HS

868 41 13
                                    

Harum

Sore ini Heeseung dan Sunghoon sedang berada di ruang tengah sambil menonton TV. Namun, tampaknya Heeseung tak begitu memperhatikan acara yang sedang ditayangkan di TV tersebut. Saat ini fokusnya lebih tertuju pada lelaki manis yang berada di pangkuannya.

Sejak tadi Heeseung hanya sibuk memeluk Sunghoon dari belakang sambil mendusel-dusel kepalanya di bahu si manis. Tidak hanya itu sesekali ia juga menghirup aroma tubuh Sunghoon yang sangat disukainya. Sunghoon hanya merasa geli ketika merasakan hidung Heeseung di sekitaran lehernya.

"Hentikan, hyung. Geli," gumam Sunghoon, namun tampaknya diabaikan oleh Heeseung.

Sunghoon tiba-tiba terkejut ketika merasakan bibir Heeseung mengecup perlahan lehernya. Ia langsung menutup mulutnya, berusaha untuk tidak berteriak atau melenguh. Tubuh Sunghoon terlihat bergetar saat merasakan sentuhan Heeseung. Lelaki yang lebih tua justru tersenyum menyadari reaksi yang diberikan si manis.

"Tubuhmu harum sekali, Sunghoon. Aku suka menghirupnya apalagi kalau kau baru mandi seperti ini, sangat menenangkan," gumam Heeseung.

Sunghoon hanya bisa tersipu mendengar ucapan Heeseung. Ia yakin wajahnya saat ini sedang merona padam. Suhu tubuhnya yang tadi dingin karena baru selesai mandi pun tiba-tiba menjadi hangat karena pelukan Heeseung. Lelaki itu memang sangat suka memeluknya seperti ini sambil menghirup aroma tubuhnya terutama jika ia baru selesai mandi.

Bagi Heeseung keharuman tubuh Sunghoon tidak dapat dibandingkan dengan parfum manapun. Si manis tampaknya memiliki aroma yang hanya khusus dimiliki oleh tubuhnya. Keharumannya itulah yang membuatnya merasa rileks bila berada di dekat Sunghoon. Menurut Sunghoon lelaki itu terlalu berlebihan dalam mengungkapkannya, ia tetaplah membutuhkan parfum.

Heeseung bahkan mengumpamakan sosok Sunghoon bagaikan bunga yang indah. Tak hanya sekedar indah, namun juga bunga yang begitu harum hingga dapat menarik minat bagi siapa pun yang melihatnya. Heeseung tak ingin bunga yang dimilikinya ini direbut oleh orang lain, baginya orang lain hanya cukup sekedar mengagumi tanpa berniat menyentuh miliknya.

Heeseung tahu Sunghoon kini sedang menahan malu karena tindakannya. Namun, ia justru menikmati ekspresi malu-malu si manis. Sampai saat ini kadang Heeseung masih bertanya-tanya bahwa sungguhkah sosok manis yang seharum bunga ini benar-benar telah jatuh kepelukannya atau ini hanya sekedar mimpi. Tentu ia tak berharap ini hanyalah sekedar mimpi, sosok itu telah menjadi miliknya dan akan ia jaga sepenuh hati.

Sunghoon bukannya tidak suka bila dipeluk oleh Heeseung seperti ini. Ia tentu sangat menyukai pelukan hangat lelaki itu. Hanya saja kadang Heeseung suka tidak memperhatikan sekelilingnya saat melakukannya. Seperti saat ini ia memeluk Sunghoon ketika mereka dan para member lain sedang menonton bersama di ruang tengah. Hal inilah yang membuat Sunghoon sejak tadi menahan malu.

"Lepaskan aku, hyung. Tidak enak dilihat yang lain," pinta Sunghoon.

"Tidak mau. Biarkan saja mereka melihatnya," jawab Heeseung. "Kau tahu, Sunghoon. Sosok indahmu bagaikan bunga yang telah berakar di hatiku, begitupula cintaku. Kau tidak akan bisa pergi kemana pun selain hatiku."

"J-jangan malah merayuku, hyung. Kau membuatku semakin malu," ujar Sunghoon tersipu.

"Aku hanya berkata terus terang," balas Heeseung.

Heeseung lalu menyentuh wajah Sunghoon dan berusaha membawanya mendekat ke wajahnya. Sunghoon tentu panik ketika melihat wajah Heeseung yang semakin mendekat padanya. Tiba-tiba sebuah bantal melayang ke arah mereka hingga menghentikan sesaat kegiatan keduanya.

"Pergi ke kamar sana! Jangan pamer-pamer kemesraan di sini!" Omel Jay yang sepertinya sudah tidak tahan melihat pasangan itu. Matanya sakit karena disuguhi pemandangan seperti itu.

Cerita Singkat-Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang