13

2.8K 427 17
                                    

Kondisi kelas 11 IPS 4 sedang tidak tertolong sekarang. Bukan tanpa alasan, jam kosong di jam terakhir memang nikmat yang tidak akan bisa ditolak oleh siapa pun. Semua sibuk dengan urusan masing-masing yang totally tidak ada yang bermanfaat. Menggosip, melamun sambil mendengarkan musik, tidur, konser dadakan, tik-tok masal, dan segala macam kelakuan aneh manusia SMA lainnya. Begitu juga dengan Haekal, daripada dia pusing memikirkan omelan Giselle yang terus-terusan datang tiap jamnya lewat notif ponsel, dia memilih hiburan menjahili teman-teman sekelasnya.

"Iya bener sih nyesek banget gue juga." Celetuknya tiba-tiba ikut bergabung dengan komplotan Ira yang sedang membahas dunia perkoreaan. Kedatangan Haekal yang tiba-tiba dan langsung nimbrung membuat mereka semua menatap aneh Haekal.

"Apaan sih lo ga jelas." Maki Ira dengan ekspresi sewotnya. Ira adalah salah satu K-POPers garis keras di kelas mereka. Tapi jangan main-main, dia memiliki ide yang mind blowing setiap ada pentas sekolah. Kelas mereka bahkan menang tahun kemarin karena ide Ira mendandani Haekal dan Naren ala-ala boy band korea. Berjoget ria dan tebar pesona ala kadarnya.

"Gue ikut dong gibahnya."

"Ga ada ga ada. Sono lo ganggu aja." Kini Andin – manusia lain di komplotan itu – mendorong Haekal agar beranjak dari kursi sampingnya.

"Asli gue tau lo pada bahas apa. Sumpah!" Katanya meyakinkan. Memang Haekal segabut itu.

"Apa emang?" Tantang Ira dengan songongnya.

"Kim Seon Ho kan?" Tebaknya dengan senyum usil.

Mereka nampak terkejut sebentar, "Ih kok lo tau sih." Ucap Ira setengah kaget setengah kesal. Belum tahu saja mereka tadi pagi Giselle mengomel tidak jelas gara-gara si Kim Seon Ho ini. Padahal Haekal tidak tahu masalahnya, tidak kenal juga, malah dia yang diomeli.

Haekal berdecak sombong, "gue!" Katanya jumawa. "Emang kenapa sih dia?" Tanyanya kemudia membuat komplotan itu mendesah kecewa. Dikira Haekal paham betul masalahnya, ternyata hanya sok tahu.

"Dih ga jelas lo!" Maki Andin memukul bahu Haekal keras. Anak kelas paham betul bagaimana kelakuan Haekal dan teman-temannya. Memang ya mau seganteng apa manusia, tapi kalau sekelas jatuhnya malah bikin ilfeel. Seperti Haekal dan Naren, walaupun mereka terkenal ganteng di luar kelas, tapi bagi masyarakat kelasnya mereka sama saja, GILA. "Balik ke alam lo sana!" Bentak Andin emosi. Mereka tengah berbicara serius mengenai artis kesayangan mereka, tiba-tiba manusia macam Haekal datang mengganggu. Merusak suasana asli.

"Dih orang nanya mah dijawab. Pelit banget lo pada. Awas aja pentas tahun ini gamau gue lo dandan-dandanin."

"Ga peduli, udah sono." Kata Ira ingin Haekal buru-buru menghilang dari hadapannya.

Haekal beranjak dari komplotan Ira, matanya memindai golongan mana lagi yang akan menjadi persinggahannya. Matanya berbinar melihat Nindi dan Ratu yang sedang asik di belakang kelas.

"Ikut dong." Rengeknya, berlari menuju belakang kelas. Ucapan syukur keluar dari golongan Ira karena berhasil mengusir Haekal menuju alam yang lain. Harap-harap khawatir karena target selanjutnya adalah Nindi.

"Kal jangan sekarang deh Kal, gue lagi males banget berantem sama lo." Katanya lelah sambil menaruh ponselnya di meja, memposisikan supaya dapat berdiri dengan bantuan kursi depannya.

"Sekali aja Nin, gue pengen masuk feed tik-tok lo. Kali aja abis itu gue ada endorsan." Katanya ngawur membuat Nindi berdecak kesal.

"Jangan gila tapi, awas aja lo bikin rusuh tik-tok gue."

"Iya-iya." Katanya girang kemudian memposisikan berdiri diantara Nindi dan Ratu yang telah berpose manja di depan kamera. Memang dua orang ini adalah artis sekolah. Tiap hari ke sekolah pasti dengan warna bibir yang beda, walaupun masih dikategorikan pink, tapi pink nya akan berubah-ubah setiap mata melihat. Belum lagi warna rambutnya yang sangat minta dielus oleh guru BK. Tas nya yang akan selalu menggelegar cetar membahana.

Jeno'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang