Sunghoon sedang menatap kotak berisi cokelat pemberian dari Heeseung. Beberapa saat yang lalu lelaki itu datang ke kamarnya sambil membawa kotak tersebut. Sunghoon tentu senang ketika mendapati seseorang memberinya cokelat apalagi dari lelaki tampan bermata rusa itu.
"Aku membuatnya spesial untukmu. Selamat hari Valentine, Sunghoon," ujar Heeseung sambil tersenyum lembut.
"Terima kasih, hyung. Kenapa kau malah repot-repot membuatnya?" Tanya Sunghoon penasaran.
"Karena aku hanya ingin kau memakan cokelat yang kubuat, hanya cokelatku saja," jawab Heeseung sambil mengusap pelan kepala Sunghoon. "Jadi jangan terima cokelat dari siapa pun ya."
Sunghoon hanya menganggukan kepalanya setelah mendengar ucapan Heeseung. Wajahnya perlahan merona melihat senyuman si tampan terutama kepalanya yang masih diusap lembut lelaki itu. Heeseung segera menarik tangan Sunghoon dan membawanya untuk duduk di tepi tempat tidur.
"Cicipilah, aku ingin kau segera mencobanya," kata Heeseung sambil menunjuk kotak cokelat di pangkuan Sunghoon. "Semoga sesuai dengan seleramu."
Tanpa membuang waktu Sunghoon segera mencicipi cokelat buatan Heeseung. Cokelat manis itu mulai meleleh di mulutnya. Rasa cokelat buatan Heeseung sangat enak dan memabukan.
"Bagaimana, apa kau suka?" Tanya Heeseung penasaran.
"Cokelatnya enak, hyung," puji Sunghoon dan ekspresi wajah Heeseung tampak puas. "Tapi cokelat ini tidak hanya manis, aku merasa ada rasa lainnya juga," tambah Sunghoon yang kembali mencicipi cokelat tersebut.
"Ah, aku lupa bilang. Aku mencampur sedikit brandy ke dalam cokelat ini. Aku ingin membuat cokelat yang berbeda," jelas Heeseung.
"Hyung menambahkan brandy?" Tanya Sunghoon memastikan dan dijawab anggukan oleh Heeseung.
"Kenapa? Apa kau tidak suka?" Tanya Heeseung.
"Bukan begitu, hyung. Rasanya enak, tapi aku jadi merasa sedikit pusing. Apa aku menjadi mabuk karena cokelat ini?" Sunghoon mulai memegang kepalanya.
Sunghoon nyaris menjatuhkan kotak cokelat di pangkuannya. Untunglah Heeseung segera menangkapnya dan meletakannya di sisi tempat tidur yang kosong.
"Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Heeseung khawatir. "Sepertinya brandy yang kumasukan mungkin terlalu banyak."
"Jadi sebenarnya berapa banyak brandy yang kau masukan, hyung?" Balas Sunghoon.
"Entahlah, kurasa tidak sebanyak itu. Sepertinya lain kali aku harus berhati-hati mengukur takarannya," jawab Heeseung tersenyum seakan yang dilakukannya bukanlah kesalahan besar.
Heeseung memperhatikan ekspresi wajah Sunghoon yang mulai memerah. Matanya perlahan mulai sayu. Pandangannya segera tertuju pada bibir menggoda yang terlihat terbuka itu seakan mengundang Heeseung untuk mencicipinya dan merasakan sisa-sisa cokelat di mulut Sunghoon.
"Tapi kalaupun aku melakukan kesalahan aku tidak akan menyesalinya jika harus melihat ekspresimu saat ini," kata Heeseung sambil menyentuh pipi Sunghoon dengan sebelah tangannya. "Bagaimana aku mengatakannya ya, saat ini kau terlihat begitu erotis," bisik Heeseung di telinga Sunghoon.
"A-apa yang kau katakan, hyung?" Sunghoon perlahan memundurkan wajahnya dari Heeseung.
Heeseung hanya terkekeh melihat respon Sunghoon. Wajah lelaki manis itu benar-benar merah padam apalagi setelah mendengar perkataannya tadi. Sunghoon yang merasa malu hanya bisa menutup wajah dengan kedua tangannya saat menyadari tatapan intens Heeseung.
Heeseung menyingkirkan tangan Sunghoon yang menutupi wajahnya. Saat kedua mata mereka bertemu Sunghoon segera mengalihkan wajahnya ke arah lain. Ia tidak berani menatap mata Heeseung dan di satu sisi kepalanya semakin bertambah pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Singkat-Kisah Kita
Romantizm"Hanya berbagai macam cerita seputar Heeseung dan Sunghoon" 🦌🐧