Sunghoon mengetuk pintu kamar seseorang dan si pemilik kamar mengizinkannya masuk. Matanya bertemu dengan si pemilik kamar yang tengah membaca buku dan langsung tersenyum ketika melihat kedatangannya. Sunghoon membalas senyuman lelaki itu dan duduk di pinggir kasur sambil menyerahkan nampan berisi makanan.
"Waktunya makan, Kang Taehyun. Tinggalkan buku-bukumu itu dulu dan segera habiskan makananmu," kata Sunghoon pada lelaki yang dipanggilnya Taehyun itu.
"Wah, perawatku ini galak sekali," kekeh Taehyun yang menerima nampan dari Sunghoon. "Harusnya kau lebih lembut pada pasienmu ini."
"Aku selalu bersikap lembut padamu. Tapi kau itu kadang keras kepala, makanya aku mengomelimu, Tuan Kang Taehyun," balas Sunghoon cemberut.
"Baiklah, baiklah, aku akan mendengarkanmu," sahut Taehyun tersenyum.
Sunghoon melirik kaki Taehyun yang tengah diperban. Tiap kali melihat itu Sunghoon selalu merasa bersalah pada Taehyun karena ialah penyebab lelaki itu cedera. Taehyun menyadari arah pandangan Sunghoon yang terfokus pada kakinya tersebut.
"Jangan berwajah seperti itu. Sudah berapa kali kubilang kalau aku tidak apa-apa. Aku pasti akan segera sembuh," ujar Taehyun dan membuat Sunghoon menoleh padanya dengan raut wajah khawatir.
"Apakah masih sakit?" Tanya Sunghoon.
"Yah, kadang-kadang. Jadi jangan khawatir lagi ya," ujar Taehyun berusaha menenangkan Sunghoon.
"Tapi tetap saja aku merasa bersalah karena aku yang membuatmu terluka seperti ini. Cedera ini jadi menghambatmu untuk melakukan apa pun," ujar Sunghoon murung. "Kau seperti ini karena melindungiku yang ceroboh."
"Aku tidak apa-apa. Aku justru lebih tidak ingin melihatmu yang terluka seperti ini. Sudahlah jangan bahas ini lagi, aku sudah merasa berterima kasih atas kepedulianmu selama merawatku," kata Taehyun sambil mengelus kepala Sunghoon. "Lagipula aku bukan terluka karena perang, aku cuma terkilir."
"Aku serius, Taehyun. Aku benar-benar khawatir padamu, kau malah bisa setenang ini," sahut Sunghoon.
"Aku tahu kau khawatir padaku. Tapi sudah cukup ya. Lebih baik kau menyuapi pasienmu ini. Kau tidak keberatan dengan permintaanku ini kan, perawat Park?" Pinta Taehyun dengan senyum polosnya.
"Baiklah. Ngomong-ngomong, selama sakit kau jadi manja ya," ujar Sunghoon sambil mengambil mangkuk nasi dari nampan.
"Kalau dirawat oleh perawat semanis dirimu tentu saja pasien manapun akan jadi ingin bermanja denganmu," sahut Taehyun tersenyum.
"Benarkah kau Kang Taehyun yang kukenal? Kau kan paling tidak suka berkata-kata manis seperti itu," kekeh Sunghoon yang bersiap menyuapi Taehyun. "Nah, buka mulutmu."
Taehyun menerima suapan dari Sunghoon. Hal itu terus dilakukan hingga makanan Taehyun habis. Sebenarnya ia memang tidak suka bermanja seperti ini dengan seseorang, tapi pengecualian untuk lelaki manis itu. Sunghoon meletakkan nampan berisi peralatan makanan tersebut di atas meja belajar. Ia tidak segera beranjak dari kamar Taehyun dan memilih untuk mengobrol dengan lelaki itu. Taehyun pun dengan senang hati menghabiskan waktunya dengan Sunghoon.
Taehyun mendengarkan dengan seksama tiap kali Sunghoon bercerita padanya tentang apa pun. Ia lebih suka melihat lelaki manis itu ceria dan tersenyum cerah seperti itu daripada berwajah murung seperti beberapa saat lalu. Baginya keberadaan Sunghoon di sisinya setidaknya dapat membuatnya tak terlalu memikirkan kondisi kakinya yang sakit. Ia bahkan selalu memastikan untuk menghindari Sunghoon membahas topik tersebut karena ia tak suka melihat si manis selalu merasa bersalah padanya.
Sehari yang lalu Taehyun mengalami terkilir karena menolong Sunghoon yang terpeleset dari tangga. Saat itu Sunghoon tengah membawa kardus berisi barang-barang tak berguna, namun karena kurang berhati-hati ia tidak memperhatikan langkahnya. Beruntunglah Taehyun berada di sekitar tangga dan refleks menolong Sunghoon. Si manis selamat dan tak mengalami luka apa pun, tapi si penolong justru mengalami terkilir di kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Singkat-Kisah Kita
Romantizm"Hanya berbagai macam cerita seputar Heeseung dan Sunghoon" 🦌🐧