Ada seseorang yang saat ini sedang kuperhatikan. Dia adalah salah satu hyung di grupku. Sosoknya begitu cantik, indah dan rupawan. Tiga hal itu sudah cukup untuk menggambarkannya. Dia tidak lain adalah Park Sunghoon, hyung menawan kesayangan kami.
Saat mengetahui bahwa aku akan satu grup dengan Sunghoon hyung membuatku sangat senang. Aku berpikir kami akan bisa menghabiskan waktu bersama-sama selama kami segrup. Bahkan dalam sekejap ia telah menjadi sosok kakak yang begitu perhatian pada kami sebagai adik-adiknya. Walaupun begitu kadangkala Sunghoon hyung itu juga cerewet dan mengomel dengan wajah manisnya itu.
Aku tahu jika para hyung yang lain menyukai Sunghoon hyung. Wajar saja jika mereka menyukai sosok indahnya dan berlomba-lomba ingin memilikinya. Bahkan bukan pemandangan yang aneh jika melihat para hyung saling bersaing memperebutkan perhatian Sunghoon hyung hingga membuat hyung manis itu kerepotan dan sakit kepala.
“Mereka itu benar-benar merepotkan. Selalu saja membuatku sakit kepala,” keluh Sunghoon hyung sambil memasang wajah cemberut.
Aku memperhatikan Sunghoon hyung yang sedang duduk di sampingku. Lihatlah ekspresi cemberut yang justru terlihat menggemaskan itu. Tidak sadarkah ia ekspresi menggemaskan yang dibuatnya itu tidak baik untuk kesehatan jantung bagi siapa pun yang melihatnya.
“Itu karena hyung menggemaskan,” kataku sambil menusuk pelan pipinya dengan jari telunjukku.
“Hei, aku ini tampan,” protes Sunghoon hyung.
“Aku tahu hyung tampan. Tapi tetap saja hyung terlihat cantik, indah dan menawan. Bahkan saat pertama kali melihatmu, kau sudah membuat orang-orang terpesona padamu,” kataku sambil memujinya.
“Apa kau sedang merayu hyung?” Tanya Sunghoon hyung.
“Aku cuma bicara yang sejujurnya, hyung,” jawabku.
Aku memang tidak bermaksud menggoda Sunghoon hyung. Semua yang kuucapkan adalah kejujuran dan kuyakin banyak yang setuju dengan pendapatku. Lagipula aku tidak pandai merangkai kata-kata manis seperti yang sering diucapkan para hyungku saat merayu Sunghoon hyung.
Jika membicarakan para hyung yang menyukai Sunghoon hyung, aku juga sering memperhatikan tindakan mereka. Baik cara mereka berbicara maupun memperlakukan Sunghoon hyung dengan begitu spesial. Bahkan Sunghoon hyung pun kadang luluh juga dengan perilaku mereka.
Walaupun ketiga hyungku telah menunjukan dengan jelas perasaan mereka, tapi hingga saat ini belum ada yang dipilih oleh Sunghoon hyung. Namun, mereka tetap tidak berhenti berusaha dan aku cukup terkesan dengan usaha para hyungku. Mereka benar-benar pantang menyerah.
“Kenapa hyung masih belum memilih salah satu dari mereka?” Tanyaku pada Sunghoon hyung.
“Tidak biasanya kau bertanya," balas Sunghoon hyung.
“Aku hanya penasaran. Apa memang tidak ada yang hyung sukai di antara mereka?" Tanyaku lagi.
“Hm, tentu saja hyung menyukai mereka. Tapi kalau harus memilih salah satu benar-benar sulit,” ujar Sunghoon hyung.
“Kalau begitu pilih semuanya saja, asal hyung bisa berlaku adil,” balasku asal.
“Yang benar saja? Hyung tidak seserakah itu,” gerutu Sunghoon hyung.
“Maaf, aku cuma asal bicara. Kalau begitu pilih saja orang lain selain mereka,” saranku.
“Sudahlah, hyung tidak mau membahasnya. Apa kau kemari hanya untuk membahas hal ini?” Sunghoon hyung berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Tidak juga. Aku tiba-tiba kepikiran saja. Lagipula jarang sekali aku bisa menghabiskan waktu dengan hyung seperti ini,” kataku ceria.
Tidak ada hal spesial yang kulakukan bersama Sunghoon hyung. Kami hanya bermain game atau sekedar berbicara. Namun, entah kenapa aku merasa saat ini aku seperti sedang memonopolinya seorang diri. Selama ini sebagian waktunya selalu dihabiskan bersama para hyung yang berebutan untuk memonopolinya. Sunghoon hyung seakan-akan telah dicap sebagai milik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Singkat-Kisah Kita
Romansa"Hanya berbagai macam cerita seputar Heeseung dan Sunghoon" 🦌🐧