Iya Shel, Papa harap kalian bisa makin deket sekarang dan bisa nganggep Adik Kakak satu sama lain"

"Ga paham lagi aku, ini rumah dulu yang beli Daddy ya. Terus dikasih ke Mami karena aku tinggal di sini, pertama Mami bawa laki-laki lain ke sini, ok aku bisa terima demi kebahagiaan Mami, sekarang ada lagi orang yang mau masuk ke Rumah ini? Ga paham aku, terserah lah" Ashel langsung bangkit dari sofa.

"Shel tunggu dulu Shel, duduk lah dulu"

"Udah udah ga usah, aku capek mau istirahat. Satu lagi, ternyata kalian ini beneran like father like daughter ya, dua-duanya suka selingkuh" ucap Ashel sebelum ia menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

"Kalo dia mau tinggal di sini silakan aja, tapi nanti minggu depan aja saat aku udah balik ke Boston" teriak Ashel dari lantai dua rumahnya.

Chika yang masih duduk di sofa kini terlihat mengepalkan tangannya, ia juga terdengar menggertakan giginya, ia tak menyangka jika ternyata Ashel memberikan penolakan sekeras ini untuknya. Meskipun sesungguhnya harusnya Chika sadar jika pertemuan terakhirnya dengan Ashel saat di Bandung sudah menunjukan bahwa Ashel kini tak menyukainya. Chika seharusnya sadar jika permasalahan dengan Mirza membuat Ashel sangat membencinya.

After RainWhere stories live. Discover now