Jumat Giselle benar-benar menjemput Karina di rumahnya. Sama halnya dengan Giselle yang berdandan santai, Karina juga melakukan hal yang sama. Tidak ada yang spesial dari penampilannya. Hanya jeans unfinished, sweatshirt, sepatu kets, dan tas selempang bermotif beruang yang baru kemarin di belikan oleh mamanya entah dari mana.
Sejujurnya konser ini bukan konser pertama bagi Karina. Dia sudah pernah datang ke acara konser beberapa kali. Biasanya dia akan datang sendiri, bukan karena apa-apa, tapi memang dia bingung mau mengajak siapa.
Mereka mengantri untuk memasuki GOR yang menjadi tempat konser. Suasananya cukup ramai kali ini, mungkin karena guest star yang diundang cukup ternama yaitu GAC dan Sheila On 7. Kalau tahu guest star nya dua musisi itu sudah pasti tidak usah dipaksa Giselle Karina juga pasti akan datang.
Mereka berjalan menuju kursi tribun sesuai nomor yang telah di pasang. Karina bersyukur karena Giselle tidak memesan tiket yang festival sehingga dia tidak perlu berdiri berdesakan dengan penonton lainnya.
Penerangan di sana cukup gelap. Sengaja dibuat seperti itu karena memang untuk mendukung suasana konser. Karina menunduk memperhatikan jalan menuju kursinya. "Njir kok lo udah di sini?" Pekik Giselle membuat Karina mendongak menatap orang tersebut.
"Sama Naren tadi." Kata Hera sambil tersenyum manis, salah satu teman seangkatannya. "Karina ya?" Sapanya melihat Karina yang berdiri di samping Giselle.
Karina mengangguk dan tersenyum, "udah dari tadi Ra?" Tanyanya sopan.
"Iya tadi nemenin Naren ama temen-temennya dulu." Balasnya dengan ucapan yang lemah lembut. "Eh duduk, duduk." Membuat Giselle dan Karina menempatkan dirinya di samping Hera.
"Bucin lo."
"Budak doang nggak ada cintanya gue mah." Ucapnya diiringi tawa.
Karina tersenyum menanggapi ucapan Hera, sedikit mencondongkan tubuhnya agar bisa melihat ekspresi Hera. Dia tidak terlalu akrab dengan Hera karena memang beda kelas. Hera termasuk jajaran orang terkenal di sekolah, beda dengan Karina yang terkenal karena kepintaran otaknya, Hera bahkan terkenal tanpa usaha sedikit pun. Dia cantik, baik, sangat supel terhadap orang lain, mudah tersenyum, akrab dengan manusia satu sekolah, tidak pernah ada gosip buruk tentangnya, dan terlihat penuh dedikasi di ekstra PMR nya. Semua orang seperti suka dengan pribadi Hera. Dan baru kali ini Karina bisa berbincang dengan Hera. Karina tidak memungkiri, Hera cantik, sangat cantik, matanya berbinar membuat siapa saja betah melihat wajahnya.
"Senyam senyum kenal ga lo?"
"Kenal Sel ya Allah." Balas Karina kesal. Giselle selalu seperti ini. Menganggap Karina manusia purba yang tidak mengenal satu pun manusia di sekolah.
"Siapa?"
"Hera kan?" Balas Karina mencoba menatap Hera yang tengah tersenyum manis kepadanya.
"Salam kenal ya Karina. Lama pengen ngobrol tapi kelas lo jauh banget."
Karina tersenyum, "Nanti deh gue yang ke kelas lo Ra."
"Alah yakin lo? Orang ke kelas Jeno aja tremor."
Karina menatap sinis Giselle, "Ga jelas lo."
Hera tertawa melihat keduanya, sumpah kalau Karina cowok pasti naksir deh sama Hera. Cantik banget. "Heh gue kira lo tadi bareng si Hae." Hera menepuk pelan lengan Giselle.
Giselle menggeleng, "gue jemput dia dulu tadi. Lo sendirian?"
"Nggak tadi ada di Hana, cuma kan dia manggung."
Giselle mengangguk, "Oh iya." Giselle membuka ponselnya membaca pesan. "Udah jadian lo ama Naren?"
Karina yang sama sekali tidak mengetahui arah obrolan mereka pun mencoba cuek. Lagian diam saja dia juga sudah mendengar kok obrolan mereka. Jadi tidak perlu repot-repot menguping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno's
FanfictionBukan cerita tentang cowok berandalan yang jatuh ke cewek baik-baik, bukan cerita ketua OSIS yang yang berhasil menaklukkan manusia kurang ajar sesekolahan, bukan juga tentang teman masa kecil yang terjebak friendzone. Hanya tentang Jeno yang pada a...