Kenangan 12 Oktober

543 34 6
                                    

Hai, semuanya. Bagaimana kabar kalian? Kuharap kalian selalu dalam keadaan baik dan juga sehat. Sebelum mulai bercerita, aku ingin tahu bagaimana perasaan kalian ketika seseorang yang kalian sukai menyatakan perasaan pada kalian? Tentu saja pasti senang dan bahagia seakan mimpi yang berwujud menjadi nyata. Hal itulah yang juga kurasakan, sangat membahagiakan dan begitu kusyukuri karena orang yang kusukai pun membalas perasaanku.

Hari ini aku ingin menceritakan suatu kisah mengenai diriku dan Kak Heeseung, lebih tepatnya kejadian di mana Kak Heeseung menyatakan perasaannya padaku. Padahal aku yang pertama kali menyukainya, tapi justru ia yang bergerak lebih dulu. Sejak hari itu pun kami pun resmi menjadi sepasang kekasih. Baiklah, tanpa berlama-lama akan kumulai saja ceritanya dan semoga kalian menyukainya.

* * *

Aku mengenal Kak Heeseung sebagai seniorku di klub tari. Aku sudah mengaguminya sejak pertama kali melihatnya. Kami memang terlihat akrab bahkan sering digoda oleh anggota klub, mereka berharap agar kami menjadi sepasang kekasih. Biasanya Kak Heeseung hanya menanggapinya dengan santai sementara aku hanya menahan malu. Sepertinya mereka semua sudah tahu kalau aku menyukai Kak Heeseung, mungkin terlihat begitu jelas di wajahku padahal kupikir sudah kusembunyikan dengan baik.

Aku sungguh tidak tahu bagaimana perasaan Kak Heeseung padaku atau bagaimana ia melihatku. Kami memang dekat, tapi Kak Heeseung selalu baik dengan siapa pun. Sikapnya yang baik dan ramah itu tentu akan membuat orang yang didekatnya dapat salah paham termasuk diriku. Tapi aku sempat mendengar beberapa anggota lain mengatakan jika perhatian Kak Heeseung padaku berbeda, bagi mereka aku diperlakukan spesial olehnya.

Aku tentu senang mendengar hal tersebut, tapi aku tak menemukan bagian mana Kak Heeseung memperlakukanku secara spesial. Entahlah, mungkin aku yang tak menyadarinya. Kalau pun sadar aku tak ingin terlalu senang dan berakhir dengan salah paham. Terkadang memang kusadari ada beberapa sikap Kak Heeseung yang hampir selalu membuatku salah paham, lebih tepatnya jantungku berdebar-debar baik dari segala perhatian maupun tingkah lakunya akhir-akhir ini.

Suatu hari Kak Heeseung tiba-tiba mengajakku ke suatu tempat. Ia berkata ada hal penting yang ingin disampaikannya padaku. Aku bertanya-tanya hal penting apa yang ingin disampaikannya tersebut, bisa saja dia katakan sekarang. Tapi tiba-tiba aku merasa malu dan gugup ketika Kak Heeseung berkata jika ia sangat menantikan kencannya ini denganku. Kuulangi, Kak Heeseung baru saja mengajakku berkencan.

Aku memang pernah beberapa kali pergi bersama Kak Heeseung, tapi lebih sering bersama anggota klub lainnya. Kalau pun pergi berdua hanya sekedar membahas urusan klub atau sekedar mengobrol ringan. Tapi kali ini sepertinya berbeda, mungkin bisa kukatakan bahwa ajakannya kali ini adalah kencan. Saat memikirkan hal tersebut sudah membuatku merasa senang sekaligus gugup. Kuharap pemikiranku ini tidak salah.

Hari yang sangat kunanti pun tiba. Sekarang sedang bulan Oktober, masih musim gugur. Cuaca mulai dingin dan jalan-jalan penuh dengan guguran daun. Aku sudah mempersiapkan diriku dengan sebaik-baiknya. Padahal malam harinya aku sama sekali tidak bisa tidur karena terlalu gugup. Aku tidak tahu apa yang akan dikatakannya jika melihat penampilanku. Tidak ingin terlambat aku pun segera menuju ke tempat janjian di depan taman. Setelah sampai di taman aku sudah melihat dirinya sedang berdiri, mungkin saja dia sudah lama menungguku.

"Kak Heeseung," panggilku sambil melambaikan tangan. Ia membalas lambaian tanganku. "Maaf, aku terlambat."

"Kau tidak terlambat. Masih tersisa sebelas menit dari waktu yang dijanjikan," kata Kak Heeseung sambil melirik jam tangannya. "Jadi, kau tidak perlu terburu-buru, Sunghoon."

Aku benar-benar terpesona melihat senyuman serta penampilan Kak Heeseung hari ini. Biasanya dia selalu mempesona, tapi hari ini berbeda. Mungkin saja karena pertemuan kali ini juga berbeda, seperti kencan. Aku terdiam beberapa menit menatapnya. Kali ini ia mengenakan kaos hitam serta kemeja merah marun berlengan panjang yang seluruh kancingnya terbuka serta celana panjang hitam. Laki-laki di hadapanku ini benar-benar tampan hingga membuatku tak bosan menatapnya.

Cerita Singkat-Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang